169 3
Belum optimalnya perlindungan dan pengembangan lembaga tenaga kerja, yang disebabkan oleh :
a Kurang berfungsinya lembaga tenaga kerja;
b Belum optimalnya fungsi Perusahaan Pengerah Tenaga Kerja I ndonesia
Swasta PPTKI S dalam memberikan perlindungan kepada Tenaga Kerja I ndonesia TKI ;
c Rendahnya tingkat kesejahteraan tenaga kerja;
d Lemahnya pengawasan ketenagakerjaan.
b. Kebijakan
Kebijakan pembangunan ketenagakerjaan Provinsi Jawa Tengah diarahkan pada : 1
Peningkatan dan perluasan lapangan pekerjaan di berbagai sektor; 2
Peningkatan kopetendi dan produktivitas tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan pasar kerja;
3 Penegakkan hukum dan perlindungan tenaga kerja;
4 Peningkatan kesejahteraan tenaga kerja;
5 Memantapkan hubungan industrial yang harmonis.
c. Strategi
1 Meningkatkan kerjasama dengan pihak-pihak terkait dalam penyerapan
tenaga kerja, baik regional, nasional maupun internasional; 2
Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya pelatihan dan produktivitas; 3
Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dalam penyelenggaraan bursa kerja dan optimalisasi sistem informasi bursa kerja yang mudah diakses oleh
masyarakat; 4
Meningkatkan pengawasan dan perlindungan tenaga kerja sesuai norma hukum yang belaku, serta meningkatkan peran lembaga ketenagakerjaan.
d. Program
1 Peningkatan Kesempatan Kerja;
2 Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja;
3 Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan.
e. Sasaran
1. Meningkatkan jumlah Angkatan Kerja Lokal AKAL;
170 2.
Meningkatkan jumlah Angkatan Kerja Antar Daerah AKAD; 3.
Meningkatkan jumlah Angkatan Kerja Antar Negara AKAN; 4.
Mewujudkan penyelenggaraan dan sistem informasi pasar kerja yang mudah diakses oleh masyarakat;
5. Meningkatkan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja;
6. Meningkatkan peran serta dan partisipasi lembaga-lembaga pendidikan dalam
penyiapan kualitas tenaga kerja; 7.
Meningkatkan perlindungan dan jaminan kesejahteraan tenaga kerja; 8.
Meningkatkan pembinaan dan pengawasan ketenagakerjaan; 9.
Meningkatkan peran serta lembaga ketenagakerjaan;
f. I ndikator Capaian
1 Tercapainya AKL 100.000 orang;
2 Tercapainya AKAD 75.000 orang;
3 Tercapainya AKAN 336.000 orang;
4 Terselenggaranya bursa kerja dengan 12.500 lowongan verja, melalui Bursa
Kerja Kursus BKK; 5
Terbentuknya 350 BKK; 6
Terbinanya 500 BKK; 7
Terselenggaranya Job Market Fair yang diikuti yang diikuti oleh 350 peru- sahaan dengan menghasilkan 12.000 lowongan kerja;
8 Tersebarnya informasi pasar kerja di 35 Kabupaten kota;
9 Tercapainya peningkatan kopetensi 52.000 tenaga kerja;
10 Tercapainya 1.100 lembaga penyelenggaran pelatihan kerja dan berperan aktif
dalam peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja; 11
Terfasilitasinya 10.000 tenaga kerja dan 250 instruktur; 12
Tercapainya Revitalisasi 5 Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Latihan Kerja UPTD BLK;
13 Terfasilitasinya peningkatan kompetensi 500 instruktur dan 250 pengelola LPK;
14 Tercapainya penempatan 500 orang pemagangan dalam negeri dan 3.000
orang pemagangan luar negeri; 15
Tersusunya 25 program pelatihan CBT Competensy Base Training dan 100 modul pelatihan CBT;
16 Terbentuknya 25 tempat uji kompetensi ;
17 Terakreditasinya 250 lembaga pelatihan kerja ;
171 18
Tercapainya peningkatan produktivitas 2.500 tenaga kerja dan 1.000 perusahaan;
19 Tercapainya jaminan perlindungan tenaga kerja dan terwujudnya kondisi
hubungan I ndustrial yang harmonis melalui : a
Terbentuknya 2500 Serikat Pekerja Serikat Pekerja SP di tingkat perusahaan;
b Terbentuknya 660 Lembaga Kerja Sama LKS Bipartit;
c Revitalisasi peran 36 LKS Tripartit dalam memberikan pertimbangan
ketenagakerjaan kepada pimpinan daerah; d
Revitalisasi 36 organisasi pengusaha untuk mendukung kondisi Hubungan I nternasional di Jateng.
