89 pada satu pemasok. Usaha pemancingan cenderung memiliki beberapa pemasok
untuk memenuhi kebutuhan ikan di kolam pemancingan.
6.2.5.3. Ancaman ProdukJasa Subtitusi
Penentuan produk subtitusi atau pengganti bagi Wisata Mancing Fishing Valley dilakukan berdasarkan wawancara kepada konsumen. Berdasarkan
wawancara dengan 18 orang pemancing galatama, bagi mereka yang sebagian besar memiliki keahlian dan tingkat hobi memancing yang tinggi cenderung tidak
menghadapi produk pengganti. Pemancing memiliki hobi memancing ikan yang telah melekat dalam dirinya sehingga timbul loyalitas yang tidak dapat digantikan
oleh kegiatan hobi lain ataupun dengan kegiatan memancing produk lain. Seorang pemancing yang biasa memancing di pemancingan buatan air tawar mungkin
hanya dapat beralih ke pemancingan alami seperti mancing di danau atau laut. Berdasarkan wawancara dengan konsumen pemancingan kiloan yang
sebagian besar tujuan kunjungannya adalah untuk menyalurkan hobi memancing sekaligus rekreasi keluarga, produk pengganti atau subtitusi untuk wisata mancing
adalah agrowisata lain yang menawarkan daya tarik spesifik, keunikan budidaya, teknologi proses, serta suasana dan keindahan alam dari komoditas yang berbeda.
Saat ini perkembangan agrowisata sedang berkembang pesat, hal ini karena secara umum perkembangan ecotourism juga sedang berkembang dan sangat diminati
oleh wisatawan. Oleh karena itu tempat wisata alam juga merupakan produk pengganti yang mengancam keberadaan wisata mancing di Kabupaten Bogor,
khususnya Wisata Mancing Fishing Valley, karena wisata alam juga menawarkan pengalaman rekreasi yang serupa dengan agrowisata. Saat ini terdapat 47 obyek
wisata di Kabupaten Bogor yang mencakup obyek agrowisata dan wisata alam Disbudpar Kabupaten Bogor 2009. Ancaman subtitusi terdekat datang dari
Taman Wisata Mekarsari, Kebun Wisata Pasir Mukti, Taman Wisata Matahari, Wisata Agro Gunung Mas, dan Taman Safari Indonesia.
6.2.5.4. Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok
Input terpenting dalam usaha pemancingan adalah ikan. Pemasok ikan sangat menentukan kualitas dan harga ikan yang digunakan pada usaha
pemancingan. Ikan yang digunakan oleh Fishing Valley sebagian besar adalah
90 ikan mas yang banyak digunakan untuk kolam pemancingan galatama dan
borongan. Sedangkan kolam pembesaran, kiloan dan restoran membutuhkan beberapa jenis ikan seperti mas, gurame, bawal, lele, nila dan patin.
Pemasok ikan mas untuk pemancingan galatama merupakan pemasok dari Sukabumi dan Leuwiliang. Pengelola Fishing Valley memilih mendatangkan ikan
dari pemasok tersebut dikarenakan ikan yang ditawarkan merupakan ikan hasil budidaya dari petani dan mempunyai kualitas yang bagus serta kuat untuk
pemancingan galatama. Pemasok tersebut merupakan kenalan pemilik Fishing Valley sehingga memudahkan dalam proses kerjasama. Harga ikan yang
ditetapkan merupakan harga kesepakatan kedua belah pihak. Ukuran ikan yang dipesan oleh pengelola pemancingan Fishing Valley tergantung kebutuhan ikan
dan juga disesuaikan dengan ketersediaan ikan dari pemasok. Pesanan ikan diantarkan langsung oleh pemasok ke tempat usaha Fishing Valley. Pasokan ikan
di kolam pembesaran dengan ukuran yang relatif kecil didatangkan dari pemasok di daerah Tapos dan Leuwiliang. Untuk pasokan ikan di restoran, jika kekurangan
pasokan dari kolam pembesaran maka ikan di beli dari pasar tradisional. Posisi pemasok dalam hal ini dapat dikatakan kuat, karena pemasok tidak
menghadapi produk pengganti lain untuk di jual kepada Fishing Valley, produk pemasok merupakan input yang penting bagi Fishing Valley, dan produk pemasok
merupakan produk ikan yang berkualitas dan kuat untuk digunakan pada sistem pemancingan galatama di Fishing Valley. Selain itu, Fishing Valley bukan
merupakan konsumen utama dari pemasok. Pemasok juga menjual ikan konsumsi untuk dijual ke pasar. Namun, kondisi tersebut bukan menjadi ancaman bagi
perusahaan melainkan menjadi peluang yang harus dimanfaatkan oleh perusahaan karena antara perusahaan dengan pemasok telah terjalin kerjasama yang baik.
6.2.5.5. Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli