Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian Kondisi Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan 1. Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama

18 penduduk non produktif. Angka ini lebih rendah dibanding tahun 2005 yang tercatat sebesar 51,15. Sementara itu Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK penduduk Jawa Tengah tahun 2004 mencapai 71,04 , tahun 2005 menjadi 71,18 , tahun 2006 turun menjadi 68,60 dan tahun 2007 meningkat menjadi 70,16 . Jumlah pengangguran terbuka tahun 2004 mencapai 7,72 , tahun 2005 menjadi 8,51 , tahun 2006 turun menjadi 8,2 dan tahun 2007 turun menjadi 7,70 . Terkait dengan partisipasi masyarakat dalam program Keluarga Berencana KB, terjadi peningkatan peserta KB aktif. Pada tahun 2001 jumlah peserta KB aktif mencapai 4.447.887 dan mengalami peningkatan pada tahun 2007 sebesar 4.779.940. Jumlah peserta KB dengan sistem non hormonal sebanyak 940.927 14,68 dan hormonal sebanyak 3.839.013 80,32 . Sementara itu, peserta KB aktif mandiri juga mengalami peningkatan, yaitu dari 2.338.351 pada tahun 2001 meningkat sebanyak 10,22 menjadi 2.577.340 pada tahun 2007. Tingkat partisipasi KB kaum pria relatif masih rendah, hal ini karena adanya keterbatasan pelayanan KB bagi kaum pria serta masih adanya anggapan bahwa KB adalah urusan yang lebih banyak berhubungan dengan kaum wanita. Pencapaian ini belum optimal karena masih banyak penduduk Usia Subur Wajib KB yang belum mengikuti KB serta tingginya unmet need pasangan usia subur yang wajib KB namun belum terlayani sebesar 752.706 12 dan angka drop out KB sebesar 687.386 atau 11 .

b. Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian

Jumlah angkatan kerja di Jawa Tengah pada tahun 2002 sebanyak 15.735.322 orang, mengalami peningkatan sampai tahun 2007 menjadi 17.664.277 orang. Berdasarkan jumlah angkatan kerja tersebut, yang bekerja tercatat sebanyak 16.304.058 orang 92,70 dan mencari pekerjaan penganggur sebanyak 1.360.219 orang 7,29 . Jumlah penduduk bukan angkatan kerja pada tahun 2007 tercatat sebanyak 7.513.895 orang, terdiri atas 1.899.719 orang sedang sekolah, 4.156.073 orang mengurus rumah tangga, dan lainnya sebanyak 1.458.895 orang. Jika diperbandingkan dari tahun ke tahun selama kurun waktu tahun 2002-2006, jumlah penganggur nampak fluktuatif, yaitu sebanyak 984.234 orang 2002, 19 912.513 orang 2003, 1.299.220 orang 2004, 1.422.256 orang 2005 dan 1.296.000 2006. Jumlah penduduk yang termasuk kelompok setengah penganggur bekerja 35 jam per minggu cenderung mengalami penurunan walaupun pernah meningkat pada tahun 2004, yaitu 5.350.413 orang 2002, 5.238.231 orang 2003, 5.394.865 orang 2004, 5.185.409 orang 2005 dan 5.062.062 orang 2006. Sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor pertanian. Pada tahun 2006 terdapat 5.562.775 orang bekerja di sektor pertanian, angka tersebut menunjukkan penurunan sebesar 5,32 dibanding tahun sebelumnya, yaitu sebanyak 5.875.292 orang. Sektor terbesar berikutnya adalah perdagangan. Pada tahun 2006 terdapat 3.124.282 orang bekerja disektor perdagangan, dan mengalami penurunan dibandingkan tahun 2005 yang tercatat sebanyak 3.429.845 orang atau menurun 8,91 . Jumlah transmigran Jawa Tengah selama kurun waktu 2002-2007 cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 2003 dari target 1.249 KK dapat terealisasi 1.087 KK dengan jumlah jiwa 3.989 orang, sementara pada tahun 2007 dari target 856 KK dapat terealisasi 581 KK dengan jumlah jiwa 2.158 orang. Jika dilihat berdasarkan daerah tujuan transmigrasi, Provinsi Kalimantan Timur adalah daerah yang paling banyak dituju, berikutnya adalah Provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Provinsi lain sebagai daerah tujuan transmigrasi dari Provinsi Jawa Tengah adalah Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, Bangka Belitung, Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku Utara dan Provinsi Gorontalo.

c. Pendidikan