Kebudayaan Kondisi Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan 1. Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama

32

h. Kemiskinan

Berdasarkan data SUSENAS, pada tahun 2003 jumlah penduduk miskin sebanyak 6.980.000 orang, tahun 2004 sebanyak 6.843.800 orang, tahun 2005 sebanyak 6.533.500 orang, tahun 2006 sebanyak 7.100.600 orang dan tahun 2007 6.557.200 orang. Pada tahun 2002 garis kemiskinan penduduk Jawa Tengah mencapai Rp 106.438,00, tahun 2005 sebanyak Rp 130.013,00 tahun 2006 sebanyak Rp 142.337,00 dan tahun garis kemiskinan tahun 2007 sebesar Rp 154.111,00. Pada periode Maret 2007-Maret 2008, I ndeks Kedalaman Kemiskinan P1 dan I ndeks Keparahan Kemiskinan P2 menunjukan kecenderungan menurun. I ndeks Kedalaman Kemiskinan P1 turun dari 3,84 pada bulan Maret 2007 menjadi 3,39 pada keadaan bulan Maret 2008. Demikian pula I ndeks Keparahan Kemiskinan P2 turun dari 1,08 menjadi 0,90 pada periode yang sama. Penurunan nilai kedua indeks ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin, cenderung makin mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin menyempit.

i. Kebudayaan

Jawa Tengah merupakan pusat budaya Jawa, karena mayoritas penduduknya adalah Suku Jawa. Sampai saat ini masih terdapat dua istana kerajaan di Jawa Tengah yang keduanya berada di Kota Surakarta. Budaya Jawa ini mewarnai hampir semua daerah kota atau kabupaten yang ada, namun tiap daerah memiliki budaya daerah setempat, sejarah dan peninggalan purbakala serta kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang berbeda-beda. Selain itu, Jawa Tengah juga dianggap sebagai pusat peninggalan sejarah dan sumber sejarah. Peninggalan sejarah di Jawa Tengah sangat banyak berupa candi-candi yang jumlahnya cukup banyak dan keraton yang berada di Surakarta. Peninggalan sejarah sebagai sumber sejarah terdapat di lokasi peninggalan sejarah maupun di museum. Jawa Tengah saat ini memiliki 43 museum, 1.800 benda cagar budaya, 59 organisasi penghayat dengan jumlah pengikut 162.000 orang, 189 upacara tradisional, 641 sanggar kesenian dan 2.930 sanggar kesenian non tradisional yang tersebar di berbagai wilayah dan terus bertambah setiap saat. 33 Budaya kesenian Jawa yang menonjol serta masih menunjukkan eksistensinya adalah kesenian karawitan tradisional, wayang kulit, wayang orang, ketoprak, dan seni tari Jawa. Upaya mempertahankan budaya di beberapa daerah sering dilakukan dengan pagelaran seni dan budaya secara rutin tahunan. Sementara itu, budaya gotong royong, tolong menolong dirasakan mengalami pergeseran nilai akibat pengaruh budaya asing dan globalisasi. Aspek budaya Jawa Tengah ini merupakan modal dasar sekaligus kearifan lokal yang sangat penting dan potensial bagi Provinsi Jawa Tengah untuk mengembangkan diri dalam jangka panjang tanpa harus tercabut dari akar budayanya. Pembangunan yang berbasis pada budaya dan kearifan lokal memiliki daya tahan terhadap pengaruh negatif dari budaya asing dan globalisasi yang kontraproduktif dengan nilai-nilai budaya lokal.

j. Agama