23 habit. Pembagian umpan terdiri atas dua yaitu umpan alami dan umpan buatan.
Umpan alami adalah umpan yang murni berasal dari alam, tidak dicampur atau tercampur dengan sesama bahan alami maupun bahan buatan. Sedangkan umpan
buatan adalah umpan yang telah diolah manusia, baik dengan mesin pabrik maupun tidak.
Pelampung didefinisikan sebagai benda yang mampu mengapung di permukaan air, baik secara keseluruhan atau sebagian. Biasanya pelampung
terbuat dari bahan kayu, busa, dan karet. Bahan yang paling baik yaitu karet sintesis yang permukaannya dilapisi bahan kedap air untuk mengurangi turunnya
daya apung sebuah pelampung akibat rembesan air. Selain itu warna pelampung sebaiknya mencolok agar mudah terlihat dari jarak jauh.
Perlengkapan memancing lainnya yaitu pemberat yang berfungsi untuk memperkokoh dan mengimbangi kedudukan pelampung di air, serta untuk
mempercepat tenggelamnya umpan yang dilempar ke air dan meluruskan posisi tali pancing ke air. Perlengkapan lain dalam memancing yaitu pengasah mata
pancing yang biasanya berupa batu asah seperti asahan pisau, gerinda, atau kikir besi. Selain pengasah mata pancing, yang perlu diperhatikan dalam memancing
yaitu tempat peralatan pancing yang biasanya berbentuk kotak yang terbuat dari kaleng atau kayu yang didalamnya dibentuk ruang-ruang kecil untuk menyimpan
peralatan cadangan secara terpisah.
2.5. Kajian Penelitian Terdahulu
Nisa 2005 dalam penelitiannya yang berjudul ”Strategi Pemasaran Tanaman Anggrek Studi Kasus: Antika Anggrek, Taman Anggrek Ragunan”
menggunakan alat analisis dan pengolahan data berupa matriks IFE, matriks EFE, matriks profil persaingan CPM, matriks IE, matriks SWOT dan analisis QSPM
untuk pengambilan keputusan. Berdasarkan hasil dari matriks IE, posisi perusahaan berada pada sel V dengan tipe strategi yang disarankan adalah strategi
pertahankan dan pelihara. Berdasarkan analisis persaingan disimpulkan bahwa daya saing Antika Anggrek masih lebih baik dibandingkan dengan kedua
pesaingnya. Strategi yang dihasilkan dari matriks SWOT yaitu strategi SO, pengadopsian teknologi tepat guna, serta menetapkan kontrol kualitas pada semua
produk dan jasa. Strategi WO, optimalisasi kapasitas kavling. Strategi ST,
24 meningkatkan belanja iklan serta menambah usaha promosi selain iklan. Strategi
WT, memfokuskan kegiatan usaha produksi dan pemasaran pada produk dan atau jasa utama perusahaan. Urutan strategi berdasarkan matriks QSPM yang terbesar
adalah memfokuskan kegiatan usaha produksi dan pemasaran pada produkjasa utama perusahaan.
Kurniawan 2006 dalam penelitiannya yang berjudul “Strategi Bisnis Pemancingan Saung Awi Rancakendal di Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota
Bandung” menggunakan metode analisis deskriptif, IFE, EFE, IE, SWOT dan QSPM. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis faktor-faktor
lingkungan internal dan eksternal Pemancingan Saung Awi Rancakendal serta merumuskan strategi yang tepat dan sesuai dengan kondisi internal dan eksternal
perusahaan. Berdasarkan analisis pada tahap perumusan strategi dengan matriks Internal-Eksternal IE Pemancingan Saung Awi Rancakendal masuk pada posisi
kuadran V, sehingga strategi yang dihasilkan adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Berdasarkan hasil QSPM strategi prioritas terbaik yang
dapat dilakukan oleh pengelola Pemancingan Saung Awi Rancakendal yaitu meningkatkan promosi melalui media cetak dan elektronik serta meningkatkan
kontinuitas pembersihan air kolam pemancingan dan memperbaikimenambah fasilitas utama dan pendukung.
Masang 2006
dalam penelitiannya
yang berjudul
“Strategi Pengembangan Agrowisata Obat Tradisional Taman Sringanis Bogor” bertujuan
untuk mengidentifikasi kondisi internal dan eksternal yang melilngkupi Taman Sringanis sebagai kebun obat tradisional, menganalisis penilaian konsumen, dan
memberikan alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangan usaha Taman Sringanis. Metode pengolahan data yang digunakan adalah matriks IFE,
EFE, IE, SWOT dan QSPM. Total bobot IFE dan EFE memposisikan Taman Sringanis pada sel IV dalam matriks IE yang merupakan daerah tumbuh dan bina
dengan menerapkan strategi intensif dan strategi integrasi. Dari rumusan analisis SWOT diperoleh sembilan strategi alternatif. Penentuan prioritas strategi dengan
QSPM merekomendasikan strategi satu sebagai nilai tertinggi yaitu mengoptimalkan keunggulan dan pengelolaan wisata agro serta menjaga kualitas
produk tetap bermutu dan berkhasiat.
