Perkebunan Kehutanan Peternakan Aktivitas Pertanian

LAPORAN AKHIR RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012 16 buahanserta tanaman hias. Data tanaman hias tidak disajikan karena pengumpulan datanya tidak rutin setiap tahun. Pada tahun 2010, produksi padi tercatat sebesar 823.887 ton menurun sebesar 1,68 persen dari tahun 2009 dengan rincian 78,51 persen merupakan padi sawah dan 21,49 persen padi ladang. Dengan luas panen masingmasing sebesar 106.907 ha dan 40.151 ha diperoleh angka produktivitas sebesar 60,5 kuintal per ha untuk padi sawah dan 44,1 kuintal per ha untuk padi ladang. Produksi palawija didominasi oleh komoditas ubi kayu sebesar 1.114.665 ton, kemudian jagung sebesar 345.576 ton serta kacang tanah dan kedelai masing-masing 58.918 ton dan 38.244 ton. Adapun ubi jalar, kacang hijau, serta cantel relatif kecil masingmasing 6.484 ton, 610 ton, dan 228 ton. Komoditas yang mengalami kenaikan produksi apabila dibandingkan dengan tahun 2009 adalah kacang hijau, jagung dan ubi kayu, masingmasing sebesar 28,96 persen, 9,73 persen serta 6,39 persen. Sedangkan cantel, kacang tanah, kedelai dan ubi jalar mengalami penurunan masing-masing sebesar 23,49 persen, 10,59 persen, 5,05 persen dan 3,04 persen. Tanaman sayur-sayuran yang banyak dihasilkan adalah bawang merah, cabe besar dan sawi masing-masing sebesar 19.950 ton, 13.049 ton, 6.756 ton. Bawang merah dan sawi masing-masing mengalami kenaikan produksi sebesar 0,95 persen dan 18,68 persen; sedangkan cabe besar menurun 13,69 persen. Adapun produksi jenis tanaman sayur- sayuran lainnya relatif kecil. Pada tahun 2010, produksi salak mencapai 57.801,1 ton atau mengalami penurunan sebesar 7,62 persen dibandingkan dengan produksi tahun sebelumnya yang mencapai 62.571,7 ton. Buah-buahan lainnya yang mengalami penurunan produksi juga adalah mangga, durian, jambu biji, rambutan, alpukat, pepaya, belimbing, melon, jeruk siam, dan pisang masing-masing sebesar 71,65 persen, 41,61 persen, 26,03 persen, 19,24 persen, 17,12 persen, 13,22 persen, 9,55 persen, 7,08 persen, 5,39 persen dan 3,62 persen. Sedangkan tanaman tahunan lainnya mengalami kenaikan Kenaikan produksi cukup besar terjadi pada buah sukun 1.527,97. Diikuti jeruk besar, manggis, semangka, jambu air, nangka, sawo, duku dan nanas masingmasing turun sebesar 52,41 persen, 44,65 persen, 15,32 persen, 14,97 persen, 4,29 persen, 4,23 persen, 3,98 persen dan 0,87 persen.

2.1.4.2 Perkebunan

Dari segi produksi, tanaman perkebunan yang cukup potensial di Provinsi D.I. Yogyakarta adalah kelapa dan tebu. Pada tahun 2010 produksi masing-masing komoditas mencapai 56.754,13 ton atau naik 6,77 persen dan 17.031,34 ton atau menurun 2,9 persen.

2.1.4.3 Kehutanan

D.I. Yogyakarta memiliki kawasan hutan yang terkonsentrasi di Kabupaten Gunungkidul seluas 79,59 persen dari keseluruhan 18,71 ribu ha. Sebagian besar dari kawasan hutan tersebut merupakan hutan produksi sebesar 71,66 persen, hutan lindung 12,36 persen dan hutan konversi 15,98 persen. Nilai produksi hutan pada tahun 2010 tercatat sebesar Rp 5.067,22 juta, meningkat sebesar 23,41 persen dibandingkan dengan tahun 2009 yang sebesar Rp 4.106,12 juta. Adapun luas Kawasan Hutan yang ada di wilayah Provinsi D.I. Yogyakarta dapat diperinci sbb : 1. Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam :2.990,5640 ha, terdiri dari : a. Taman Nasional TN : 1.728,3800 ha b. Taman Hutan Raya Tahura : 634,1000 ha c. Suaka Margasatwa SM : 615,6000 ha d. Cagar Alam CA : 11,4375 ha LAPORAN AKHIR RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012 17 e. Taman Wisata Alam TWA : 1,0465 ha 2. Hutan Lindung HL : 2.312,8000 ha 3. Hutan Produksi HP : 13.411,7000 ha

