Perdagangan Kondisi Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan 1. Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama

42 Dalam rangka konservasi sumber daya mineral sampai tahun 2007 telah dilakukan pembinaan dan pengawasan terhadap kegiatan usaha pertambangan di 32 kabupaten kota serta penataan kawasan pertambangan pada 4 empat kawasan, yaitu: Merapi – Merbabu – Ungaran, Gunung Muria, Pegunungan Kendeng dan Serayu – Pantai Selatan. Di samping itu juga dilakukan pembuatan demplot reklamasi lahan bekas penambangan di 2 dua lokasi, yaitu Kabupaten Boyolali, dan Rembang. Pada bidang air tanah telah diketahui 31 Cekungan Air Tanah CAT yang terdiri atas 6 enam CAT lintas Provinsi, 19 CAT lintas Kabupaten Kota dan 6 enam CAT dalam Kabupaten Kota. Sampai tahun 2007 telah dilakukan identifikasi potensi dan konfigurasi aquifer pada 17 CAT lintas Kabupaten Kota untuk mengetahui volume air yang ada pada CAT tersebut. Dalam pemanfaatan air tanah tercatat sekitar 6.555 Surat I jin Penambangan SI P SI PMA dan untuk menangani daerah rawan kering telah dibangun sumur bor sebanyak 45 lokasi serta survey hidrologi sebanyak 45 lokasi. Di bidang geologi telah dilakukan upaya mitigasi bencana alam tanah longsor, tektonik, tsunami dan letusan Gunung Merapi melalui pemetaan wilayah, sosialisasi, bimbingan teknis dan pemasangan alat patok pemantauan. Sampai tahun 2007 telah diketahui di Jawa Tengah terdapat 97 lokasi kecamatan rawan longsor yang tersebar di 27 kabupaten kota dan telah dilakukan sosialisasi mitigasi bencana pada sekitar 57 lokasi serta bimbingan teknis terhadap aparatur di 27 kabupaten dan pemasangan patok 32 buah di 8 delapan lokasi pada 8 delapan kabupaten. Selain itu juga telah dilakukan pemetaan geologi tata lingkungan di 6 enam kabupaten kota.

f. Perdagangan

Sektor perdagangan merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang mempunyai keterkaitan luas dengan sektor-sektor lainnya. Secara makro diharapkan mampu berperan sebagai penggerak utama prime mover perekonomian nasional dan perekonomian daerah, dalam rangka mendorong peningkatan pendapatan masyarakat, mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran. 43 Sejalan dengan semakin membaiknya perekonomian nasional, kinerja sektor perdagangan di Jawa Tengah telah mampu mendorong perkuatan struktur ekonomi daerah. Laju pertumbuhan sektor perdagangan pada tahun 2003 sebesar 5,24 dan meningkat cukup signifikan pada tahun 2007 yaitu sebesar 6,54 . Kontribusi sektor perdagangan terhadap pembentukan Produk Domestik Regional Bruto PDRB atas dasar harga yang berlaku pada tahun 2003 sebesar 20,75 dan menjadi 20,30 pada tahun 2007. Masih dominannya kontribusi sektor perdagangan terhadap pembentukan PDRB tersebut pada dasarnya tidak terlepas dari semakin membaiknya perkembangan sektor perdagangan di Jawa Tengah dengan segala sumber daya pendukungnya termasuk keterkaitan dengan sektor-sektor produksi dan jasa. Kegiatan ekspor Jawa Tengah pada lima tahun terakhir menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Pada tahun 2003 nilai ekspor non migas Jawa Tengah sebesar 1.865,60 juta US dolar dan tahun 2007 meningkat menjadi 3.122,50 juta US dolar. Sementara nilai ekspor non migas pada tahun 2008, periode Januari- September 2008 telah mencapai sebesar 2.497,26 juta US dolar atau mengalami peningkatan 6,80 dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2007 yaitu 2.338,34 juta US dolar. Komoditi utama ekspor non migas Jawa Tengah sebagian besar merupakan produk-produk industri pengolahan seperti : Tekstil dan Produk Tekstil TPT, mebel, kayu olahan, plastik dan produk plastik, kertas dan produk kertas, elektronika, barang dari kayu, barang pecah belah dan gondorukem. Beberapa negara tujuan utama ekspor Jawa Tengah adalah Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Belanda, Perancis, Belgia, I nggris, Australia, Hongkong, Singapura dan Korea Selatan. Nilai impor non migas Jawa Tengah pada tahun 