Kew enangan Urusan Wajib Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera a. Permasalahan

158 1 Provinsi PPT Provinsi dan Komisi Perlindungan Korban Kekerasan Berbasis Gender dan Anak KPK2BGA; 2 15 Kabupaten kota. r Tersedianya mekanisme perlindungan korban kekerasan termasuk trafficking berbasis masyarakat dan kearifan lokal di 15 desa di 15 kabupaten kota yang PPT nya sudah berjalan; s Terlindunginya setiap perempuan dan anak yang menjadi korban kekerasan, yang melaporkan kepada Pusat Pelayanan Terpadu PPT Korban Kekerasan Berbasis Gender dan Anak Provinsi Jawa Tengah; t Meningkatnya kualitas pelayanan PPT Provinsi dan PPT Kabupaten kota kepada perempuan dan anak korban kekerasan termasuk trafficking; u Menguatnya kerjasama antar provinsi dalam penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak termasuk trafficking, pada : 1 10 Provinsi anggota MPU; 2 5 Provinsi di luar Jawa yang menjadi daerah transit atau tujuan trafficking. v Meningkatnya jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang terlaporkan dan ditangani; w Peningkatan jumlah Kabupaten kota Layak anak di 12 Kabupaten Kota. x Terfasilitasinya pembentukan P2TP2A di 8 Kabupaten yang terintegrasi dengan Program Penanggulangan Kemiskinan; 4. Peningkatan peran serta anak dan kesetaraan gender dalam pembangunan di capai dengan indikator: a Meningkatnya I ndeks Pembangunan Gender I DG mencapai 61,8 dan I ndeks Pemberdayaan Gender I PG mencapai 65,9 pada tahun 2013; b Terlatihnya aparatur pemerintah tentang peningkatan peran serta anak dan kesetaraan dan keadilan gender; c Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya peran serta anak dan kesetaraan serta keadilan gender dalam pembangunan;

12. Kew enangan Urusan Wajib Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera a. Permasalahan

1. Program Keluarga Berencana : Jumlah penduduk Jawa Tengah diperkirakan meningkat 0,35 per tahun angka Nasional, Sensus, 2006 atau bertambah sekitar 11.160,52 jiwa per tahun, hal tersebut di karenakan : 159 a Tingkat Drop Out DO peserta KB masih cukup tinggi yaitu di atas 10 ; b Unmet need relatif masih tinggi, yaitu 7,4 ; c Tingginya angka TFR , yaitu 2,3 ; d Menurunnya penyuluh petugas lapangan KB PKB PLKB di Kabupaten kota karena terkait otonomi daerah, sehingga sangat menghambat jangkauan pelayanan KB; e Belum tersedianya sarana mobilitasTim KB Keliling di Kabupaten kota; f Semakin berkurangnya pembinaan peran serta masyarakat dan lembaga masyarakat dalam ber–KB; g Semakin mahalnya alat kontrasepsi jangka panjang I UD dan I mplant; h Sedikitnya variasi alat kontrasepsi untuk laki-laki; i Belum optimalnya layanan untuk informasi KB dan Keluarga Sejahtera; 2. Program Kesehatan Reproduksi Remaja KRR di lapangan belum di laksanakan secara maksimal oleh Kabupaten kota, dilain pihak pelatihan pendidik sebaya dan konselor sebaya masih belum berjalan sesuai dengan harapan, serta makin banyaknya remaja yang tidak mengetahui kesehatan reproduksi, Kurangnya pemahaman pengetahuan masyarakat tentang bahaya NAPZA, PMS dan HI V AiDS, meningkatnya jumlah korban NAPZA, PMS dan HI V AI DS 65 dan 422 kasus, serta selama ini masyarakat masih belum optimal dalam berpartisipasi bagi upaya pencegahan dan penanggulangan bahaya NAPZA, PMS dan HI V AIDS; 3. Program Pengembangan Model Operasional BKB, Posyandu, PAUD : belum optimalnya pelaksanaan model integrasi BKB, Posyandu dan PAUD dalam peningkatan pendidikan anak usia dini, hal ini dikarenakan : a. Belum adanya model bina keluarga balita BKB, Posyandu dan Pendidikan Anak Usia Dini PAUD; b. Belum tersedianya kader Posyandu yang mampu melakukan BKB dan PAUD; c. Belum optimalnya kelompok Bina Keluarga dan Bina Lingkungan Keluarga; d. Masih terbatasnya tenaga pendamping kelompok bina keluarga; e. Masih tingginya keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera 1. f. Belum optimal dan maksimalnya fasilitasi pelaksanaan, buku pedoman, norma, standar, prosedur, kriteria dan pengembangan ketahanan dan 160 pemberdayaan keluarga melalui kelompok catur bina bina lingkungan keluarga, bina keluarga balita, bina keluarga remaja dan bina keluarga lansia; g. Masih rendahnya cakupan dan partisipasi institusi masyarakat pedesaan perkotaan I MP yang peduli pada pemberdayaan keluarga; 4. Program Pembinaan dan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB Mandiri : belum optimalnya peran serta masyarakat dalam pelayanan KB Mandiri dan pelayanan KB sektor swasta bagi masyarakat dalam KB Mandiri; 5. Program Promosi Kesehatan I bu Bayi dan Anak melalui Kelompok Bina Keluarga dan Bina Balita : belum optimalnya model integrasi BKB, Posyandu dan PAUD, masih rendahnya cakupan keluarga yang mengikuti catur bina dan cakupan keluarga Pra KS dan KS I yang mengikuti kelompok UPPKS;.

b. Kebijakan