2.1.4.4 Peternakan

Populasi ternak di D.I. Yogyakarta tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 4,44 persen, dari 747.335 ekor pada tahun 2009 menjadi 780.551 ekor. Jenis ternak yang dominan adalah kambing, sapi, dan domba masing-masing sebesar 42,42 persen, 37,27 persen dan 17,51 persen. Sedangkan ternak lainnya 2,79 persen. Adapun jumlah populasi unggas pada tahun 2010 tercatat sebanyak 12,59 juta ekor, turun 2,1 persen dari tahun 2009 sebesar 12,86 juta ekor. Sekitar 30,66 persen dari seluruh unggas adalah ayam kampung, ayam ras 65,38 persen petelur 22,23 persen, pedaging 43,16 persen dan selebihnya 3,96 persen adalah itik. Untuk memenuhi konsumsi masyarakat, jumlah ternak yang dipotong mencapai 93.154 ekor pada tahun 2010, menurun sebesar 25,36 persen dibanding tahun sebelumnya. Ternak yang dipotong terdiri dari sapi 27,58 persen, domba 42,19 persen, kambing 29,65 persen, kuda sebesar 0,59 persen serta kerbau sebesar 0,0 persen. Adapun jumlah unggas yang dipotong mencapai 18,58 juta ekor, terdiri dari 16,35 persen ayam kampung, 82,96 persen ayam ras 77,85 persen ayam pedaging dan 5,12 persen ayam petelur. Dengan membandingkan antara jumlah populasi unggas dan jumlah unggas yang dipotong terlihat bahwa Provinsi D.I. Yogyakarta memasukkan unggas dari daerah lainnya dengan porsi 32,20 persen dari total yang dipotong. Kenyataan ini menggambarkan tingginya permintaan daging unggas, khususnya daging ayam dan memberi peluang bagi peternak di Provinsi D.I. Yogyakarta untuk mengembangkan usaha serupa. Selain daging, produksi peternakan yang banyak dikonsumsi adalah telur. Produksi telur pada tahun 2010 mencapai 17.940,79 juta butir, naik 3.602,59 persen dari tahun 2009 yang tercatat sebanyak 484,55 juta butir. Andil peternakan rakyat dalam produksi telur mencapai 3,19 persen telur ayam kampung 0,27 persen, telur ayam ras 2,68 persen, dan telur itik 0,23 persen dan selebihnya 96,81 persen dihasilkan oleh perusahaan seluruhnya berupa telur ayam ras. Produksi peternakan lainnya adalah susu dan kulit. Produksi susu tahun 2010 tercatat 4,99 juta liter, turun 0,98 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 5,04 juta liter. Andil peternakan rakyat sebesar 95,56 persen dan yang berasal dari peternakan perusahaan sebesar 4,44 persen. Sedangkan produksi kulit naik 1,57 persen dari 144.470 lembar pada tahun 2009 menjadi 146.739 lembar pada tahun 2010. Sebagian besar berupa kulit sapi, domba, dan kambing masing-masing sebesar 23,42 persen, 34,17 persen, dan 41,82 persen. Sisanya berupa kulit kuda sebesar 0,59 persen. Ketersediaan daging untuk dikonsumsi pada tahun 2010 mengalami kenaikan 18,76 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya atau tercatat sebesar 22,40 juta kg. Sebaliknya, persediaan telur untuk dikunsumsi menurun sebesar 9,41 persen apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya atau tercatat sebesar 27,73 juta kg.

2.1.4.5 Perikanan