Ekonomi Analisis Lingkungan Eksternal

71 dilakukan bersama keluarga yaitu sebanyak 50 persen. Sedangkan untuk kunjungan sendiri sebanyak 30 persen umumnya dilakukan oleh pemancing galatama. Fasilitas yang dipilih pemancing yang hanya kolam pemancingan saja sebanyak 13 orang atau 43, 3 persen. Hal ini sesuai dengan tujuan mereka yang hanya untuk memancing saja. Sedangkan untuk pemancing yang datang bersama keluarga dan teman umumnya memilih fasilitas kolam pemancingan, restoran dan arena bermain sebanyak 30 persen. Sedangkan yang hanya memilih fasilitas kolam pemancingan dan restoran hanya 26,7 persen. Pengeluaran yang umumnya dikeluarkan untuk keseluruhan pengeluaran rekreasi berada di atas Rp 100.000,00 yang didominasi oleh konsumen dengan pengeluaran antara Rp 400.000,00-Rp 500.000,00 per kunjungan 33,3 persen dan konsumen dengan pengeluaran antara Rp 200.000,00-Rp 300.000,00 30 persen. Pengeluaran konsumen untuk melakukan wisata mancing di Fishing Valley cukup besar. Selain itu, aktifitas memancing yang cukup sering dilakukan oleh sebagian besar pemancing menunjukkan pengeluaran mereka yang akan semakin besar memberikan kontribusi bagi penjualan perusahaan.

6.2. Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eksternal menekankan pada identifikasi dan evaluasi tren serta kejadian yang berada di luar kendali perusahaan. Lingkungan eksternal yang dianalisis meliputi faktor ekonomi, sosial, budaya, demografi, dan lingkungan, politik, pemerintah dan hukum, teknologi serta lingkungan industri.

6.2.1. Ekonomi

Keadaan perekonomian suatu negara akan sangat mempengaruhi kinerja perusahaan dan industri. Indikator dari keadaan perekonomian yang mempengaruhi kelangsungan usaha Wisata Mancing Fishing Valley antara lain adalah kondisi perbankan nasional dan BI Rate. Kondisi perbankan nasional sampai saat ini cukup stabil, seperti tercermin dari perkembangan berbagai indikator keuangan dan kesehatan bank. Kondisi likuiditas perbankan mulai mengalami perbaikan dibanding dengan beberapa bulan yang lalu. Dalam keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia 72 Februari 2009, Bank Indonesia kembali menurunkan suku bunga BI rate dari 8,75 persen pada Januari 2009 menjadi 8,25 persen pada Februari 2009. Selanjutnya BI rate juga mengalami penurunan pada Maret 2009 menjadi 7,75 persen. Upaya penurunan BI rate akan terus didukung oleh langkah-langkah lain berupa pembenahan dan penguatan sektor keuangan, termasuk upaya peningkatan sistem pengawasan perbankan. Bank Indonesia akan melanjutkan upaya meningkatkan peran perbankan untuk menjadi sumber pembiayaan bagi kegiatan dunia usaha dan mendorong pertumbuhan ekonomi 7 . Berdasarkan pertimbangan pada penurunan tekanan inflasi yang terus berlanjut dan perlambatan perekonomian domestik, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 5 Mei 2009 memutuskan untuk menurunkan BI Rate dari 7,50 persen menjadi 7,25 persen. Pada 3 Juni 2009 BI Rate juga diturunkan menjadi 7,00 persen. Keputusan tersebut diharapkan dapat mendukung upaya menjaga gairah pada pertumbuhan ekonomi domestik dengan tetap menjaga kestabilan harga serta sistem keuangan dalam jangka menengah. Penurunan BI Rate ini adalah penurunan ketujuh sejak Desember 2008 8 . Penetapan BI Rate berdasarkan hasil rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Penetapan BI Rate berdasarkan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, Januari 2006-Juni 2009 Bulan Tahun Persen 2006 2007 2008 2009 Januari 12,75 9.50 8,00 8,75 Februari 12,75 9,25 8,00 8,25 Maret 12,75 9,00 8,00 7,75 April 12,75 9,00 8,00 7,50 Mei 12,50 8,75 8,25 7,25 Juni 12,50 8,50 8,50 7,00 Juli 12,25 8,25 8,75 - Agustus 11,75 8,25 9,25 - September 11,25 8,25 9,50 - Oktober 10,75 8,25 9,50 - November 10,25 8,25 9,50 - Desember 9,75 8,00 9,25 - Sumber: Bank Indonesia 2009 7 Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2009. http:www.bi.go.id. [15 Maret 2009]. 8 Tinjauan Kebijakan Moneter Mei 2009. http:www.bi.go.id. [4 Juni 2009]. 73 Wisata Mancing Fishing Valley sebagai usaha yang menggunakan bantuan modal dari dana pinjaman sektor perbankan maka kondisi keuangan usaha ini dipengaruhi oleh kondisi perbankan nasional dan BI rate yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Kondisi perbankan yang cukup stabil, penurunan tingkat suku bunga bank yang berlaku saat ini dan upaya peningkatan peran perbankan sebagai sumber pembiayaan bagi dunia usaha menjadi peluang bagi Fishing Valley dalam memenuhi kebutuhan bantuan modal pinjaman untuk rencana pengembangan usaha selanjutnya.

6.2.2. Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan