Perumahan dan Permukiman Sumber Daya Air

51 sebagai bandara internasional dan pusat pelayanan haji untuk wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya, sedangkan bandara Ahmad Yani-Semarang melayani penerbangan domestik dan internasional. Bandara Tunggul Wulung-Cilacap dan Dewadaru-Karimunjawa lebih diarahkan sebagai pemandu lalu lintas udara dan pelayanan pendukung pariwisata.

c. Perumahan dan Permukiman

Jumlah rumah pada tahun 2006 sebesar 1,1 juta unit, sementara kemampuan membangun setiap tahun sebanyak 8500 unit rumah. Disisi lain, kebutuhan rumah per tahun sebanyak 81.290 unit rumah. Hal ini menunjukkan bahwa saat ini di Jawa Tengah masih banyak sekali keluarga yang belum memiliki rumah sendiri. Berdasarkan tipe rumah, sampai dengan tahun 2005 terdapat 7,22 juta unit rumah, terdiri atas tipe A sebanyak 2.131.049 unit, tipe B sebanyak 2.857.692 unit, dan tipe C sebanyak 2.232.471 unit. Masih banyak terdapat kawasan permukiman kumuh terutama di perkotaan, desa nelayan dan desa terisolir yang tersebar di seluruh wilayah Provinsi Jawa Tengah. Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa maupun Milik Rusunawa mi belum berjalan seperti yang diharapkan, sehingga belum dapat mengatasi kebutuhan perumahan bagi Rumah Tangga Miskin RTM pada kawasan kumuh perkotaan. Kawasan permukiman perlu dukungan pelayanan air bersih dan sanitasi. Pada tahun 2007 cakupan pelayanan air bersih perkotaan lebih kurang 33,2 dan perdesaan 9,0 . Cakupan sanitasi limbah lebih kurang 51 dan persampahan lebih kurang 65 sampah terangkut.

d. Sumber Daya Air

Jawa Tengah tahun 2007 memiliki 128 buah sungai induk dengan panjang 4.076 km, 40 buah waduk, dan 172 buah embung atau waduk lapangan, 602 mata air dan 648 sumur dalam. Kapasitas ketersediaan air permukaan sebesar 56,4 milyar m 3 per tahun, yang berasal dari mata air 653 juta m 3 per tahun, sungai utama 65,13 milyar m 3 per tahun, waduk, danau dan embung 2,4 milyar m 3 per tahun. Potensi tersebut baru dimanfaatkan sebesar 12,8 milyar m 3 per tahun atau 20 dan yang belum 52 dimanfaatkan serta terbuang ke laut sebesar 52,3 milyar m 3 atau 80 . Faktor kecukupan pemberian air irigasi yang ada pada Masa Tanam I adalah k = 0,86, Masa Tanam I I adalah k = 0,81 dan Masa Tanam I I I adalah k = 0,48. Sawah yang dilayani jaringan irigasi seluas 992.455 ha atau sebanyak 9.115 Daerah I rigasi DI , terdiri atas 39 DI dengan luas 346.998 ha menjadi kewenangan pusat, 106 DI dengan luas 86.252 ha menjadi kewenangan provinsi, dan 8.982 DI dengan luas 559.205 ha adalah kewenangan kabupaten kota. Jumlah DAS kritis ditinjau dari perbandingan debit maksimum terhadap debit minimum adalah sejumlah 35 DAS dari 128 DAS. Sungai yang mengalami pendangkalan 35 sungai, tanggul kritis 20 km. Kebutuhan air baku untuk rumah tangga, kota dan industi se Jawa Tengah sebesar 2.049.878.299 m 3 per tahun atau baru terpenuhi 19,76 . Panjang pantai se Jawa Tengah 791,76 km, rusak 157 km dan yang sudah tertangani secara struktur memalui Program Pengamanan Pantai sepanjang 40 km atau sekitar 22 . Dari jumlah 608 mata air, baru 30 mata air yang mendapat ijin. Daerah rawan banjir pada tahun 2007 adalah 199.427 ha. Ketersediaan dan kualitas air di Jawa Tengah cenderung tidak menentu, hal ini dipengaruhi oleh perubahan iklim global maupun musim kemarau dan terjadinya degradasi Daerah Tangkapan Air DTA serta adanya perubahan tata guna lahan, yang memengaruhi ketersediaan air baku dalam menunjang aktivitas sosial maupun ekonomi. Adapun mutu kualitas air sangat dipengaruhi oleh berbagai limbah rumah tangga, baik berasal dari limbah permukiman maupun industri yang berpotensi sebagai pencemar kualitas air. Kondisi sungai secara fisik cenderung menurun dan belum seluruhnya dapat menampung debit air pada waktu-waktu tertentu. Hal ini disebabkan oleh adanya penurunan kapasitas debit sungai sehingga menimbulkan potensi daerah-daerah rawan banjir.

e. Pos dan Telekomunikasi