2003 sebesar 812,37 juta US dolar dan tahun 2007 meningkat menjadi 1.504,75 juta US dolar. Sementara, nilai impor non migas pada periode Januari – September 2008 sebesar 1.911,79 juta US dolar, atau mengalami peningkatan 65,67 dibandingkan periode yang sama tahun 2007 yaitu sebesar 1.153,94 juta US dolar. Beberapa jenis produk impor yang dominan antara lain Serat Tekstil, Gandum dan Olahan Gandum, Mesin 44 I ndustri, Produk I ndustri Kimia, Benang Tenun, Kain Tekstil, Mesin dan Pesawat Mekanik, Barang dan Perlengkapan Listrik, dan Barang- barang Elektronik. Dalam rangka meningkatkan perluasan dan peningkatan akses pasar produk ekspor non migas Jawa Tengah, telah dilakukan kegiatan promosi dan pameran luar negeri yang secara rutin telah dilaksanakan sejak tahun 2005 adalah Pameran Salone I nternazionale Del Mobile di Milano I talia khusus Produk mebel dan handycraft. Pada tahun 2007 juga dilaksanakan pameran di Lazaronte Spanyol dan Pameran Produk I ndonesia di Kopenhagen Denmark. Sedangkan untuk kegiatan promosi dan pameran dalam negeri antara lain : I FFI NA, Inacraft, I CRA, PRJ, Pesta Kesenian Bali PKB, Trade Expo I ndonesia TEI, Soropadan Agro Expo SAE dll. Guna mendorong peningkatan kinerja para pelaku ekspor, telah dilakukan seleksi terhadap eksportir berprestasi untuk mendapatkan penghargaan Primaniyarta. Sejak tahun 2005 sampai dengan 2007 terdapat 12 perusahaan eksportir yang telah mendapatkan penghargaan Primaniyarta dari Pemerintah; dengan kategori : Eksportir Berkinerja 4 perusahaan, UKM Ekspor 4 perusahaan, Pembangunan Merek Global 4 Perusahaan. Kegiatan perdagangan dalam negeri Jawa Tengah pada saat ini menunjukkan perkembangan yang relatif membaik dengan ditandai semakin meningkatnya kelancaran distribusi barang dan jasa, tertib niaga, kepastian berusaha dan transparansi pasar. Seiring dengan perkembangan tersebut jumlah kelembagaan usaha, ketersediaan sarana dan segala bentuk dukungan fasilitasi terhadap dunia usaha juga semakin meningkat. Salah satu upaya pemerintah daerah yang telah ditempuh dalam rangka meningkatkan kegiatan perdagangan dalam negeri Jawa Tengah adalah melalui perkuatan dari sisi suplai guna menjamin ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat dan mendorong peningkatan sisi permintaan; yang salah satunya melalui pembinaan pasar dan distribusi, fasilitasi pengembangan sarana dan prasarana pasar, pemberdayaan kelembagaan usaha perdagangan dan pengembangan pasar. Dalam rangka tertib niaga, tertib ukur dan perlindungan 45 konsumen telah ditempuh melalui peningkatan pelayanan publik di bidang kemetrologian serta pengawasan barang yang beredar. Jumlah sarana pasar di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2006 sebanyak 1.714 unit; yang terdiri atas Pasar I nduk 26 unit, Pasar Tradisional 1.537 unit, Pasar Modern 44 unit dan Pasar Swalayan 107 unit. Sejalan dengan semakin berkembangnya usaha ritel eceran modern dan pembangunan pasar penunjang komoditas serta pasar tradisional percontohan diperkirakan jumlah sarana pasar di Jawa Tengah pada tahun 2007 mencapai sekitar 1.885 unit. Pada tahun anggaran 2008 telah dibangun Pasar Penunjang Beras dan Sayur-Sayuran; dan Pasar Tradisional yang aman, nyaman dan bersih di 13 kabupaten kota di Jawa Tengah. Lokasi pembangunan Pasar Penunjang Beras terdapat di Kabupaten Pemalang dan Kabupaten Klaten, Pasar Penunjang Sayur-Mayur terdapat di Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Magelang, dan Pasar Tradisional yang Bersih, Aman dan Nyaman berlokasi di Kota Surakarta, Kabupaten Jepara, Kabupaten Sragen, Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Semarang, Kabupaten Demak, Kabupaten Wonosobo, dan Kabupaten Rembang. Jumlah unit usaha pedagang formal di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2006 sebanyak 146.799 unit usaha; dan pada tahun 2007 diperkirakan jumlahnya telah mencapai sekitar 161.478 unit usaha. Jumlah pedagang skala besar adalah 1.085 unit