LAPORAN AKHIR
RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012
156
Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun, Tahun 2012
Gambar 4.42 Estimasi Perhitungan Gas Rumah Kaca Sektor Transportasi Sampai
dengan Tahun 2020
4.2.2 Usulan Aksi Mitigasi Sektor Berbasis Lahan Peternakan
Usulan aksi mitigasi untuk sektor berbasis lahan pertanian dan peternakan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah, sebagai berikut :
4.2.2.1 Pemanfaatan Kotoran Ternak untuk Biogas
Ketika kotoran ternak disimpan dalam kondisi anaerob pada temperatur lebih tinggi dari 15
o
C maka bakteri metanogenik akan memproduksi metana SURYAHADI et al., dokumen tidak dipublikasi. Emisi metana yang berasal dari fermentasi anaerob dapat digunakan
sebagai sumber energi. Pengelolaan kotoran ternak dengan teknik pemanfaatan energi metana dalam bentuk biogas dapat menurunkan 70 emisi metana ke atmosfer
SURYAHADI et al., dokumen tidak dipublikasi. Jika sistem pengembangan biogas ini diterapkan maka, 16,5 Gg gas methane hasil perhitungan pada kondisi eksisting akan dapat
dikurangi hingga mencapai angka 4,94 Gg.
2010 2011
2012 2013
2014 2015
2016 2017
2018 2019
2020 Tanpa Optimasi Simpang 59
Simpang 130,39 141,08 152,65 165,17 178,71 193,37 209,22 226,38 244,94 265,03 286,76
Optimasi Simpang 59 Simpang tereduksi -19.34
115,05 124,48 134,69 145,74 157,69 170,62 184,61 199,75 216,12 233,85 253,02 BAU Total
195,08 211,08 228,38 247,11 267,38 289,30 313,02 338,69 366,46 396,51 429,03 Memahalkan Kendaraan Pribadi -
61,2 75,69
81,90 88,61
95,88 103,74 112,25 121,45 131,41 142,19 153,85 166,46 Smart Driving
3,23 3,50
3,79 4,10
4,43 4,80
5,19 5,62
6,08 6,57
7,11 Persilangan Tidak Sebidang
176,22 192,22 209,52 228,25 248,52 270,44 294,16 319,83 347,60 377,65 410,17 0,00
50,00 100,00
150,00 200,00
250,00 300,00
350,00 400,00
450,00 500,00
G g
t a
h u
n
LAPORAN AKHIR
RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012
157
Gambar 4.43 Konsep Pengembangan Biogas
4.2.2.2 Pemanfaatan Kotoran Ternak untuk Pupuk Kompos
Hasil akhir berupa padatan dari limbah biogas dapat digunakan sebagai pupuk organik berbagai tanaman. Jika kotoran ternak disimpan dalam kondisi aerob dengan cara membalik
secara teratur, maka proses pengomposan akan terjadi. Dalam proses ini tidak terbentuk gas metana tetapi yang terbentuk hanyalah gas CO
2
. Proses ini menjadikan kompos lebih stabil yang kemudian digunakan untuk pupuk berbagai tanaman. Proses pengomposan
limbah serat pertanian dapat memberikan penurunan emisi metana ke atmosfer hingga mendekati 100 IPCC, 1995.
Satu kg kotoran ternak melepaskan sekitar 208-268 liter gas metana ke atmosfer AMON et al., 2007. Produksi gas metana dari kotoran ternak bervariasi tergantung dari ransum yang
diberikan. Ternak dengan ransum bergizi tinggi akan menghasilkan kotoran dengan kandungan metana yang rendah. Jumlah ruminansia besar penghasil kotoran terbanyak
adalah sapi potong dengan populasi 11,4 juta ekor pada tahun 2007 DITJENNAK, 2007. Namun demikian, ternak lain juga memproduksi kotoran dan gas metana yang cukup
signifikan. Emisi rumah kaca asal limbah peternakan yang utama adalah CH
4
dan N
2
O. CH
4
merupakan hasil akhir dari limbah cair dan limbah padat dalam kondisi anaerob. Intensitas produksi gas metana dipengaruhi oleh kandungan bahan organik limbah serta suhu dan
lamanya proses pembentukan kompos. N
2
O merupakan hasil akhir dari limbah dalam kondisi aerob yang sangat mudah ditemukan pada limbah padat atau urin ternak yang baru
diekresikan. Penggunaan jerami pada sistem litter akan meningkatkan emisi rumah kaca asal N
2
O sebesar 120, sehingga penggunaan litter berbahan dasar jerami tidak direkomendasikan meskipun sistem ini diperlukan untuk
kesehatan ternak. Dengan demikian penurunan emisi rumah kaca asal limbah peternakan diantaranya adalah dengan melakukan pembersihan limbah cair dengan segera dan diikuti
dengan penyimpanan secara anaerobik seperti dalam digester biogas guna mengurangi produksi N
2
O serta memanfaatkan CH
4
sebagai bioenergi.
LAPORAN AKHIR
RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012
158
Gambar 4.44 Kompos Hasil dari Biogas
4.2.2.3 Estimasi Gas Rumah Kaca Eksisting dan Usulan Aksi Mitigasi Sektor Peternakan Sampai dengan Tahun 2020
Berdasarkan hasil perhitungan BAU Baseline Tahun 2010-2020, maka dapat dilihat kondisi Gas Rumah Kaca eksisting, serta dapat dilihat pula hasil perhitungan dengan melakukan
aksi mitigasi sampai dengan Tahun 2020 untuk sektor Peternakan. Secara lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.76 Estimasi BAU dan Usulan Aksi Mitigasi Gas Rumah Kaca Sektor
Peternakan Sampai dengan Tahun 2020
Keterangan 2013
2016 2020
BAU 29.94
54.34 120.30
Mitigasi Biogas 20.96
38.04 84.21
Mitigasi Kompos 16.77
30.43 67.37
Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun, Tahun 2012
Hasil perhitungan Gas Rumah Kaca pada tabel diatas dapat dilihat hasil estimasi dan kondisinya pada gambar grafik berikut ini.
Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun, Tahun 2012
Gambar 4.45 Estimasi Perhitungan Gas Rumah Kaca Sektor Lahan Peternakan
Sampai dengan Tahun 2020
2010 2011
2012 2013
2014 2015
2016 2017
2018 2019
2020 BAU
16,50 20,12
24,55 29,94
36,52 44,55
54,34 66,29
80,86 98,63
120,30 Mitigasi Biogas
11,55 14,09
17,18 20,96
25,57 31,18
38,04 46,40
56,60 69,04
84,21 Mitigasi Kompos
9,24 11,27
13,75 16,77
20,45 24,95
30,43 37,12
45,28 55,23
67,37 0,00
20,00 40,00
60,00 80,00
100,00 120,00
140,00
C H
4 G
g
LAPORAN AKHIR
RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012
159
4.2.3 Usulan Aksi Mitigasi Sektor Kehutanan