I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia sebagai salah satu negara agraris dan maritim memiliki keanekaragaman hayati biodiversity nomor tiga terbesar di dunia. Kekayaan
alam yang melimpah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber plasma nutfah atau genetik dan sebagai areal wisata
1
. Selain itu, mengingat daya tarik utama Indonesia bagi wisatawan adalah keindahan alam dan kekayaan seni budayanya,
maka potensi pariwisata di Indonesia menarik untuk digarap dan dikembangkan secara optimal.
Perkembangan sektor pariwisata di indonesia dapat dilihat dari
perkembangan wisatawan nusantara. Pada Tabel 1 dapat dilihat perkembangan jumlah wisatawan nusantara. Dari tahun 2001 hingga tahun 2007 jumlah
wisatawan nusantara cenderung mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 1,88 persen per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa sektor
pariwisata terus mengalami perkembangan dengan jumlah kunjungan wisatawan nusantara terhadap obyek-obyek wisata terus mengalami peningkatan.
Tabel 1. Perkembangan Wisatawan Nusantara Menurut Perjalanan dan
Pengeluaran, Tahun 2000-2007
2
Tahun Wisnus
000 orang Perjalanan
000 orang Rata-rata
Perjalanan Total
Pengeluaran Trilyun Rp
Pengeluaran Per Perjalanan
Ribu Rp 2001
103.884 195.770
1,88 58,71
324,58 2002
105.379 200.589
1,90 68,82
343,09 2003
110.030 207.119
1,88 70,87
373,56 2004
111.353 202.763
1,82 71,70
373,85 2005
112.701 213.303
1,89 74,72
394,43 2006
114.391 216.503
1,92 78,67
400,35 2007
116.107 219.751
1,95 79,85
406,35
Keterangan : Angka sementara Sumber: Pusat Pengelolaan Data dan Sistem Jaringan 2008
1
Direktori Wisata
Agro Indonesia:
Agrowisata Meningkatkan
Pendapatan Petani.
http:database.deptan.go.idagrowisata. [27 Desember 2008].
2
Statistik Kunjungan Wisatawan Nusantara. 2008. http:www.budpar.go.id. [27 Desember 2008].
2 Istilah back to nature menjadi slogan yang populer dalam dunia pariwisata
saat ini. Agrowisata merupakan salah satu usaha dibidang pertanian dengan menekankan penjualan jasa kepada konsumen. Bentuk jasa tersebut dapat berupa
keindahan, kenyamanan, ketentraman dan pendidikan. Sesuai dengan potensinya bidang usaha ini dinilai prospektif sebagai salah satu sumber pertumbuhan baru
bagi sektor pertanian. Ruang lingkup agrowisata yang berlandaskan pada konsep pertanian dalam arti luas mencakup tanaman pangan, perkebunan, peternakan
dan perikanan dan didukung oleh keragaman, keunikannya yang bernilai tinggi serta diperkuat oleh kekayaan kultural yang sangat beragam mempunyai daya
tarik tinggi sebagai agrowisata
3
. Saat ini terjadi perkembangan secara dinamis pada preferensi dan motivasi
wisatawan. Terdapat kecenderungan dalam pemenuhan kebutuhan untuk
menikmati obyek-obyek wisata yang spesifik seperti agrowisata dengan memanfaatkan usaha dan jasa pertanian sebagai obyek wisata yang menarik untuk
dikunjungi. Kecenderungan ini menunjukkan sinyal yang tinggi akan permintaan agrowisata dan sekaligus membuka peluang bagi pengembangan produk-produk
agribisnis baik dalam bentuk kawasan ataupun produk dan jasa pertanian yang mempunyai daya tarik dan keunikan spesifik.
Pada era otonomi daerah, agrowisata dapat dikembangkan oleh setiap daerah tanpa perlu ada persaingan antar daerah karena kondisi wilayah dan
budaya masyarakat di Indonesia sangat beragam. Masing-masing daerah dapat menyajikan atraksi agrowisata yang mempunyai ciri khas dan keunikan masing-
masing. Keberadaan agrowisata dan obyek-obyek wisata lainnya di Indonesia tersebar di berbagai daerah dengan berbagai ciri khas dan keunikan yang dimiliki.
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata mencatat 10 propinsi yang menjadi tujuan utama kunjungan wisatawan, yaitu Sumatera Utara, Sumatera Barat, DKI
Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan.
Sebagai salah satu bagian dari Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Bogor dikenal sebagai daerah tujuan wisata khususnya agrowisata di Jawa Barat karena
didukung oleh kondisi geografis yang baik, alam yang cenderung sejuk serta
3
Direktori Wisata Agro Indonesia: Strategi Pengembangan Wisata Agro di Indonesia. http:database.deptan.go.id.agrowisata. [ 27 Desember 2008].
