35
2. Ekonomi a. I ndustri
Sektor I ndustri merupakan salah satu motor penggerak perekonomian Jawa Tengah yang memberikan sumbangan cukup dominan dalam menunjang
pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. Pembangunan industri Jawa Tengah pada dasarnya tidak terlepas dari pengaruh lingkungan strategis industri
baik dalam skala nasional, regional maupun internasional. Terkait dengan hal tersebut, pengembangan industri di Jawa Tengah diarahkan untuk mendorong
peningkatan daya saing, struktur industri yang sehat dan berkeadilan, berkelanjutan dan memperkokoh ketahanan ekonomi.
Laju pertumbuhan sektor industri di Jawa Tengah pada lima tahun terakhir menunjukkan angka yang cukup signifikan. Pada tahun 2003 laju pertumbuhan
sektor industri mencapai 5,49 dan tahun 2007 sebesar 5,56 . Pada tahun 2003, kontribusi sektor industri pengolahan terhadap pembentukan Produk
Domestik Regional Bruto PDRB atas dasar harga yang berlaku sebesar 32,60 dan pada tahun 2007 menjadi 32,14 .
I ndustri di Jawa Tengah pada tahun 2008 menunjukkan perkembangan yang lebih baik dengan meningkatnya jumlah unit usaha dari 644.902 unit usaha pada
tahun 2007 menjadi 645.054 unit usaha. Kenaikan jumlah unit usaha tersebut memberikan peluang lapangan kerja baru yang dapat menyerap tenaga kerja
disektor industri sebanyak 3,33 juta orang pada tahun 2008, meningkat 1,22 dari tahun 2007 sebanyak 3,29 juta orang. Nilai produksi dan investasi sektor
industri pada tahun 2008 mencapai Rp. 22,52 trilyun dan Rp. 14,14 trilyun atau meningkat 1,19 untuk nilai produksi dan 0,97 untuk nilai investasi
dibandingkan tahun 2007 nilai produksi sebesar Rp.22,25 trilyun dan nilai investasi sebesar Rp.14,01 trilyun
Beberapa kelompok industri yang merupakan penghela pertumbuhan sektor industri antara lain : mebel, tekstil dan produk tekstil TPT, kulit dan barang dari
kulit, komponen otomotif, perlogaman, keramik dan makanan minuman, pengolahan hasil tembakau. Kelompok industri dimaksud, penting untuk
dikembangkan mengingat industri tersebut mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar, banyak tersebar di
36 wilayah Jawa Tengah, menggunakan teknologi sederhana dan hasil produknya
berorientasi ekspor. Mengacu pada kebijakan industri nasional, pembangunan industri di Jawa Tengah
antara lain ditempuh melalui penanganan panen dan pasca panen; perkuatan klaster industri dengan menggunakan pendekatan ”Kompetensi I nti I ndustri
Daerah”. Selanjutnya untuk lebih meningkatkan efektivitas pengembangan industri di tingkat Kabupaten Kota digunakan pendekatan ”One Village One
Product OVOP”. Melalui pendekatan tersebut, diharapkan dapat menggali dan
mempromosikan produk inovatif dan kreatif lokal, menggunakan sumber daya lokal, bersifat unik khas daerah, bernilai tambah tinggi dengan tetap menjaga
kelestarian lingkungan, memiliki brand image dan daya saing tinggi. Jenis Industri yang menjadi lingkup pengembangan industri di Jawa Tengah berbasis
Kompetensi Inti I ndustri Daerah adalah : Industri Tekstil dan Produk Tekstil TPT, I ndustri Mebel, I ndustri Makanan Ringan, I ndustri Perlogaman, I ndustri
Komponen Otomotif, I ndustri Hasil Tembakau Rokok.
b. Koperasi dan UMKM