Perhitungan Gas Rumah Kaca Hasil Eksresi Hewan Ternak

LAPORAN AKHIR RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012 63 17,2936 Km 2 lahan hutan akibat bencana alam letusan Gunung Merapi, maka kemungkinan reduksi gas CO 2 di Provinsi DIY yang tidak terurai atau terserap oleh tutupan hutan adalah sebesar 935.94,74 Ton dalam 1 satu Tahun. Namun angka ini tidak signifikan jika dilihat berdasarkan angka konsentrasi gas rumah kaca di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang secara dominan terkonsentrasi pada daerah perkotaan, sedangkan hutan yang rusak akibat letusan Gunung Merapi hanya pada wilayah Kabupaten Sleman dan kondisi tersebut termasuk kategori kejadian luar biasa. Kemungkinan angka yang mendekati adalah berdasarkan data dalam angka Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010, yaitu : jumlah kerusakan hutan akibat pencurian kayu sebesar 32 Ha, bencana alam sejumlah 3 Ha, dan kebakaran sejumlah 4 Ha dan total kerusakan adalah 39 Ha atau setara dengan 0,39 Ha. Apabila dikonversi kedalam jumlah serapan gas CO2 adalah sebesar 21.10598 Ton CO 2 eqThKm 2 .

4.1.1.2 Perhitungan Gas Rumah Kaca Hasil Eksresi Hewan Ternak

Perhitungan dilakukan dengan menggunakan data dasar jumlah ternak yang berada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2011 dirinci tiap- tiap KabupatenKota. data jumlah ternak tersebut kemudian dikonversi dan dilakukan perhitungan dengan menggunakan standar dari IPCC. Adapun data dasar jumlah ternak tiap jenisnya di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang akan digunakan dalam analisis secara lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.6 Jumlah Ternak Berdasarkan Jenis di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2009-2011 Ekor Tahun Jumlah Ternak dalam Ekor NT Jenis Hewan Kulon Progo Bantul Gunungkidul Sleman Yogyakarta Tahun 2009 Kuda 30 848 10 295 39 Sapi 53,961 52,513 121,469 54,921 179 Sapi Perah 68 130 6 5,265 26 Kerbau 203 678 148 3,266 17 Kambing 82,053 41,054 148,751 36,152 343 Domba 23,852 23,054 13,800 71,623 543 Babi 1,356 3,675 178 6,559 270 Tahun 2010 Kuda 27 992 9 305 27 Sapi 60,814 55,585 126,455 47,909 186 Sapi Perah 113 192 6 3,134 21 Kerbau 153 686 235 3,193 10 Kambing 95,217 53,090 150,645 31,837 358 Domba 25,442 31,866 13,942 64,853 554 Babi 1,809 3,778 240 6,628 240 Tahun 2011 Kuda 23 1,129 9 320 27 Sapi 72,536 79,595 181,188 51,706 345 Sapi Perah 122 212 6 3,522 26 Kerbau 129 374 19 707 9 Kambing 87,192 60,671 159,683 35,732 369 Domba 24,368 38,100 14,062 70,698 545 Babi 1,970 4,031 265 6,629 161 Sumber : Dinas Pertanian Provinsi DIY, Tahun 2009-2011 LAPORAN AKHIR RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012 64 Dalam perhitungannya, standar yang digunakan adalah menggunakan IPCC. Standar tersebut menjadi faktor pengali dalam proses analisis. Adapun beberapa standar yang digunakan adalah : 1. Standar berat ternak menurut jenis dalam satuan Kg; 2. Standar Excretion Rate dalam satuan Kg N1000 Kg; 3. Standar Excretion Rate per Hewan per Tahun; 4. Standar Faktor Emisi dalam kg CH4Ekor Tahun; Beberapa standar tersebut merujuk pada kondisi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan suhu udara, dimana Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki suhu udara rata-rata 27,2 o C yang secara umum merupakan wilayah Tropis atau wilayah dengan kondisi suhu udara masuk dalam kategori hangat warm. Standar yang digunakan dalam perhitungan tersebut juga merupakan standar umum untuk Negara-negara di Asia atau Negara-negara yang masuk kategori Negara sedang berkembang. Standar perhitungan emisi yang dilakukan secara lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.7 Faktor Pengali dalam Perhitungan Emisi Gas Rumah Kaca Jenis Hewan TAM T ER Excr. Rate Next T Emission Fac. EFT Berat kg N1000 Kg ERAnYr kg CH 4 head yr Kuda 238 0.46 39.96 18.00 Sapi 319 0.34 39.59 47.00 Sapi Perah 350 0.47 60.04 61.00 Kerbau 380 0.32 44.38 55.00 Kambing 38.5 1.37 19.25 5.00 Domba 48 1.17 20.50 5.00 Babi 28 0.42 4.29 1.00 Sumber : IPCC, Tahun 