VI ANALISIS LINGKUNGAN USAHA WISATA MANCING FISHING VALLEY
6.1. Gambaran Umum Konsumen
Penyebaran kuesioner kepada 30 pengunjung yang seluruhnya adalah pemancing laki-laki dilakukan kepada 12 pemancing kiloan dan 18 orang
pemancing galatama dengan pertimbangan bahwa pemancing didominasi oleh laki-laki dan lebih banyak peminat pada pemancingan galatama. Berdasarkan
hasil wawancara dengan pemancing di Fishing Valley, faktor hobi merupakan alasan utama mereka memancing di Fishing Valley. Hasil pengolahan kuesioner
mengenai gambaran umum konsumen Fishing Valley disajikan pada Lampiran 2. Hasil pengolahan kuesioner menyimpulkan bahwa usia pemancing
didominasi oleh usia antara 41-50 tahun yaitu sebanyak 12 orang 40 persen dan usia 31-40 sebanyak 9 orang 30 persen. Responden didominasi oleh masyarakat
yang sudah menikah yaitu sebanyak 29 orang 96,7 persen. Memancing di Fishing Valley juga dapat menjadi suatu kegiatan menyalurkan hobi sekaligus
rekreasi keluarga bagi pemancing yang umumnya telah menikah. Pemancing di Fishing Valley umumnya berpendidikan cukup tinggi
dengan lulusan sarjanapascasarjana lebih banyak yaitu 46,7 persen diikuti oleh tamatan SMA sebanyak 30 persen dan 16,7 persen lulusan diplomaakademi.
Pekerjaan responden didominasi oleh wiraswasta 33,3 persen, pegawai swasta 30 persen dan pegawai negeri 23,33 persen. Pendidikan dan pekerjaan adalah
karakteristik demografi konsumen yang saling berhubungan. Pendidikan akan menentukan jenis pekerjaan yang dilakukan oleh seorang konsumen. Pekerjaan
seseorang akan mempengaruhi pendapatan yang diterima yang secara tidak langsung menunjukkan segmentasi konsumen Fishing Valley yang cenderung
merupakan kalangan menengah ke atas. Segmentasi konsumen ini didukung oleh pendapatan pemancing per bulan yang sebagian besar berkisar antara Rp 4-6 juta
30 persen, pendapatan di atas Rp 6 juta 26,7 persen dan Rp 2-4 juta 23,3 persen.
Jangkauan pasar Fishing Valley merupakan pemancing yang berada di wilayah sekitar Jabodetabek. Konsumen wilayah Bogor masih mendominasi yaitu
43,3 persen di Kabupaten Bogor dan 33,3 persen di Kota Bogor. Hal ini
70 dikarenakan lokasi usaha yang terletak di wilayah Kabupaten Bogor dan
berbatasan langsung dengan Kota Bogor. Dilihat dari hari kunjungan, Sebagian besar konsumen melakukan kegiatan wisata mancing pada hari Sabtu, Minggu dan
Libur yaitu sebanyak 66,7 persen. Kunjungan pada hari kerja sebanyak 33,3 persen umumnya dilakukan oleh pemancing galatama di sekitar lokasi usaha
untuk memanfaatkan waktu setelah beraktifitas pulang kerja untuk memancing. Frekuensi kunjungan para pemancing dalam sebulan sebagian besar memancing
seminggu sekali empat kali dalam sebulan yaitu sebanyak 30 persen yang umumnya dilakukan pada hari-hari libur dan kunjungan lebih dari empat kali
dalam sebulan sebanyak 26,7 persen. Pemancing yang melakukan kunjungan lebih dari empat kali ini umumnya adalah pemancing galatama di sekitar lokasi usaha
yang frekuensi memancingnya cukup sering dengan memanfaatkan hari-hari kerja. Hal ini menunjukkan bahwa aktifitas memancing umumnya dilakukan
secara rutin dan cukup sering untuk menyalurkan hobi. Para pemancing di Fishing Valley sebagian besar memperoleh informasi
keberadaan Fishing Valley dari teman dan billboardbaliho di jalan yaitu masing- masing sebanyak 36,7 persen. Pemancing di Fishing Valley yang didominasi oleh
pemancing galatama, umumnya telah mempunyai kenalan di kalangan pemancing. Oleh karena itu, promosi melalui mouth to mouth sangat efektif untuk
menyebarkan informasi tentang Fishing Valley. Selain itu, lokasi Fishing Valley yang berada di pinggir jalan alternatif yang menghubungkan Kabupaten Bogor
dan Kota Bogor sangat efektif untuk menyebarkan keberadaan usaha melalui pemasangan billboardbaliho di tempat-tempat strategis. Masyarakat sekitar usaha
umumnya mengetahui keberadaan usaha melalui pemasangan billboardbaliho di pintu gerbang Fishing Valley.
Tujuan utama konsumen melakukan kunjungan ke Fishing Valley adalah untuk melakukan aktifitas memancing. Tujuan untuk memancing dan rekreasi
keluarga mendominasi motivasi kunjungan konsumen yaitu sebanyak 56,7 persen. Sedangkan yang tujuannya hanya untuk memancing saja sebanyak 43,3 persen.
Tujuan kunjungan yang hanya untuk memancing saja, umumnya dilakukan oleh pemancing galatama yang frekuensi memancingnya cukup sering. Konsep wisata
keluarga di Fishing Valley terlihat dari kunjungan pemancing yang umumnya
71 dilakukan bersama keluarga yaitu sebanyak 50 persen. Sedangkan untuk
kunjungan sendiri sebanyak 30 persen umumnya dilakukan oleh pemancing galatama.
Fasilitas yang dipilih pemancing yang hanya kolam pemancingan saja sebanyak 13 orang atau 43, 3 persen. Hal ini sesuai dengan tujuan mereka yang
hanya untuk memancing saja. Sedangkan untuk pemancing yang datang bersama keluarga dan teman umumnya memilih fasilitas kolam pemancingan, restoran dan
arena bermain sebanyak 30 persen. Sedangkan yang hanya memilih fasilitas kolam pemancingan dan restoran hanya 26,7 persen. Pengeluaran yang umumnya
dikeluarkan untuk keseluruhan pengeluaran rekreasi berada di atas Rp 100.000,00 yang didominasi oleh konsumen dengan pengeluaran antara Rp 400.000,00-Rp
500.000,00 per kunjungan 33,3 persen dan konsumen dengan pengeluaran antara Rp 200.000,00-Rp 300.000,00 30 persen. Pengeluaran konsumen untuk
melakukan wisata mancing di Fishing Valley cukup besar. Selain itu, aktifitas memancing yang cukup sering dilakukan oleh sebagian besar pemancing
menunjukkan pengeluaran mereka yang akan semakin besar memberikan kontribusi bagi penjualan perusahaan.
6.2. Analisis Lingkungan Eksternal