Perubahan I klim, Pemanasan Global dan Degradasi Lingkungan Krisis Pangan Dunia Terjadinya Krisis Energi Nasional

64 yang dikonsumsi masyarakat merupakan minyak dengan harga subsidi, sehingga pada saat harga minyak dunia melambung tinggi, APBN terganggu karena asumsi-asumsi pendapatan maupun pengeluaran didasarkan pada standar harga minyak dunia tersebut. Dampak dari instabilitas APBN ini adalah berkurangnya dana perimbangan dari pemerintah kepada daerah, baik dalam bentuk Dana Alokasi Umum DAU, Dana Alokasi Khusus DAK maupun dana bantuan lainnya.

c. Perubahan I klim, Pemanasan Global dan Degradasi Lingkungan

Pemanasan global menyebabkan peningkatan muka air laut, sehingga wilayah- wilayah tertentu dilanda banjir akibat pasang naik rob. Akibat lainnya adalah terjadinya anomali musim, terjadinya banjir dan kekeringan sehingga mengakibatkan penurunan produktivitas pertanian, dan terjadinya bencana alam. Ancaman terjadinya kerusakan lingkungan akibat pemanasan global ini menuntut adanya komitmen masyarakat dunia atas penyelamatan bumi save the planet.

d. Krisis Pangan Dunia

I su penting lainnya adalah naiknya harga bahan pangan dunia terutama beras hal ini disebabkan oleh tidak seimbangnya volume produksi dengan kebutuhan atau konsumsi. Kondisi ini secara nasional menyebabkan berkuranganya peluang impor sehingga ketersediaan pangan nasional terganggu. Bagi Propinsi Jawa Tengah kondisi semacam sangat berpengaruh karena Jawa Tengah disamping harus memenuhi kebutuhan pangan penduduk sendiri swasembada juga harus memberikan kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan pangan nasional.

e. Komitmen Pemerintah I ndonesia pada Berbagai Permasalahan I nternasional

Pemerintah I ndonesia telah ikut menandatangani berbagai komitmen internasional dan telah meratifikasi komintmen tersebut dalam Undang- Undang. Untuk mewujudkan komitmen tersebut perlu didukung oleh seluruh pemerintahan daerah. Salah satu komitmen penting yang telah disepakati adalah Millenium Development Goals MDG’s. MDG’s merupakan paradigma pembangunan global yang disepakati oleh 189 Negara anggota PBB termasuk 65 I ndonesia dalam KTT Milenium September 2000. Secara singkat arah pembangunan yang disepakati secara global dan diharapkan dapat dicapai di tahun 2015 adalah : 1 menghapuskan kemiskinan dan kelaparan berat; 2 mewujudkan pendidikan dasar untuk semua orang; 3 mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan; 4 menurunkan kematian anak; 5 meningkatkan kesehatan maternal; 6 melawan penyebaran HI V AI DS dan penyakit menular lainnya malaria dan tuberkulosa; 7 menjamin keberlangsungan lingkungan; dan 8 mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan. Komitmen lain yang telah disepakati diantaranya adalah Protokol Kyoto, Convention on the Elimination of All Form of Discrimination Against Women CEDAW , Hyogo Framework, Ecolabelling dan sebagainya.

2. Kondisi Lingkungan Nasional a. Tingginya Angka Kemiskinan dan Angka Pengangguran

Tingginya angka kemiskinan dan angka pengangguran merupakan permasalahan serius yang dihadapi oleh pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah kabupaten kota dan daerah provinsi, termasuk pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Jumlah penduduk miskin di I ndonesia dengan kriteria MDG’s yaitu mereka yang berpenghasilan kurang dari 1 US, pada tahun 2007 sebanyak lebih kurang 16,5 juta jiwa atau lebih kurang 7,5 .

b. Terjadinya Krisis Energi Nasional

Adanya perubahan harga minyak energi fossil di pasar dunia mulai akhir tahun 2007 sampai dengan akhir tahun 2008 yang cenderung fluktuatif dan semakin terbatasnya energy fosil tersebut, memicu terjadinya krisis energy yang memerlukan perhatian serius seluruh pihak. Krisis energy di I ndonesia ternyata tidak hanya terjadi pada energy primer saja namun juga terjadi pada energy sekunder dalam hal ini listrik. Tidak terjaminya kontinuitas pasok batu bara pada pembangkit-pembangkit PLTU milik PT PLN Persero menyebabkan berkurangnya pasokan listrik pada sistem interkoneksi Jawa –Bali, sehingga pemadaman bergilir tak bisa dihindari. Ketidakhandalan penyediaan tenaga listrik ini berpengaruh terhadap produktivitas masyarakat dan produktivitas daerah serta menyebabkan rendahnya daya tarik daerah bagi investor. 66

c. Tuntutan Perw ujudan Good And Clean Governance yang Semakin Kuat.