usaha, pedagang skala menengah 6.589 unit usaha dan pedagang skala kecil 153.804 unit usaha. Dalam rangka mendukung Jawa Tengah sebagai salah satu daerah penyangga pangan nasional dan khususnya peningkatan kesejahteraan para petani, selain membantu dalam hal produksi, juga tidak kalah pentingnya membantu mereka dalam hal memasarkan hasil produksi. Oleh karena itu, telah dilakukan fasilitasi dalam hal perbaikan jaringan pemasaran produk pertanian yang terintegrasi melalui pengembangan Pasar Lelang Komoditas Agro di Jawa Tengah. Kegiatan Pasar Lelang Komoditas Agro di Jawa Tengah, telah dilakukan sejak tahun 2003 dan sampai dengan Bulan Agustus 2008 telah dilaksanakan sebanyak 28 kali. Pelaksanaan kegiatan Pasar Lelang Komoditas Agro di Jawa Tengah tersebut, telah memberikan andil yang cukup berarti dalam rangka mendukung 46 terciptanya integrasi pasar, transparansi harga dan peningkatan pendapatan petani produsen. Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir nilai transaksi pelaksanaan Pasar Lelang menunjukkan peningkatan yang cukup berarti. Pada tahun 2006 nilai transaksi pelaksanaan Pasar Lelang sebesar Rp. 742.467, 32 milyar dan tahun 2007 mencapai sebesar Rp. 575,51 milyar. Pada tahun 2007, juga telah dilaksanakan Pasar Lelang Spot sebanyak 3 kali; dengan transaksi secara langsung antara penjual dan pembeli sebesar Rp. 7,36 milyar,-. Sedangkan nilai transaksi pelaksanaan Pasar Lelang tahun 2008 sebesar Rp. 448,21 milyar. Realisasi nilai transaksi kegiatan Pasar Lelang Komoditas Agro Jawa Tengah pada tahun 2006 sebesar Rp. 589,33 milyar atau 76,68 , realisasi nilai transaksi tahun 2007 sebesar Rp. 474, 82 milyar,- atau 82,5 dan tahun 2008 realisasi nilai transaksi sebesar Rp. 358,57 milyar atau 80 . Jenis komoditas yang dipasarkan pada pelaksanaan kegiatan Pasar Lelang antara lain meliputi komoditi pangan, perkebunan, perikanan, peternakan, sayur mayur dan buah-buahan. Guna mendukung terwujudnya tertib usaha, tertib ukur, perlindungan konsumen dan kepastian berusaha, secara intensif melakukan peningkatan pelayanan kemetrologian yang berupa pengelolaan standar, tera dan tera ulang, pengawasan Ukur Takar Timbang dan Perlengkapannya UTTP, penyuluhan Kemetrologian dan pengawasan Barang Dalam Keadaan Terbungkus BDKT. Pelayanan kemetrologian ini mencakup 35 Kabupaten Kota yang dalam pelaksanaan di tangani oleh 6 Balai Metrologi wilayah : Semarang, Surakarta, Pati, Magelang, Banyumas dan Tegal. Potensi jumlah pengusaha UTTP di Jawa Tengah tercatat sebanyak 60 unit usaha dan produksi UTTP 3.443.669 buah. Jumlah UTTP yang telah ditera dan tera ulang sebanyak 2.870.412 buah. Untuk mendukung optimalisasi pelayanan kemetrologian secara intensif dilakukan upaya-upaya yang mengarah pada peningkatan kemampuan SDM kemetrologian, peningkatan sarana dan prasarana, peningkatan pelayanan dan koordinasi dengan pihak-pihak lain terkait yang dapat mendukung peningkatan PAD. Dalam rangka membantu rendahnya posisi tawar petani saat panen, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah secara terus menerus mengupayakan langkah-langkah strategis yang terintegrasi dengan sektor-sektor pendukung terkait lainnya. Langkah-langkah tersebut pada dasarnya diarahkan pada upaya peningkatan 47 daya saing produk pertanian melalui peningkatan akses, penetrasi pasar dan pengembangan sistem tunda jual Lumbung Desa, Resi Gudang, Pasar Lelang untuk mendorong perluasan akses pasar Pasar Lelang Komoditas Agro, Promosi dan Pameran, Lembaga Penjaminan dan Penyediaan Dana Bergulir untuk menyerap hasil petani. Disamping itu, untuk mengungkit daya juang I KM UKM dalam situasi Krisis Global maka akan ditingkatkan I novasi Produk I KM UKM yang berbasis pedesaan. Untuk itu terus diupayakan terselenggaranya pelatihan inovatif yang berorientasi pasar bagi I KM UKM serta memfasilitasi bagi I KM UKM untuk mendapatkan partner di Pasar Lokal, Regional dan I nternasional melalui promosi, pameran dan misi dagang.

g. Pariw isata