97
B. Penerimaan Daerah. 1. Pendapatan Asli Daerah;
Pendapatan Asli Daerah PAD selama kurun waktu 5 tahun terakhir mengalami peningkatan. Proporsi PAD terhadap APBD Provinsi Jawa Tengah menunjukkan
kecenderungan meningkat sebagaimana dalam tabel 6.1 Tabel 6.1
Jumlah PAD dan Proporsinya terhadap APBD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2003 – 2008
No Tahun
PAD Triliun Rp
APBD triliun Rp
Proporsi PAD thd APBD
1 2003
1,467 2,452
59,83 2
2004 1,865
2,883 64,69
3 2005
2,490 3,526
70,62 4
2006 2,630
3,818 68,88
6 2007
2,932 4,363
67,20 7
2008 3,598
5,131 70,12
Keterangan: - TA. 2003-2007 merupakan angka realisasi APBD - TA. 2008 merupakan angka Perubahan APBD
Sumber: 1. Perda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi Jawa Tengah
TA. 2003-2007 2. Perda tentang Perubahan APBD Provinsi Jawa Tengah TA. 2008
PAD Jawa Tengah memiliki kontribusi yang besar terhadap struktur pendapatan. Struktur pendapatan Provinsi Jawa Tengah terdiri dari PAD, dana perimbangan
dan lain-lain pendapatan yang sah. Proporsi pendapatan terbesar adalah pada dana perimbangan yang pada tahun 2008 sebesar 29,86 . Sementara PAD pada
tahun 2008 menyumbang sebesar 70,12 dan pendapatan lain yang sah menyumbang 0,44 . Selama kurun waktu 2003 – 2008 struktur pendapatan tidak
mengalami perubahan yang besar sebagaimana tabel 6.2 Tabel 6.2
Struktur Pendapatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2003 – 2008
No Tahun
PAD Triliun
Rp Dana
Perimbangan milyar Rp
Lain-lain Pendapatan yang
sah Milyar Rp APBD
triliun Rp
1 2003
1,467
713,64
271,77 2,452
2 2004
1,865 789,08
229,13 2,883
3 2005
2,490 807,13
229,06 3,526
4 2006
2,630 1185,86
1,99 3,818
6 2007
2,932 1419,34
11,36 4,363
7 2008
3,598 1532,29
0,23 5,131
Keterangan: - TA. 2003-2007 merupakan angka realisasi APBD - TA. 2008 merupakan angka Perubahan APBD
Sumber: 1. Perda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi Jawa Tengah
TA. 2003-2007 2.
Perda tentang Perubahan APBD Provinsi Jawa Tengah TA. 2008
98 Sedangkan kontribusi pajak terhadap PAD cukup tinggi diatas 80 dan secara
nominal mengalami pertumbuhan yang positif, seperti diperlihatkan oleh tabel 6.3. Tabel 6.3
Kontribusi Pajak Terhadap PAD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2003 – 2008
No Tahun
Pajak Triliun Rp
PAD Triliun Rp
Kenaikan PAD
Kontribusi Pajak thd PAD
1 2003
1,301 1,467
- 88,68
2 2004
1,602 1,865
27,13 85,89
3 2005
1,996 2,490
33,51 80,16
4 2006
2,106 2,630
5,62 80,07
6 2007
2,422 2,932
11,48 82,60
7 2008
2,942 3,598
22,71 81,76
Sumber: 1. Perda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi Jawa Tengah
TA. 2003-2007 2.
Perda tentang Perubahan APBD Provinsi Jawa Tengah TA. 2008 Data diolah
2. Dana Perimbangan;
Proporsi dana perimbangan terhadap APBD Jawa Tengah relatif kecil, namun demikian dana perimbangan ini memiliki arti yang besar bagi Provinsi Jawa
Tengah. Proporsi dana perimbangan dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2008 berkisar diantara angka 30 sepeti diperlihatkan oleh tabel 6.4.
Tabel 6.4 Jumlah Dana Perimbangan dan Proporsinya terhadap APBD
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2003 – 2008
No Tahun
Dana Perimbangan
trilyun Rp APBD
triliun Rp Proporsi dana
Perimbangan thd APBD
1 2003
0,714 2,452
29,10 2
2004 0,789
2,883 27,37
3 2005
0,807 3,526
22,89 4
2006 1,186
3,818 31,06
6 2007
1,419 4,363
32,53 7
2008 1,532
5,131 29,86
Keterangan: - TA. 2003-2007 merupakan angka realisasi APBD - TA. 2008 merupakan angka Perubahan APBD
Sumber: 1. Perda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi Jawa Tengah
TA. 2003-2007 2. Perda tentang Perubahan APBD Provinsi Jawa Tengah TA. 2008
99
3. Lain- lain Pendapatan yang Sah
Jenis lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah untuk menganggarkan penerimaan daerah yang tidak termasuk dalam jenis pajak daerah, retribusi
daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dirinci menurut obyek pendapatan yang mencakup :
a. Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan;
b. Jasa Giro;
c. Pendapatan Bunga;
d. Penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah;
e. Penerimaan komisi, potongan ataupun bentuk lain dari akibat dari penjualan
dan atau pengadaan barang dan atau jasa oleh daerah; f.
Penerimaan keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing;
g. Pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan;
h. Pendapatan denda pajak;
i. Pendapatan denda retribusi;
j. Pendapatan hasil eksekusi atas jaminan;
k. Pendapatan dari pengembalian;
l. Fasilitas sosial dan fasilitas umum;
m. Pendapatan dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan.
C. Belanja Daerah