Transportasi Laut Kondisi Transportasi di Provinsi DIY

LAPORAN AKHIR RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012 31 Tujuan Penerbangan Pesawat Barang Paket Pos Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat Denpasar 1,451,896 1,500,704 200,201 419,118 4,830 13910 JakartaHalim Perdana Kusumah 4,334 5,654 1,705 651 14,457 515 JakartaSoekarno-Hatta 7,009,517 7,868,932 3,983,070 3,451,217 29,423 166687 Kebumen Kudus Lokal Pontianak 310,656 386,902 23,837 176,498 41,729 654 Return To Apron 4,146 Surabaya 682,932 831,766 42,768 144,084 125,137 Ujung Pandang 466,023 600,158 42,047 581,842 120 Solo Mataram Bandar Lampung Malang 200 Semarang Curug Kendari Medan 2,108 Padang 2,236 Batutulis Magelang Purwokerto Jambi MANCA NEGARA 579262 938289 56811 310639 Kuala Lumpur 77178 566327 50461 226018 Singapura 502084 371812 6350 84621 Bangkok Hongkong Brunai 150 TOTAL 12,871,159 15,317,940 4,751,830 7,503,375 255,510 181,940 Sumber : Data Provinsi DIY dalam Angka, Tahun 2011

2.1.5.3 Transportasi Laut

Di sektor transportasi laut di Provinsi DIY terdapat Tempat Pendaratan Kapal TPK yang berfungsi sebagai pendaratan kapal pendaratan pencari ikan dan tempat wisata pantai. Terdapat 19 titik TPK yang dilayani oleh ± 450 kapal nelayan. Diantaranya disekitar kawasan pantai Sadeng, kawasan sekitar pantai Glagah. Secara lebih jelasnya dapat dilhat pada gambar berikut ini. LAPORAN AKHIR RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012 32 Gambar 2.10 Pelabuhan Perikanan Sadeng dan Glagah di Provinsi DIY

2.2 Kondisi Perekonomian Wilayah

2.2.1 Perdagangan Dalam Negeri

Ketersediaan bahan pokok strategis seperti beras memperoleh perhatian Pemerintah dalam hal pengadaan dan distribusi guna mengendalikan keseimbangan antara pasokan dan permintaan. Program ini bertujuan menjaga kestabilan harga beras di pasaran. Pada tahun 2010, persediaan beras yang dikuasai oleh Badan Urusan Logistik BULOG Divre Yogyakarta mencapai 44.351,4 ton atau turun 35,97 persen dari tahun 2009 dan disalurkan sebesar 38.391,22 ton 86,56 persen. Sebagian besar penyaluran beras adalah untuk Operasi Pasar Khusus yaitu 97,17 persen, dan selebihnya 2,83 persen untuk konsumen lainnya.

2.2.2 Ekspor dan Impor

Perkembangan transaksi ekspor dan impor menunjukkan dinamika perekonomian suatu wilayahnegara dalam konteks hubungan antar wilayahnegara. Aktivitas ini juga mengisyaratkan kemampuan daya saing produk-produk suatu negara dalam perdagangan global. Data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi D.I. Yogyakarta mencatat nilai ekspor daerah ini tahun 2010 mencapai US 140,23 juta, meningkat sebesar 29,01 persen dari tahun 2009 yang sebesar US 108,70 juta. Sebagian besar volume produk diekspor melalui Tanjung Mas sebagai pelabuhan laut terdekat dengan Provinsi D.I. Yogyakarta yakni sekitar 55,84 persen. Dilihat menurut komoditas, persentase nilai ekspor didominasi oleh pakaian jadi, mebel kayu dan sarung tangan kulit masingmasing sebesar 30,07 persen, 12,97 persen dan 12,30 persen, sarung tangan kulit sintetis 10,44 persen, serta kerajinan kertas 4,29 persen. Andil kelima produk tersebut mencapai 70,07 persen dari total nilai ekspor. Amerika Serikat menjadi negara tujuan utama ekspor Provinsi D.I.Yogyakarta yang pada tahun 2010 melakukan transaksi sebesar US 47,23 juta atau sekitar 33,68 persen dari total nilai ekspor. Disusul oleh Jerman, Korea Selatan, Jepang, Inggris dan Perancis yang masing-masing sebesar 11,31 persen, 7,61 persen, 6,73 persen, 3,89 persen dan 3,78 persen. Sisanya 32,99 persen dikirim ke negara-negara lainnya. Untuk kegiatan impor, mulai tahun 2001 ada kebijakan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan bahwa pelaku impor diharuskan untuk melaporkan kegiatan impor mereka. Sedangkan sebelumnya tidak ada kewajiban tersebut. Kebijakan ini berpengaruh pada data impor tahun 2001 yang melonjak cukup tajam dibandingkan data tahun-tahun sebelumnya