125
6.3.5. Penelitian dan Pengembangan
Wisata Mancing Fishing Valley melakukan kegiatan penelitian
pengembangan salah satunya melalui konsumen. Dengan kotak saran yang tersedia di restoran Fishing Valley, pihak pengelola dapat mengetahui saran,
pendapat dan keinginan konsumen untuk pengembangan usaha ke depan. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pendapat konsumen, pihak Fishing Valley
berencana untuk mengembangkan fasilitas tambahan berupa penambahan saung- saung diatas kolam kiloan dan pembangunan kolam renang.
Sebagai usaha yang bergerak di bidang jasa perikanan, Fishing Valley harus memahami tentang seluk beluk ikan air tawar baik kondisi maupun
kualitasnya. Fishing Valley mempunyai karyawan yang berpengalaman dan mengerti tentang seluk beluk ikan air tawar. Beliau merupakan mantan karyawan
honor dari Balai Pengembangan Benih Ikan di Cipanas. Hal ini sangat membantu proses produksi jasa pemancingan di Fishing Valley terutama terkait dengan
teknis pengelolaan ikan. Penelitian dan pengembangan juga dilakukan oleh perusahaan melalui
kesediaan perusahaan untuk dijadikan tempat penelitian oleh beberapa mahasiswa dari perguruan tinggi. Terdapat banyak aspek yang perlu diteliti dari aktifitas
usaha Wisata Mancing Fishing Valley sebagai agrowisata yang bergerak di bidang jasa perikanan. Hal ini menyebabkan banyak mahasiswa yang tertarik untuk
melakukan penelitian di Fishing Valley yang secara tidak langsung dapat memberikan masukan dan saran untuk pengembangan dan kemajuan usaha di
masa mendatang.
6.3.6. Sistem Informasi Manajemen
Sistem pengelolaan informasi manajemen yang dilakukan oleh Wisata Mancing Fishing Valley masih menggunakan cara-cara yang sederhana. Pihak
manajer operasional belum memanfaatkan fasilitas komputer sebagaimana pada perusahaan-perusahaan besar untuk mengolah informasi manajemen sehingga
lebih efektif dan efisien, khususnya dalam mengelola data keuangan. Hal ini juga berimplikasi pada kelengkapan data dan administrasi organisasi yang masih
kurang. Selain itu, evaluasi perkembangan usaha juga dilakukan secara sederhana oleh pemilik dan manajer operasional.
VII PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN WISATA MANCING FISHING VALLEY
7.1. Tahap Input
Tahap input dalam kerangka kerja perumusan strategi pemasaran pada penelitian ini terdiri atas analisis terhadap matriks EFE dan matriks IFE. Matriks
input ini berhubungan dengan tingkat kepentingan relatif dari faktor-faktor peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan dari hasil analisis lingkungan internal
dan eksternal.
7.1.1. Identifikasi Peluang dan Ancaman
Analisis terhadap lingkungan eksternal menghasilkan sembilan peluang yang dapat dimanfaatkan dan enam ancaman yang harus diatasi oleh Fishing
Valley. Sejumlah peluang dan ancaman yang diperoleh merupakan hasil analisis terhadap faktor ekonomi, sosial, budaya dan demografi, lingkungan politik,
pemerintah, dan hukum, teknologi serta lingkungan industri. Faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman Wisata Mancing Fishing Valley secara ringkas
dapat dilihat pada Tabel 17. Faktor-faktor yang menjadi peluang perusahaan adalah kondisi perbankan
nasional yang stabil dan penurunan BI Rate, tren konsumsi wisata back to nature dan tren wisata keluargarombongan, hobi memancing terkait dengan frekuensi
memancing yang sering, peningkatan jumlah penduduk Jabodetabek, dukungan Pemerintah terhadap pengembangan potensi wisata daerah, penetapan hari libur
bersama, upaya pemerintah dalam menjaga ketersediaan dan kestabilan harga BBM, perkembangan teknologi internet dan telepon seluler di masyarakat, serta
produk pemasok berkualitas dan telah terjalin kerjasama yang baik. Faktor-faktor yang menjadi ancaman bagi perusahaan adalah curah hujan
yang tinggi di Bogor, penyebaran wabah Koi Herpes Virus KHV pada ikan mas di Jawa Barat, tingkat persaingan usaha pemancingan tinggi, hambatan masuk
pendatang baru rendah, agrowisata dan wisata alam semakin berkembang, serta pembeli memiliki kekuatan terhadap perusahaan.