78 Pengembangan pariwisata yang berkelanjutan amat terkait dengan
peraturan tentang penataan ruang. Harmonisasi ini diperlukan untuk mencegah semua daerah berlomba-lomba membuka peluang pembangunan sarana
kepariwisataan di wilayahnya tanpa memperhatikan aspek penataan ruang serta potensi yang ada. Hal ini berdampak sangat merugikan bagi pariwisata di masa
depan, karena jumlah sarana yang berlebihan akan menimbulkan kondisi oversupply.
Terkait arahan penataan ruang, pada November 2008 Menteri Pekerjaan Umum telah mengesahkan Perda Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW
Kabupaten Bogor yang bersinergi dengan Rancangan Pembangunan Jangka Panjang Daerah RPJPD Kabupaten Bogor tahun 2005–2025. Rencana penataan
ruang ini juga terkait dengan Peraturan Presiden Perpres Nomor 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jabodetabekpuncur. Perda RTRW ini berisi
arahan untuk pembangunan fisik termasuk pengembangan dan pembangunan pariwisata di Kabupaten Bogor agar tetap memperhatikan aspek daya dukung
lingkungan
14
. Wisata Mancing Fishing Valley yang merupakan salah satu obyek wisata
mancing di Kabupaten Bogor secara tidak langsung dipengaruhi oleh adanya otonomi daerah. Dengan adanya otonomi daerah menjadikan Kabupaten Bogor
sebagai salah satu tujuan wisata potensial di Jawa Barat untuk mengembangkan potensi pariwisata daerah KabupatenKota sesuai dengan potensi daerah. Pemda
akan terus meningkatkan perhatian pada sektor pariwisata karena sektor pariwisata turut berkontribusi dalam pendapatan daerah. Dengan pelaksanaan
otonomi daerah juga memungkinkan untuk pembangunan obyek-obyek
agrowisata baru yang potensial baik di lingkup Kabupaten Bogor maupun di KabupatenKota lainnya di Jawa Barat. Hal ini akan meningkatkan tingkat
persaingan dan penawaran dari produk pariwisata di Jawa Barat.
6.2.3.2. Penetapan Hari Libur Bersama
Kecenderungan terjadi peningkatan jumlah kunjungan wisatawan nusantara pada hari-hari libur seperti hari Sabtu, Minggu, dan hari libur didukung
14
Menteri PU Setujui Perda RTRW. http:bappeda.bogorkab.go.id. [23 April 2009].
79 dengan adanya penetapan oleh Pemerintah mengenai libur resmi bersama dan
libur panjang Lebaran, Natal dan Tahun Baru. Hal ini berdampak positif terhadap pergerakan wisatawan nusantara termasuk jumlah kunjungan ke Fishing
Valley. Peningkatan jumlah hari libur secara langsung mempengaruhi jumlah kunjungan ke Fishing Valley yang akan semakin meningkat dan pendapatan
perusahaan akan semakin besar pula.
6.2.3.3. Kebijakan Pemerintah Terkait Penetepan Harga Bahan Bakar Minyak BBM
Kebijakan pemerintah yang juga memberikan pengaruh terhadap aktifitas dan kelangsungan usaha Wisata Mancing Fishing Valley adalah penetapan harga
bahan bakar minyak BBM. Dilihat dari segi kebijakan publik, Pemerintah menerapkan sistem harga berfluktuasi mengikuti harga minyak mentah dunia.
Perkembangan harga BBM dalam negeri dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Perkembangan Harga Bahan Bakar Minyak BBM Dalam Negeri,
Periode Mei 1980-Mei 2009
15
Sumber: Bagian Hukum dan Humas BPH Migas 2009
Pemerintah menerapkan mekanisme pasar terhadap pasar BBM. Ketika harga minyak mentah dunia naik, Pemerintah menaikkan harga BBM dalam
negeri, yaitu pada tanggal 1 Oktober 2005 dan 24 Mei 2008. Demikian juga
15
Perkembangan Harga BBM Dalam Negeri. http:www.esdm.go.id. [4 Juni 2009].
