Prasarana Jalan Perhubungan Kondisi Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan 1. Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama

49 Struktur penerapan dan pengembangan teknologi dilakukan bekerjasama dengan perguruan tinggi, pemerintah kabupaten kota, lembaga penelitian pusat yang ada di Jawa Tengah dan mendorong masyarakat melakukan penelitian dan pengembangan berbasis sumberdaya lokal dan kultur budaya yang ada.

4. Prasarana dan Sarana Wilayah

Jawa Tengah pada satu sisi mempunyai keunggulan komparatif yang tinggi karena berada di tengah-tengah jalur distribusi Sumatera-Jawa–Bali, tetapi pada sisi lain memiliki beban yang cukup berat karena harus mampu menjaga dan meningkatkan peran dan fungsinya sebagai penopang jalur distribusi perekonomian nasional, kondisi sarana dan prasarana wilayah infrastruktur merupakan komponen utama yang perlu untuk mendapatkan perhatian supaya dapat selalu berfungsi dengan optimal. Secara umum kondisi sarana dan prasarana wilayah di Provinsi Jawa Tengah masih belum optimal dibanding dengan beban dan peran yang ditetapkan, antara lain sarana-prasarana perhubungan darat khususnya prasarana jalan dengan kondisi yang belum sepenuhnya baik; Jalur jalan Pantura masih belum seluruhnya menjadi empat lajur, Jalur jalan pantai selatan dan jalur penghubunhg Pantura-pansela yang belum sepenuhnya terbangun sehingga belum dapat berfungsi sebagai prime mover pertumbuhan wilayah Pansel, serta kereta api dengan kondisi jalur relnya masih memerlukan peningkatan kualitas prasarana dan peningkatan keselamatan lalu lintasnya.

a. Prasarana Jalan

Panjang jalan di wilayah Provinsi Jawa Tengah di Tahun 2007 sepanjang 26.296,28 Km, terdiri dari jalan nasional sepanjang 1.297,63, jalan provinsi sepanjang 2.539,70 km termasuk sebagian ruas di jalur lintas pantai selatan dan jalan kabupaten kota sepanjang 22.458,95 Km. Panjang jembatan nasional sepanjang 16.712 m dan jembatan provinsi sepanjang 25.335 m. Kondisi prasarana jalan provinsi pada tahun 2007 dengan kondisi prasarana jalan baik sebesar 82,50 , kondisi sedang sebesar 16,91 , dan kondisi rusak sebesar 0,59 . Kondisi jembatan provinsi di Tahun 2007 yang kondisinya baik mencapai 69,05 , kondisi sedang 29,76 dan kondisi rusak 1,19 . Ruas jalan Provinsi dengan kepadatan tinggi secara umum berada pada ruas jalan yang 50 menghubungkan kota-kota disepanjang pantai utara dengan wilayah tengah dan pantai selatan. Beberapa ruas sudah mencapai kejenuhan, perbandingan antara volume dan kapasitas jalan V C 0,75. Tingkat kecepatan waktu tempuh kendaraan rata-rata masih berkisar 30-35 km jam.

b. Perhubungan

Pembangunan perhubungan darat selama 5 tahun terakhir menunjukkan kecenderungan menurun kecuali jumlah terminal angkutan darat dan trayek Antar Kota Antar Provinsi AKAP. Kinerja pelayanan transportasi jalan dilihat dari jaringan pelayanan angkutan penumpang umum tahun 2006 dan 2007 cenderung tetap, karena telah diterapkan kebijakan pembatasan ijin trayek guna menjaga keseimbangan dengan kebutuhan masyarakat. Jumlah trayek Antar Kota Antar Provinsi AKAP sebanyak 840 trayek dan Antar Kota Dalam Provinsi AKDP 367 trayek. Kondisi jalur rel kereta api KA yang ada di j alur utara, selatan dan tengah Semarang-Solo dilayani oleh jalur tunggal dan digunakan dua arah lintasan untuk angkutan penumpang dan barang. Frekuensi perjalanan KA di jalur utara dan selatan sudah cukup padat, sedangkan pada jalur tengah frekuensi lintasan belum padat. Pintu gerbang Jawa Tengah di bagian utara adalah Pelabuhan Tanjung Mas. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan utama sekunder yang mampu disandari kapal kontainer, namun pada saat ini kapasitas dermaga sudah cukup padat. Pelabuhan antarpulau di pantai utara meliputi pelabuhan Brebes, Tegal, Pekalongan, Batang, Jepara, Juwana, Karimunjawa, dan Rembang. Pelabuhan ini melayani kapal niaga dan kapal nelayan. Sebagai pintu gerbang Jawa Tengah di bagian selatan adalah Pelabuhan Tanjung I ntan yang merupakan pelabuhan utama tersier yang mampu didarati oleh kapal kontainer dan sebagai alternatif keluar masuknya barang melalui laut selatan yang perkembangannya masih belum seperti Pelabuhan Tanjung Emas. Perhubungan udara saat ini dilayani oleh empat bandara komersial, yaitu Adisumarmo-Surakarta, Ahmad Yani-Semarang, Tunggul Wulung-Cilacap, dan Dewadaru-Karimunjawa. Bandara Adi Sumarmo-Surakarta saat ini berfungsi 51 sebagai bandara internasional dan pusat pelayanan haji untuk wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya, sedangkan bandara Ahmad Yani-Semarang melayani penerbangan domestik dan internasional. Bandara Tunggul Wulung-Cilacap dan Dewadaru-Karimunjawa lebih diarahkan sebagai pemandu lalu lintas udara dan pelayanan pendukung pariwisata.

c. Perumahan dan Permukiman