LAPORAN AKHIR
RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012
43
2.3.3.1 Rencana Pengembangan Jaringan Jalan
Kebijakan pengembangan jaringan jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat 2, sebagai berikut :
• Meningkatkan aksesibilitas ke seluruh Wilayah Daerah dan menembus
keterisolasian; •
Menciptakan keterpaduan yang maksimal antar berbagai moda transportasi Wilayah dan kota di Daerah;dan
• Meningkatkan efektivitas dan efisiensi jaringan jalan.
Dalam hal ini kebijakan tersebut dimaksudkan untuk mengurangi tundaan lalu lintas yang berimplikasi pada penurunan Biaya Operasional Kendaraan dan penurunan konsumsi
Bahan Bakar, serta penurunan emisi pada saat terjadi tundaan lalu lintas.
2.3.3.2 Rencana Pengembangan Prasarana Sumberdaya Air
Kebijakan pengembangan prasarana sumber daya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat 2 sebagai berikut :
• Menjaga keseimbangan ekosistem;
• Mengembangkan dan mengelola sumber daya air secara terpadu berbasis wilayah
sungai dan terintegrasi dengan cekungan air tanah. •
Mengembangkan jaringan prasarana sumber daya air untuk melayani lahan pertanian, kawasan permukiman, prasarana lingkungan perkotaan, industri, dan
pengembangan kawasan strategis; •
Wilayah sungai sebagaimana dimaksud dalam huruf b adalah wilayah Sungai Progo- Opak-Serang; dan
• Mengurangi daya rusak air secara fisik dan non fisik.
2.3.3.3 Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung Bawahan
Kebijakan penetapan kawasan lindung bawahan adalah dengan memantapkan fungsi lindung kawasan hutan lindung dan kawasan resapan air.
2.3.3.4 Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung Setempat
Kebijakan penetapan kawasan lindung setempat adalah memantapkan fungsi lindung Kawasan Sempadan Pantai, Kawasan Sempadan Sungai, Kawasan Sempadan Waduk,
Embung, Telaga, Laguna, dan Kawasan Sempadan Mata Air.
2.3.3.5 Rencana Pola Ruang Kawasan Suaka Alam
Kebijakan penetapan kawasan suaka alam adalah memantapkan fungsi lindung kawasan cagar alam, kawasan taman hutan raya, serta kawasan cagar budaya dan ilmu
pengetahuan.
2.3.3.6 Rencana Pola Ruang Kawasan Suaka Margasatwa
Kebijakan penetapan kawasan suaka margasatwa adalah untuk memantapkan fungsi lindung.
2.3.3.7 Rencana Pola Ruang Kawasan Rawan Bencana
Kebijakan penetapan kawasan rawan bencana alam adalah untuk memantapkan fungsi lindung dan upaya menyelamatkan manusia serta kegiatan hidupnya.
2.3.3.8 Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya Peruntukan Hutan Produksi
Kebijakan pengembangan kawasan peruntukan hutan produksi adalah, sebagai berikut :
LAPORAN AKHIR
RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012
44
1. Melestarikan kawasan hutan produksi sebagai kawasan hutan yang berkelanjutan untuk mendukung kebutuhan papan, energi dan pangan;
2. Mengembangkan hutan produksi untuk diversifikasi hutan kayu dan non kayu untuk menciptakan peluang peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan;
3. Mengoptimalkan produktifitas kawasan hutan produksi; 4. Mempertahankan fungsi kawasan hutan; dan
5. Memanfaatkan kawasan hutan sesuai dengan Rencana Rinci Tata Ruang
2.3.3.9 Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya Peruntukan Pertanian
Kebijakan penetapan kawasan peruntukan pertanian adalah, sebagai berikut : a. Pada kawasan peruntukan pertanian lahan basah dengan :
• melestarikan kawasan peruntukan pertanian lahan basah sebagai lahan
pertanian tanaman pangan berkelanjutan untuk mendukung ketahanan pangan, menjaga ketersediaan lapangan kerja di bidang pertanian, dan menjaga
keseimbangan lingkungan hidup; •
mengendalikan alih fungsi lahan pertanian;dan •
pemanfaatan lahan untuk pembangunan diluar sektor pertanian diarahkan pada lahan pertanian yang telah dikonversi sesuai dengan Rencana Rinci Tata
Ruang. b. Pada kawasan pertanian lahan kering dengan :
• Melestarikan kawasan pertanian lahan kering sebagai lahan pertanian tanaman
pangan berkelanjutan untuk mendukung ketahanan pangan dan energi; •
Mengembangkan kawasan pertanian lahan kering untuk diversifikasi sumber pangan, dan sumber energi serta untuk menciptakan peluang ekonomi;
• Mengoptimalkan produktifitas kawasan kawasan pertanian lahan kering;
• Mengendalikan alih fungsi lahan pertanian, kecuali untuk kepentingan umum;dan
• Pemanfaatan lahan untuk pembangunan diarahkan pada lahan pertanian yang
telah dikonversi sesuai dengan Rencana Rinci Tata Ruang.
2.3.3.10 Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya Peruntukan Pertambangan