No. Terhitung mulai
tanggal Harga BBM RpLiter
Keterangan Minyak
Tanah Minyak
Solar Premium
1. 1 Mei 1980
37,5 52,5
150 Keppres
2. 11 Juli 1991
220 300
550 Keppres
3. 8 Januari 1993
280 380
700 Keppres
4. 5 Mei 1998
350 600
1,200 Keppres
5. 1 Oktober 2000
350 600
1,150 Keppres 1352000
6. 16 Juni 2001
400 900
1,450 Keppres 732001
7. 17 Januari 2002
600 1,150
1,550 Keppres 92002
8. 2 Januari 2003
700 1,890
1,810 Keppres 902002
9. 1 Maret 2005
700 2,100
2,400 Perpres 222005
10. 1 Oktober 2005
2,000 4,300
4,500 Perpres 552005
11. 24 Mei 2008
2,500 5,500
6,000 Permen ESDM No. 162008
12. 1 Desember 2008
2,500 5,500
5,500 Permen ESDM No. 382008
13. 15 Desember 2008
2,500 4,800
5,000 Permen ESDM No. 412008
14. 15 Januari 2009
2,500 4,500
4,500 Permen ESDM No. 162008
15. 15 Mei 2009
2,500 4,500
4,500 Permen ESDM No. 162008
80 sebaliknya, ketika harga minyak mentah dunia turun, Pemerintah mengikutinya
dengan menurunkan harga BBM untuk konsumsi domestik. Penurunan harga BBM kali ini adalah penurunan harga yang ketiga
kalinya. Pada tanggal 1 Desember 2008, Pemerintah menurunkan harga premium menjadi Rp 5.500,00 dari harga semula Rp 6.000,00. Pada 15 Desember 2008
harga solar juga ikut diturunkan menjadi Rp 4.800,00 dari harga semula Rp 5.500,00 dan harga premium menjadi Rp 5.000,00. Dengan demikian pada tanggal
12 Januari 2009, harga premium dan solar sama-sama turun menjadi Rp 4.500,00. Keputusan ini mulai berlaku 15 Januari 2009.
Pemerintah melakukan berbagai upaya dalam mengantisipasi kenaikan harga minyak dunia untuk menjaga kestabilan harga BBM dalam negeri yaitu
melalui upaya pengelolaan energi nasional dan peningkatan produksi migas dalam negeri. Pemerintah menerbitkan Blueprint Pengelolaan Energi Nasional 2010-
2025 yang akan menjadi dasar penyusunan pola pengembangan dan pemanfaatan energi secara nasional hingga tahun 2025. Pengelolaan energi nasional tersebut
didasari UUD 1945 Pasal 33 dengan visi berupa terjaminnya energi dengan harga yang wajar. Sasaran pengelolaan energi adalah terpenuhi pasokan energi fosil
dalam negeri dengan mengurangi ekspor secara bertahap dan struktur harga energi yang sesuai keekonomiannya
16
. Pemerintah akan terus mengupayakan peningkatan produksi minyak nasional dengan mengoptimalkan sumber daya
yang ada dan mencari cadangan-cadangan minyak baru. Penurunan harga BBM saat ini yang didukung oleh upaya pemerintah
untuk menjamin ketersediaan energi di masa mendatang dengan harga yang stabil diharapkan akan mengurangi beban masyarakat, sehingga daya belinya dapat
terjaga bahkan mungkin dapat meningkat seiring dengan penurunan inflasi. Kondisi ini menjadi peluang yang diharapkan dapat mempertahankan daya beli
masyarakat termasuk konsumen Fishing Valley untuk melakukan kunjungan wisata. Selain itu, biaya operasional perusahaan dan pemasok tetap dapat
dikendalikan.
16
Pemerintah Terbitkan “Blueprint” Pengelolaan Energi Nasional. http:www.indonesia.go.id. [4 Juni 2009].
81
6.2.4. Teknologi