25 Nugroho 2007 dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Strategi
Promosi Agrowisata Taman Wisata Mekarsari, Cileungsi, Bogor, Jawa Barat” menggunakan metode Analytical Hierarchy Process AHP sebagai alat analisis
untuk mendapatkan hasil yang akurat mengenai prioritas program promosi mana yang tepat bagi perusahaan. Hasil dari hirarki pertama dengan menggunakan
metode AHP diketahui bahwa tujuan perusahaan dalam berpromosi adalah peningkatan citra dan peningkatan omzet. Kegiatan promosi yang paling penting
adalah dengan melakukan kegiatan roadshow di sekolah. Alternatif strategi promosi yang sesuai dengan faktor kendala dan pendukung perusahaan adalah
dengan melakukan promosi dengan menitikberatkan pada kegiatan personal selling dan direct marketing.
Akhdiar 2008 dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Prioritas Strategi Bauran Pemasaran pada Agrowisata Rumah Sutera Alam Kecamatan
Pasir Eurih, Kabupaten Bogor, Jawa Barat” bertujuan untuk mengkaji strategi bauran pemasaran yang telah dilaksanakan oleh Rumah Sutera Alam dan
menyusun prioritas strategi bauran pemasaran yang tepat bagi Rumah Sutera Alam. Metode pengolahan data menggunakan Metode Proses Hierarki Analitik
PHA. Strategi bauran pemasaran yang dilakukan Rumah Sutera Alam terdiri dari tujuh faktor yang meliputi faktor produk, harga, tempat, promosi, orang,
proses, dan bukti fisik. Hasil pengolahan menunjukkan bahwa tujuan yang mendapat prioritas pertama adalah meningkatkan jumlah pengunjung. Pada
strategi bauran pemasaran, strategi yang mendapat prioritas utama adalah produkjasa dengan menggunakan strategi operasional kualitas atraksi wisata.
Prioritas kedua adalah promosi dengan pemasaran langsung. Prioritas ketiga adalah harga dengan strategi kesesuaian harga dengan mutu. Prioritas keempat
adalah bukti fisik dengan adanya galeri kain sutera. Prioritas kelima adalah orang dengan kesigapan melayani pengunjung. Prioritas keenam adalah tempat dengan
adanya tempat penyediaan informasi. Prioritas ketujuh adalah proses dengan strategi tanggapan atas keluhan.
Putri 2008 dalam penelitiannya yang berjudul “Formulasi Strategi Pemasaran Obat Tradisional pada Taman Syifa di Kota Bogor, Jawa Barat”
menggunakan metode pengolahan dan analisis data berupa analisis deskriptif,
26 kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif berusaha mengidentifikasi kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan serta melakukan analisis SWOT. Analisis kuantitatif menggunakan matriks IFE, EFE, IE dan metode Proses
Hirarki Analitik PHA. Matriks IE menempatkan posisi Taman Syifa di sel ke II yaitu tumbuh dan kembangkan. Matriks SWOT menghasilkan sembilan strategi.
Hasil analisis vertikal tehadap elemen tujuan dengan menggunakan metode PHA menghasilkan urutan prioritas tujuan yang ingin dicapai perusahaan yaitu
menghadapi persaingan, memperluas pangsa pasar, dan meningkatkan penjualan. Analisis vertikal terhadap elemen alternatif strategi yaitu melakukan riset pasar,
memperkuat merek,
meningkatkan aktifitas
promosi dan
distribusi, mempertahankan harga yang kompetitif, meningkatkan kualitas produk,
meningkatkan inovasi yang mengarah pada penambahan lini produk, menambah variasi produk, mengoptimalkan fungsi tenaga pemasar dan memperbaiki sistem
pembayaran. Dari keenam penelitian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perumusan
strategi dapat dilakukan melalui identifikasi lingkungan perusahaan baik internal maupun eksternal. Metode yang digunakan antara lain matriks IFE, matriks EFE,
matriks IE, dan matriks SWOT. Strategi yang telah dirumuskan kemudian dapat diurutkan dalam prioritas menggunakan metode QSPM dan AHP.
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dilakukan belum terdapat penelitian terdahulu mengenai analisis strategi pemasaran pada wisata mancing.
Oleh karena itu peneliti mengambil topik mengenai analisis strategi pemasaran pada Wisata Mancing Fishing Valley Bogor. Penelitian yang berjudul “Analisis
Strategi Pemasaran pada Wisata Mancing Fishing Valley Kabupaten Bogor, Jawa Barat“ berupaya untuk merancang alternatif dan menentukan prioritas
strategi pemasaran yang tepat bagi perusahaan dengan terlebih dahulu melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Selain itu, perumusan
strategi pemasaran pada penelitian ini juga mempertimbangkan gambaran umum konsumen dan penilaian konsumen terhadap bauran pemasaran jasa. Penentuan
prioritas strategi pemasaran dilakukan dengan menggunakan metode QSPM sebagai suatu teknik pengambilan keputusan dari alternatif strategi pemasaran
perusahaan yang layak.
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi