134 b
Peningkatan kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam pemanfaatan ruang sesuai dengan peruntukannya;
c Berkurangnya pelanggaran pemanfaatan ruang;
d Peningkatan upaya penegakan hukum terhadap pelaku pelanggaran
pemanfaatan ruang; e
Meningkatnya kesadaran aparatur dalam pengendalian ruang; f
Peningkatan kinerja Badan Koordinasi Pernataan Ruang Daerah, BKPRD dalam memfasilitasi pemecahan permasalahan dan pengendalian
pemanfaatan ruang.
6. Kew enangan Urusan Wajib Perencanaan Pembangunan a. Permasalahan
1 Belum optimalnya kerjasama dan sinergitas pembangunan antar daerah
kabupaten kota dan provinsi lain yang disebabkan oleh belum diketahuinya manfaat serta masih belum jelasnya aturan pelaksanaan kerjasama antar
daerah; 2
Belum optimalnya perkembangan dan pertumbuhan wilayah perbatasan yang disebabkan oleh rendahnya aksesibilitas karena jaraknya jauh dari pusat
pemerintahan serta kurang memadainya kondisi sarana prasarana dan sumberdaya pendukung pelayanan publik;
3 Belum optimalnya perkembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh yang
disebabkan oleh masih minimnya publikasi serta dukungan kebijakan yang mengarah pada pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh;
4 Belum optimalnya pengendalian kota-kota besar dan menengah yang
disebabkan oleh masih belum jelasnya arah pengembangan kota-kota besar dan menengah;
5 Belum optimalnya sumber daya aparatur di bidang perencanaan, pelaksanaan
penelitian dan pengembangan pembangunan daerah yang disebabkan oleh kurangnya keahlian dan keterampilan sumberdaya aparatur serta dukungan
sarana – prasarana; 6
Belum optimalnya penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah, yang disebabkan oleh belum mantabnya dukungan data dan keterbatasan
kapasitas aparatur perencana;
135 7
Belum optimalnya penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah bidang ekonomi, antara lain disebabkan oleh dinamika perubahan ekonomi,
akurasi data dan belum profesionalnya aparatur perencana; 8
Belum optimalnya penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah bidang sosial budaya, antara lain disebabkan oleh dinamika perubahan sosial,
akurasi data dan belum profesionalnya aparatur perencana; 9
Belum optimalnya penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah bidang prasarana wilayah dan sumberdaya alam, antara lain disebabkan oleh
dinamika perubahan iptek, akurasi data dan belum profesionalnya aparatur perencana serta kompleknya permasalahan menurunnya kualitas lingkungan;
10 Belum optimalnya koordinasi dan perencanaan pembangunan daerah rawan
bencana, antara lain disebabkan oleh belum lengkapnya data base, akurasi data dan belum profesionalnya aparatur perencana.
b. Kebijakan