Rencana Strategis Badan Lingkungan Hidup Provinsi DIY

LAPORAN AKHIR RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012 45 • Kawasan pantai selatan untuk pembangkit listrik tenaga angin dan gelombang laut di Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Gunungkidul;dan • kawasan teknologi tinggi di wilayah Gunung Merapi Kabupaten Sleman. b. Kawasan strategis lindung dan budidaya Kawasan strategis lindung dan budidaya terdiri atas : • Kawasan strategis nasional meliputi Taman Nasional Gunung Merapi seluas 1.743,250 ha di Kecamatan Turi,Cangkringan dan Pakem Kabupaten Sleman. • Kawasan strategis provinsi meliputi : − kawasan ekogeowisata karst di Kabupaten Gunungkidul; − kawasan Parangtritis dan gumuk pasir di Kabupaten Bantul;dan − kawasan Pantai Wedi Ombo di Kabupaten Gunungkidul.

2.3.4 Rencana Strategis Badan Lingkungan Hidup Provinsi DIY

Rencana Strategis yang disusun oleh Badan Lingkungan Hidup Provinsi DIY dan disahkan didalam Keputusan Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6603556 Tentang Rencana Strategis Badan Lingkungan Hidup Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2009-2013, meliputi : 1. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup dengan rencana kegiatan, sebagai berikut : • Pengelolaan kualitas air sungai, air tanah, dan air laut; • Pencemaran air dari kegiatan industri; • Pencemaran udara; • Pestisida dari kegiatan pertanian; • Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap Lingkungan Hidup yang masih relatif rendah; • Penegakan hukum lingkungan; • Komitmen para pengambil keputusan untuk berpihak kepada kepentingan Lingkungan Hidup; • Pengelolaan limbah domestik dan kegiatan lainnya; • Pengelolaan sampah padat organik dan anorganik; • Mewujudkan estetika lingkungan; • Membangun komitmen para pengambil keputusan untuk berpihak kepada kepentingan Lingkungan Hidup. 2. Program perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam dengan Rencana Kegiatan, sebagai berikut : • Peningkatan kuantitas air tanah; • Penanganan akibat penambangan pasir galian golongan C; • Penanganan kerusakan gumuk pasir; • Pengelolaan vegetasi pantai; • Abarasi dan ablasi pantai; • Peningkatan kualitas sabuk hijau; • Rehabilitasi lahan kritis; • Pengendalian erosi tanah; • Pengendalian tanah longsor; • Penanganan kerusakan hutan; • Peningkatan fungsi daerah tangkapan air; • Pengelolaan keanekaragaman hayati; • Penanganan kerusakan karst; • Penanganan perubahan bentang lahan dan aih fungsi lahan; LAPORAN AKHIR RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012 46 • Membangun komitmen para pengambil keputusan untuk berpihak kepada kepentingan Lingkungan Hidup; • Penanganan terhadap pelanggaran sempadan sungai; • Penanganan terhadap penambangan emas tak berizin. 3. Program peningkatan kualitas dan akses informasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup dengan rencana kegiatan, sebagai berikut : • Peningkatan sinergitas antar pemangku kepentingan dalam pengelolaan Lingkungan Hidup. • Data dan informasi Lingkungan Hidup sebagai basis data dalam perencanaan pengelolaan Lingkungan Hidup. 4. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau dengan rencana kegiatan, sebagai berikut : • Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau; • Membangun komitmen para pengambil keputusan untuk berpihak kepada kepentingan Lingkungan Hidup.

2.4 Permasalahan Emisi Gas Rumah Kaca

Didalam pembahasan permasalahan emisi gas rumah kaca, pembahasan dilakukan secara umum dan secara khusus pada lokasi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

2.4.1 Permasalahan Umum Peningkatan Emisi Gas Rumah Kaca

Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbon dioksida CO 2 dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO 2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak, batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk menyerapnya. a. Energi yang masuk ke Bumi: b. 25 dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer c. 25 diserap awan d. 45 diserap permukaan bumi e. 5 dipantulkan kembali oleh permukaan bumi Energi yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar inframerah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO 2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda. Selain gas CO 2 , yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah belerang dioksida, nitrogen monoksida NO dan nitrogen dioksida NO 2 serta beberapa senyawa organik seperti gas metana dan klorofluorokarbon CFC. Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca. Sebagai akibat dari pengaruh gas rumah kaca adalah meningkatnya suhu permukaan bumi yang mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrem di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar. Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-rata bumi 1- 5 °C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 °C sekitar tahun 2030. Dengan