3 lokasinya cukup strategis yang berdekatan dengan kawasan Jakarta, Depok,
Tangerang dan Bekasi Jadetabek. Peningkatan tren masyarakat perkotaan akan nilai-nilai ekologis lingkungan dan historis kultural juga menjadikan Kabupaten
Bogor sebagai salah satu pasar pariwisata bagi masyarakat yang membutuhkan tempat wisata.
Jumlah wisatawan yang berkunjung ke obyek-obyek wisata Kabupaten Bogor pada tahun 2004 sampai 2007, secara keseluruhan cenderung meningkat.
Pada tahun 2005 jumlah kunjungan wisatawan meningkat sebesar 16,79 persen dari tahun 2004. Sedangkan pada tahun 2006 mengalami peningkatan sebesar 2,26
persen dari tahun 2005. Sedangkan pada tahun 2007 meningkat 20,37 persen dari tahun 2006 Tabel 2. Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke obyek wisata
di Kabupaten Bogor menunjukkan bahwa Kabupaten Bogor merupakan daerah tujuan wisata yang cukup potensial.
Tabel 2. Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara dan Mancanegara ke Obyek
Wisata Kabupaten Bogor, Tahun 2004-2007
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor 2008
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan potensi sumber daya ikan baik jenis maupun jumlahnya yang cukup besar, sehingga aktifitas di bidang
perikanan merupakan salah satu dari sektor pertanian yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai obyek agrowisata di Indonesia. Salah satu obyek
agrowisata di bidang perikanan yang menarik dan banyak digemari masyarakat adalah obyek wisata pemancingan.
Kolam pemancingan menjadi alternatif pilihan konsumen untuk rekreasi, menghabiskan waktu luang dan menyalurkan hobi. Kegiatan memancing
merupakan kegiatan yang menarik, yang memadukan antara olahraga, olahrasa dan rekreasi. Usaha pemancingan semakin banyak dikembangkan untuk
memenuhi permintaan masyarakat akan kebutuhan rekreasi dan menyalurkan hobi
No. Kunjungan
Jumlah Kunjungan Orang 2004
2005 2006
2007 1.
Wisatawan Nusantara 1.498.321
1.747.584 1.754.185
2.155.702 2.
Wisatawan Mancanegara 18.028
24.259 56.776
24.259 Total
1.516.349 1.770.981
1.810.961 2.179.961
Pertumbuhan persen -
16,79 2,26
20,37
4 memancing. Potensi pengembangan usaha pemancingan di Kabupaten Bogor
cukup tinggi karena ditunjang oleh potensi daerah yang baik dengan kondisi udara yang sejuk dan lokasinya yang strategis. Salah satu obyek wisata pemancingan
yang terdapat di Bogor adalah Wisata Mancing Fishing Valley. Wisata Mancing Fishing Valley ini berjalan mulai tahun 2005 yang
menawarkan konsep pemancingan dan wisata keluarga. Wisata Mancing Fishing Valley yang terletak di Jalan Pemda Raya Nomor 107 Bogor ini merupakan wisata
mancing terbesar di Bogor dengan memiliki lahan seluas 3,5 hektar. Fishing Valley hadir dengan konsep yang berbeda yaitu sebagai wisata mancing yang
menawarkan kolam pemancingan sebagai fasilitas utama yang dilengkapi dengan fasilitas restoran dan arena bermain anak serta disajikan dalam sebuah lembah asri
dengan kesejukan udara, suasana nyaman, dan alami. Untuk dapat bersaing dalam industri agrowisata khususnya usaha
pemancingan, Fishing Valley sebagai usaha yang tergolong baru harus dapat dikenal dengan baik dan dipercaya citranya oleh masyarakat pada umumnya dan
konsumen pada khususnya. Perkembangan usaha agrowisata menuntut usaha agrowisata untuk mengembangkan dan memasarkan produk atau jasa yang
ditawarkan agar konsumen mengetahui produk atau jasa yang diinginkan atau yang dibutuhkan telah tersedia dan berbeda dari pesaingnya. Pemasaran
merupakan kunci utama suatu produk dan jasa mampu dikenal masyarakat sehingga nantinya diharapkan akan mampu bersaing di pasar yang semakin
dinamis dan berdampak positif pada penjualan. Jenis produk dan jasa wisata mancing yang mudah memunculkan
pendatang baru dan diikuti pemain lama dalam industri, menuntut diperlukan suatu perencanaan bagi Fishing Valley dalam memasarkan produknya sehingga
dapat terlihat berbeda di benak konsumen. Untuk itu diperlukan suatu upaya yang terintegrasi salah satunya melalui rancangan strategi pemasaran yang tepat bagi
Fishing Valley untuk menghadapi persaingan yang semakin tinggi dalam industri agrowisata. Perumusan strategi pemasaran ini dilakukan melalui pendekatan
komponen-komponen strategi pemasaran dan bauran pemasaran jasa, serta analisis lingkungan pemasaran Wisata Mancing Fishing Valley.
5
1.2. Perumusan Masalah