Pembangunan Pariwisata di Era Otonomi Daerah

77 Wabah virus KHV pada ikan mas yang menyebar di pulau Jawa khususnya di Jawa Barat, memberikan ancaman bagi petani-petani budidaya ikan mas. Hal ini juga memberikan ancaman bagi ketersediaan dan kondisi ikan mas dari pemasok Fishing Valley yang menampung ikan-ikan dari petani. Penyebaran wabah KHV pada ikan mas di Jawa Barat menyebabkan pasokan ikan di Fishing Valley juga pernah terjangkit oleh virus ini.

6.2.3. Politik, Pemerintahan dan Hukum

Stabilitas politik berkaitan erat dengan kebijakan Pemerintah dan akan memberikan iklim tertentu yang mempengaruhi kelangsungan bisnis dalam suatu negara. Kebijakan politik, pemerintahan dan hukum yang mempengaruhi usaha Wisata Mancing Fishing Valley diantaranya adalah pembangunan pariwisata pada era otonomi daerah, penetapan hari libur bersama dan kebijakan harga bahan bakar minyak BBM.

6.2.3.1. Pembangunan Pariwisata di Era Otonomi Daerah

Pelaksanaan otonomi daerah diatur dalam UU Nomor 22 tahun 1999 yang mulai dilakukan pada 1 Januari 2001 dan telah diperbarui dengan UU Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah 13 . Otonomi daerah yang memberikan kewenangan lebih besar pada Pemda akan memicu laju pembangunan fisik di berbagai bidang, termasuk pariwisata. Dengan otonomi daerah akan meningkatkan kemampuan Pemda untuk membangun dan mengembangkan destinasi pariwisata khususnya mengembangkan daya tarik wisata baik fisik maupun non fisik. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kasi Bagian Promosi Disbudpar Kabupaten Bogor, pembangunan pariwisata Kabupaten Bogor terus diupayakan untuk menjadikan Kabupaten Bogor masuk dalam zona Wilayah Tujuan Wisata C WTWC di Indonesia. Selain itu, perencanaan pengembangan pariwisata oleh Pemda Kabupaten Bogor salah satunya adalah menjalin kerjasama dengan Pemda Jakarta, Depok, Sukabumi dan Cianjur untuk mengembangkan program paket wisata terpadu yang melibatkan obyek-obyek wisata pada wilayah tersebut. 13 Anonim. Mengkaji Kembali Manfaat OTDA. http:www.indonesiaontime.com. [10 Maret 2009]. 78 Pengembangan pariwisata yang berkelanjutan amat terkait dengan peraturan tentang penataan ruang. Harmonisasi ini diperlukan untuk mencegah semua daerah berlomba-lomba membuka peluang pembangunan sarana kepariwisataan di wilayahnya tanpa memperhatikan aspek penataan ruang serta potensi yang ada. Hal ini berdampak sangat merugikan bagi pariwisata di masa depan, karena jumlah sarana yang berlebihan akan menimbulkan kondisi oversupply. Terkait arahan penataan ruang, pada November 2008 Menteri Pekerjaan Umum telah mengesahkan Perda Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kabupaten Bogor yang bersinergi dengan Rancangan Pembangunan Jangka Panjang Daerah RPJPD Kabupaten Bogor tahun 2005–2025. Rencana penataan ruang ini juga terkait dengan Peraturan Presiden Perpres Nomor 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jabodetabekpuncur. Perda RTRW ini berisi arahan untuk pembangunan fisik termasuk pengembangan dan pembangunan pariwisata di Kabupaten Bogor agar tetap memperhatikan aspek daya dukung lingkungan 14 . Wisata Mancing Fishing Valley yang merupakan salah satu obyek wisata mancing di Kabupaten Bogor secara tidak langsung dipengaruhi oleh adanya otonomi daerah. Dengan adanya otonomi daerah menjadikan Kabupaten Bogor sebagai salah satu tujuan wisata potensial di Jawa Barat untuk mengembangkan potensi pariwisata daerah KabupatenKota sesuai dengan potensi daerah. Pemda akan terus meningkatkan perhatian pada sektor pariwisata karena sektor pariwisata turut berkontribusi dalam pendapatan daerah. Dengan pelaksanaan otonomi daerah juga memungkinkan untuk pembangunan obyek-obyek agrowisata baru yang potensial baik di lingkup Kabupaten Bogor maupun di KabupatenKota lainnya di Jawa Barat. Hal ini akan meningkatkan tingkat persaingan dan penawaran dari produk pariwisata di Jawa Barat.

6.2.3.2. Penetapan Hari Libur Bersama