38 tenaga kerja. Hal ini menunjukkan bahwa UMKM memiliki potensi yang besar
dalam penciptaan lapangan kerja, sekaligus menciptakan wira usaha baru. Selanjutnya untuk peningkatan daya saing UMKM telah dilakukan melaui upaya
peningkatan produktivitas dan kualitas produk unggulan daerah yang bertumpu pada sumberdaya lokal.
b. I nvestasi Penanaman Modal
Selama 5 tahun terakhir 2003 – 2008, perkembangan realisasi investasi di Jawa Tengah sangat fluktuatif. Pada tahun 2003 sampai dengan 2005 perkembangan
realisasi investasi di Jawa Tengah mengalami kenaikan yang signifikan dan telah melampaui dari target yang telah ditentukan , sedangkan pada tahun 2006
sampai 2007 dibanding tahun 2005 mengalami penurunan, tetapi bila dibandingkan dengan target Realisasi I nvestasi PMA dan PMDN yang telah
ditetapkan dalam Rencana Strategis Renstra Badan Penanaman Modal Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005–2009, kumulatif Realisasi I nvestasi sebesar Rp.
22.850.322.692.030,- maka pencapaian realisasi investasi selama 2003 -2008 sebesar 162.97 . Sampai dengan Desember 2008 realisasi investasi untuk PMA
mencapai 34 proyek dengan nilai investasi mencapai U 39,223 juta dan Rp. 588,739 Milyar serta investasi PMDN sejumlah 14 proyek dengan nilai investasi
sebesar Rp 880,422 Milyar. Perkembangan rencana investasi PMA dan PMDN secara kumulatif tahun 2003
sampai 2008 sebesar Rp 70.114.971.569.250,-. Capaian kinerja Rencana I nvestasi selama 2003-2008 dibandingkan kebutuhan investasi adalah sebesar 362,71 .
Sampai dengan bulan Desember 2008 rencana investasi di Jawa Tengah untuk PMA mencapai 58 proyek dengan nilai investasi sebesar U 1,932 Milyar dan
PMDN mencapai 14 proyek dengan nilai proyek mencapai Rp 2,518 Trilyun, sedangkan target investasi pada tahun 2008 sebesar Rp 4,016 trilyun.
c. Pertanian
Dalam kurun waktu 20 tahun, Provinsi Jawa Tengah menjadi salah satu penyangga pangan nasional terutama beras. Luas lahan tanaman padi di Jawa
Tengah adalah 1.614.095 ha dengan produktivitas 53,38 kw ha. Produksi padi Jawa Tengah pada tahun 2007 mencapai 8.616.854 ton Gabah Kering Giling GKG
setara dengan 4.510.725 ton beras. Persentase sumbangan Provinsi Jawa
39 Tengah terhadap produksi beras nasional sebesar 15,07 . Sementara produksi
jagung dan kedelai pada tahun 2007 masing-masing sebesar 2.233.992 ton dan 123.209 ton kontribsi nasional sebesar 16,81 dan 20,79 .
Pada sektor peternakan, Jawa Tengah juga merupakan salah satu penyangga kebutuhan nasional. Produk andalan Jawa Tengah pada sektor peternakan antara
lain daging, telur dan susu. Produksi daging Jawa Tengah pada tahun 2007 sebesar 177.892 ton, terbesar kedua setelah Jawa Timur; sementara konsumsi
mencapai 135.013 ton, sehingga surplus 42.879 ton. Sementara itu, produksi telur 200.754 ton, sedangkan kebutuhan 183.458 ton, sehingga terjadi surplus
17,296 ton. Produksi susu sebesar 70.524 ton, sedangkan kebutuhan 259.534 ton, sehingga terjadi defisit sebesar 189.010 ton.
Produksi gula Jawa Tengah pada tahun 2007 sebesar 243.632,99 ton, dengan beroperasionalnya kembali 2 pabrik gula yang ada maka target swasembada gula
regional akan tercapai. Produksi tanaman perkebunan jarak kepyar dan jarak pagar masing-masing sebesar 20,55 ton dan 35,81 ton. Penanaman jarak
menunjang konsep Desa Mandiri Energi. Produksi kelapa tahun 2007 yang terbagi dalam kelapa dalam, kelapa deres, kelapa hibrida, dan kelapa kopyor masing-
masing sebesar 178.295,44 ton, 219.669,27 ton, 428,58 ton dan 717,70 ton. Sementara itu, produksi tahun 2007 untuk tanaman perkebunan rakyat kopi
robusta dan kopi arabica sebesar 12.341,74 ton dan 1.319,41 ton. Peningkatan produksi komoditas pertanian di Jawa Tengah berdampak pula pada
peningkatan kesejahteraan petani. Hal ini dapat dilihat dari Nilai Tukar Petani NTP, yang mengalami peningkatan dari 96,19 pada tahun 2006 menjadi 103,12
pada tahun 2007. Pada tahun 2007 nilai Pola Pangan Harapan PPH sebesar 82,08 yang berarti naik dari tahun 2005 sebesar 78,60. Skor PPH ideal adalah
100 yang direncanakan akan tercapai pada tahun 2020. Rata-rata tingkat konsumsi energi Jawa Tengah tahun 2007 adalah sebesar 1.924,94
kkal kapita hari, sedangkan rekomendasi dari Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi WNPG VI I I tahun 2004 adalah sebesar 2.000 kkal kapita hari yang berarti
masih kurang 76,06 kkal kapita hari. Rata-rata tingkat konsumsi protein Jawa Tengah tahun 2007 adalah sebesar 55,94 gram kapita hari, sedangkan
rekomendasi dari Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi WNPG VI I I tahun 2004
40 adalah sebesar 52 gram kapita hari yang berarti sudah kelebihan 3,94
gram kapita hari.
d. Kelautan dan Perikanan