2006 Berdasarkan data dan standar perhitungan diatas, maka dapat dihitung jumlah kas metana CH 4 yang secara umum didominasi oleh Sapi dengan jumlah gas methane pada Tahun 2009 adalah sebesar 13,3 Gigagram dan mengalami peningkatan menjadi 13,67 Gigagram pada Tahun 2010, sedangkan pada Tahun 2011 meningkat drastis menjadi 18,11 Gigagram. Jumlah kabupaten yang menyumbang gas methane terbesar akibat dari peningkatan jumlah ternak jenis sapi adalah Kabupaten Gunungkidul, yaitu pada Tahun 2011 mencapai 8,52 Gigagram, selebihnya adalah Kambing yang menduduki urutan paling dominan ke dua setelah sapi, yaitu 0,79 Gigagram pada Tahun 2011, sedangkan total jumlah gas Methana yang dihasilkan dari hewan Kambing di seluruh Provinsi DIY adalah sebesar 1,54 Gigagram pada Tahun 2009, 1,66 Gigagram pada Tahun 2010, dan mengalami peningkatan lebih lanjut pada Tahun 2011 menjadi 1,72 Gigagram. LAPORAN AKHIR RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012 65 Gambar 4.4 Hewan Ternak Sapi di Pasar Hewan Siyono Kabupaten Gunungkidul Kontribusi dominan gas methane CH 4 di Kabupaten Gunungkidul merupakan salah budaya dan kebiasaan masyarakat di Kabupaten Gunungkidul memelihara ternak berupa sapikambing disekitar lingkungan permukiman. Jadi dalam konteks keberadaan hewan peliharaan sapikambing di Kabupaten Gunungkidul menjadi beberapa tradisi dan pola masyarakat bahwa dalam sebuah rumah paling tidak memiliki 1 unit rumah dan 1 unit kandang ternak. Hal ini merupakan salah satu pola kehidupan yang menjadi cirri kaskarakteristik masyarakat pedesaan di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah. LAPORAN AKHIR RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012 66 Gambar 4.5 Kandang Sapi Penduduk di Kabupaten Gunungkidul Hewan ternak jenis sapi dan kambing di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sebagai salah satu hewan ternak, hewan potong untuk dikonsumsi. Lebih dari itu peningkatan gas methane CH 4 di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta juga disebabkan salah satunya oleh peningkatan jumlah peternakan sapi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara lebih jelasnya hasil perhitungan gas methane CH 4 dari sektor peternakan dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Gas Metana CH4 Tiap Jenis Ternak di Provinsi DIY Tahun 2009-2011 Tahun CH 4 = NTEFT106 dalam Gg TOTAL Jenis Hewan Kulon Progo Bantul Gunungkidul Sleman Yogyakarta CH 4 Gg Tahun 2009 Kuda 0.000540 0.015264 0.000180 0.005310 0.000702 0.021996 Sapi 2.536167 2.468121 5.709043 2.581287 0.008413 13.303031 Sapi Perah 0.004148 0.007930 0.000366 0.321165 0.001586 0.335195 Kerbau 0.011165 0.037290 0.008140 0.179630 0.000935 0.237160 Kambing 0.410265 0.205270 0.743755 0.180760 0.001715 1.541765 Domba 0.119260 0.115270 0.069000 0.358115 0.002715 0.664360 Babi 0.001356 0.003675 0.000178 0.006559 0.000270 0.012038 Tahun 2010 Kuda 0.000486 0.017856 0.000162 0.005490 0.000486 0.024480 Sapi 2.858258 2.612495 5.943385 2.251723 0.008742 13.674603 LAPORAN AKHIR RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012 67 Tahun CH 4 = NTEFT106 dalam Gg TOTAL Jenis Hewan Kulon Progo Bantul Gunungkidul Sleman Yogyakarta CH 4 Gg Sapi Perah 0.006893 0.011712 0.000366 0.191174 0.001281 0.211426 Kerbau 0.008415 0.037730 0.012925 0.175615 0.000550 0.235235 Kambing 0.476085 0.265450 0.753225 0.159185 0.001790 1.655735 Domba 0.127210 0.159330 0.069710 0.324265 0.002770 0.683285 Babi 0.001809 0.003778 0.000240 0.006628 0.000240 0.012695 Tahun 2011 Kuda 0.000414 0.020322 0.000162 0.005760 0.000486 0.027144 Sapi 3.409192 3.740965 8.515836 2.430182 0.016215 18.112390 Sapi Perah 0.007442 0.012932 0.000366 0.214842 0.001586 0.237168 Kerbau 0.007095 0.020570 0.001045 0.038885 0.000495 0.068090 Kambing 0.435960 0.303355 0.798415 0.178660 0.001845 1.718235 Domba 0.121840 0.190500 0.070310 0.353490 0.002725 0.738865 Babi 0.001970 0.004031 0.000265 0.006629 0.000161 0.013056 Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun, Tahun 2012

4.1.2 Analisis Gas Rumah Kaca Sektor Industri