Kew enangan Urusan Wajib Kesehatan a. Permasalahan

112 9. Program Pendidikan Berkelanjutan, dengan indikator : a 75 sekolah di Jawa Tengah melaksanakan pembinaan wawasan kebangsaan. b 100 sekolah di Jawa Tengah melaksanakan kurikulum Bahasa Jawa.

2. Kew enangan Urusan Wajib Kesehatan a. Permasalahan

1 Masih kurangnya kualitas dan kuantitas sumberdaya kesehatan tenaga, sarana prasarana, pengangguran dikarenakan: a Terbatasnya anggaran kesehatan untuk pengadaan tenaga kesehatan; b Masih adanya kesenjangan tenaga kesehatan di daerah pedesaan dan perkotaan; c Masih kurangnya ketrampilan tenaga kesehatan terutama di kebidanan; d Masih banyaknya tenaga kesehatan yang belum bersertifikat sertifikasi kompetensi; e Masih kurangnya pemerataan distribusi tenaga kesehatan strategis dokter spesialis, dokter gigi, bidan, perawat pada sarana pelayanan kesehatan di daerah; f Masih rendahnya perlindungan dan kepastian hukum terhadap tenaga kesehatan; g Masih rendahnya koordinasi dan sinkronisasi perencanaan penganggaran dan evaluasi pembangunan kesehatan di tingkat provinsi maupun kabupaten kota; h Masih rendahnya kemampuan sumberdaya manusia dalam perencanaan, penganggaran dan evaluasi pembangunan kesehatan di tingkat provinsi dan kabupaten kota; i Berkembangnya permasalahan kesehatan di daerah lintas batas dan provinsi anggota MPU yang membutuhkan koordinasi dan kerjasama antar wilayah; j Belum efektifnya pengawasan keuangan dan pencapaian retribusi pendapatan pada dinas kesehatan dan UPT; k Belum semua masyarakat miskin mendapatkan Jaminan Kesehatan Masyarakat Jamkesmas; l Masih rendahnya keterlibatan pemerintah Kab. Kota dalam pengembangan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat; 113 m Masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam sistem jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat secara mandiri; n Masih kurangnya jumlah dokter spesialis jiwa. 2 Masih banyaknya kasus gizi buruk di masyarakat hal ini dikarenakan : a Pengetahuan pembantu rumah tangga dalam pemberian makanan bergizi masih rendah; b Daya beli masyarakat untuk makanan bergizi rendah; c Ketrampilan ibu dalam menyiapkan makanan bergizi belum memadai; d Kurangnya promosi tentang makanan bergizi; e Kurang terkoordinasinya program gizi buruk di Kabupaten Kota dan antar Kabupaten Kota. 3 Masih terdapat masyarakat yang belum menikmati pelayanan kesehatan yang bermutu sehingga ada kecenderungan meningkatnya angka kematian, baik ibu melahirkan, angka kematian anak dan angka kematian karena meningkatnya angka kesakitan, hal ini diantaranya disebabkan oleh: a Mahalnya pelayanan kesehatan yang baik b Pelayanan kesehatan yang tidak terjangkau karena jauhnya jarak dan sulitnya akses pelayanan kesehatan c Masih kurangnya fasilitas sarana dan prasarana dan prasarana kesehatan dasar dan rujukan. d Masih tingginya kasus permasalahan kesehatan pada kelompok masyarakat yang rentan kesehatan ibu, anak, remaja, usia lanjut dan pekerja. e Masih diperlukannya peningkatan mutu pelayanan kesehatan untuk masyarakat miskin 4 Masih rendahnya kualitas lingkungan, hal ini dikarenakan oleh : a Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan; b Masih kurangnya sarana dan prasarana dalam menunjang lingkungan sehat. 5 Penyakit menular DBD, Malaria, diare, AFP, HI V AI DS dan TB Paru dan penyakit tidak menular jantung koroner, kencing manis, kanker masih tinggi di Jawa Tengah. Masih tingginya angka kesakitan ini disebabkan oleh : a Survailance penyakit menular dan tidak menular yang masih lemah; b Masih jeleknya sanitasi lingkungan; 114 c Masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam berperilaku hidup bersih dan sehat; d Masih tingginya kasus permasalahan kesehatan pada kelompok masyarakat yang rentan kesehatan ibu, anak, remaja, usia lanjut dan pekerja; e Masih tingginya angka penderita gangguan jiwa di Jawa Tengah. 6 Masih belum optimalnya pembinaan, pengendalian, dan pengawasan di bidang farmasi, makanan, dan perbekalan kesehatan disebabkan: a Tingkat ketersediaan dan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan belum sesuai kebutuhan; b Pelayanan kefarmasian belum terintegrasi secara komprehensif dan optimal dalam pelayanan kesehatan; c Masih ditemukannya peredaran sediaan farmasi, makanan dan perbekalan kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan mutu dan keamanan kesehatan; d Belum semua sarana produksi industri farmasi, makanan dan perbekalan kesehatan serta sarana distribusi farmasi dan alat kesehatan menerapkan prinsip Good Production Practices dan Good Distribusion Practices; e Belum optimalnya mutu dan pengembangan obat tradisional serta masih kurangnya pemanfaatan obat tradisional pada sarana pelayanan kesehatan formal; f Belum optimalnya pemanfaatan laboratorium makanan minuman di tingkat Kabupaten Kota dan Provinsi untuk menjamin mutu dan keamanan produk makanan minuman; g Belum optimalnya kerja sama lintas program, lintas sektor, dengan organisasi profesi dan lembaga swadaya masyarakat dalam pembinaan, pengendalian dan pengawasan sediaan farmasi, makanan dan perbekalan kesehatan, mulai dari produksi, distribusi sampai dengan pemanfaatannya. 7 Rendahnya perilaku hidup sehat di masyarakat, hal ini disebabkan antara lain oleh : a Perbedaan pola penyakit dan persebaran pada setiap daerah; b Upaya promosi dan pencegahan belum menjadi prioritas; c Status kesehatan masyarakat dan lingkungan belum kondusif; d Belum optimalnya pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan; 115 e Belum optimalnya pelaksanaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat; f Masih adanya penyimpangan dan pemanfaatan obat dan zat-zat terlarang; g Masih buruknya stigma masyarakat terutama mengenai kesehatan jiwa dan rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap pentingnya kesehatan jiwa.

b. Kebijakan