20 Terwujudnya Peningkatan kesejahteraan pekerja.
a Penetapan Upah Minimum Kabupaten Kota UMK dengan pencapaian 100
Kebutuhan Hidup Layak KHL s.d 2013., 2009 sebesar 90,10 , 2010 sebesar 92,57 , 2011 sebesar 95,05 , 2012 sebesar 97,51 . 2013
sebesar 100 ; b
Penambahan peserta program jamsostek luar hub. kerja dari jumlah pek informal sebanyak 10 dari 14.799.001 orang;
c Terbentuknya koperasi karyawan sebanyak 1.200 koperasi;
d Tersedianya fasilitas kesejahteraan pekerja di 3.705 perusahaan;
e Adanya Sistem Pengupa-han dalam bentuk struktur dan Skala Upah di
perusahaan. 21
Terwujudnya peningkatan syarat-syarat kerja di perusahaan a
Meningkatnya kualitas materi PP dan Pejanjian Kerja Bersama PKB; b
Perusahaan yang wajib membuat PP se Jateng sebanyak 5.840; c
Serikat kerja yang dapat membuat PKB sebanyak 1.446 SP SB; 22
Berkurangnya kasus-kasus ketenagakerjaan di Jawa Tengah, baik kasus perselisihan hubungan industrial maupun kasus TKI sebesar 50 ;
23 Peningkatan profesionalisme 129 mediator se Jateng, konsiliator dan arbiter se
Jawa Tengah; 24
Revitalisasi terhadap 15 PPTKI S dan 500 cabang PPTKI S; 25
Terwujudnya pembinaan dan pengawasan ketenagakerjaan DI 35 Kabupaten Kota meliputi : 16.581 Perusahaan dan PPTKI S 1500 Perusahaan formal dan
PPTKI S, 15 PPTKI S, 500 cabang PPTKI S dan 212 Pegawai pengawas ketenagakerjaan, 100 kasus;
172
15. Kew enangan Urusan Wajib Koperasi dan Usaha Kecil Menengah a. Permasalahan
1 Lemahnya kualitas kelembagaan Koperasi dan UMKM pada bidang manajemen,
organisasi dan tatalaksana; 2
Lemahnya Koperasi dan UMKM terhadap akses pasar; 3
Lemahnya akses Koperasi dan UMKM terhadap permodalan dan pembiayaan usaha;
4 Lemahnya Koperasi dan UMKM terhadap penguasaan teknologi, pemenuhan
sarana dan prasarana usaha; 5
Rendahnya kualitas sumberdaya manusia Koperasi dan UMKM, yang meliputi kompetensi, semangat dan jiwa kewirausahaan;
b. Kebijakan
1 Penguatan kelembagaan ekonomi masyarakat pedesaan, perkotaan dalam
basis sistem agrobisnis KUD, KOPTAN, KSP USP; 2
Pengembangan jaringan usaha dan perluasan akses dan pangsa pasar Koperasi dan UMKM baik di dalam maupun di luar negeri;
3 Memperluas akses Koperasi dan UMKM terhadap lembaga pembiayaan dan
penguatan kelembagaan keuangan yang dimiliki dan dikelola masyarakat KSP USP, KJKS dll;
4 Mendorong pertumbuhan dan memberdayakan UMKM melalui berbagai insentif
dibidang perijinan, pemberian fasilitas pemasaran, melalui berbagai pameran produk-produk UMKM, serta penguatan sarana dan prasarana pendukung
kegiatan usaha UMKM; 5
Peningkatan kualitas sumberdaya manusia Koperasi dan UMKM melalui pendidikan untuk menghasilkan SDM yang memiliki kompetensi dan daya saing
yang tinggi;
c. Strategi