5
1.2. Perumusan Masalah
Perkembangan kebutuhan masyarakat akan agrowisata menyebabkan peningkatan persaingan usaha dalam menarik hati para wisatawan. Tingkat
persaingan obyek-obyek wisata di Bogor seperti usaha pemancingan pun semakin tinggi. Usaha pemancingan saat ini banyak diminati oleh para pengusaha karena
kebutuhan masyarakat akan wisata mancing semakin tinggi yaitu untuk menyalurkan hobi memancing dan melepas kejenuhan. Hal tersebut memicu para
pengusaha kolam pemancingan untuk menawarkan jasa wisata mancing yang diharapkan dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan pengunjung.
Perkembangan usaha kolam pemancingan di Kabupaten Bogor didukung oleh lokasi yang strategis, lahan yang cukup luas dan saluran irigasi untuk
membuat kolam pemancingan yang masih tersedia. Terdapat sepuluh usaha kolam pemancingan di wilayah Kabupaten Bogor yang telah terdaftar dan memiliki ijin
usaha Tabel 3. Selain itu masih terdapat banyak usaha pemancingan terutama usaha skala kecil yang belum mendaftarkan usahanya.
Tabel 3. Usaha Kolam Pemancingan yang Terdaftar di Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Bogor Tahun 2007
Keterangan: Hanya untuk luas kolam galatama Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor 2008
Berdasarkan data pada Tabel 3 terdapat dua usaha kolam pemancingan yang memiliki luas kolam pemancingan galatama yang cukup besar dan memiliki
lokasi yang berdekatan yaitu Fishing Valley dan Telaga Mulya dengan luas kolam
No. Nama Usaha
Alamat Luas Kolam
meter Jumlah
Lapak 1.
Telaga FajarMulya Ds. Harapan Jaya, Cibinong
5000 64
2. Rindu Jaya
Jl. Raya Parung 1000
50 3.
Fishing Valley Jl. Raya Pemda, Cibinong
5000 62
4. Cibeureum Indah
Ds. Sukamantri, Ciomas -
- 5.
At. Bina Citra Ds. Tengah, Cibinong
300 -
6. Lembah Hijau
Ds. Dampit, Ciomas -
- 7.
Maman Ds. Tengah, Cibinong
250 -
8. Jeff
Cibinong 36
- 9.
Maing Cibinong
30 -
10. Basuki
Lebak Wangi 50
-
6 galatama yang sama yaitu 5000 m. Menurut hasil wawancara dari manajer Fishing
Valley dan Kasi Bagian Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor, Wisata Mancing Fishing Valley sebagai wisata mancing terbesar di
Kabupaten Bogor menghadapi persaingan yang cukup tinggi dengan usaha pemancingan Telaga Mulya. Hal itu disebabkan karena lokasi usaha pemancingan
tersebut cukup berdekatan yang keduanya berlokasi di wilayah Cibinong. Wisata Mancing Fishing Valley yang baru berdiri mulai beroperasi pada
tahun 2005 sekitar 4 tahun, menghadapi pesaing utamanya yaitu Telaga Mulya. Menurut Informasi dari pihak Disbudpar Kabupaten Bogor, keberadaan Telaga
Mulya cukup terkenal di kalangan para pemancing di Bogor karena telah lebih lama berdiri dibandingkan Fishing Valley. Promosi yang seharusnya gencar
dilakukan pendatang baru belum maksimal dan intensif dilakukan oleh Fishing Valley terutama untuk memperkenalkan usahanya kepada masyarakat sekitar
Bogor khususnya dan masyarakat Jadetabek pada umumnya. Keberadaan pesaing usaha yang merupakan pemain lama di bidang yang sama menunjukkan
dibutuhkan kerja keras dari pengelola Wisata Mancing Fishing Valley dalam merebut dan menarik pangsa pasar yang ada dengan cara membangun dan
memperkuat image perusahaan. Hal ini membuat pihak Fishing Valley perlu mengupayakan strategi pemasaran yang tepat untuk dapat menarik banyak
pengunjung sehingga mendatangkan keuntungan yang berkelanjutan dan bermanfaat bagi pengembangan usaha.
Sebagai usaha yang bergerak di bidang jasa perikanan, kesinambungan dan keberadaan usaha Wisata Mancing Fishing Valley sangat bergantung pada
tingkat kunjungan konsumen. Konsumen Fishing Valley tidak hanya para penggemar aktifitas hobiis memancing saja, tetapi juga termasuk konsumen
yang ingin memancing sekaligus rekreasi keluarga. Selain itu, Fishing Valley juga menyediakan pelayanan penyewaan kolam pemancingan dan penyewaan tempat
kumpul keluarga atau rombongan tertentu. Untuk itu sebagai usaha pemancingan yang memiliki konsep yang berbeda, maka pihak Fishing Valley harus mampu
mengenalkan dan memasarkan fasilitas, jasa dan produk yang ditawarkan dengan lebih intensif kapada masyarakat luas.
7 Fluktuasi jumlah pengunjung yang datang ke tempat pemancingan tidak
dapat diperkirakan, karena kedatangan sebagian besar konsumen yang merupakan penggemar memancing tergantung kepada hobi dan keinginan mereka untuk
melakukan kunjungan. Selain itu, faktor alam seperti musim hujan juga mempengaruhi aktifitas memancing dan tingkat kedatangan pengunjung ke
Fishing Valley. Untuk jumlah kunjungan ke Wisata Mancing Fishing Valley tidak diperoleh data tertulis yang sebenarnya karena sistem administrasi perusahaan
belum tertata dengan baik sehingga data jumlah pengunjung hanya didasarkan pada perkiraan dan pengalaman dari manajer Fishing Valley saja.
Kunjungan konsumen ke Fishing Valley bervariasi setiap harinya. Jumlah konsumen akan meningkat pada hari Sabtu dan Minggu atau pada hari-hari libur.
Rata-rata jumlah total pengunjung yang datang pada hari Senin sampai Jumat berjumlah sekitar 50 sampai 150 orang, sedangkan pada hari Sabtu dan Minggu
atau hari-hari Libur dapat mencapai 350 orang. Perkiraan jumlah pengunjung Wisata Mancing Fishing Valley dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Rata-Rata Jumlah Pengunjung ke Wisata Mancing Fishing Valley Tahun
2008 No.
Hari Kunjungan Jumlah Pengunjung orang
1. Senin-Jumat
± 50-150 2.
Sabtu, Minggu dan Libur Besar ± 350
Sumber : Manajer Operasional Wisata Mancing Fishing Valley 2008
Menurut Bapak Ramly selaku manajer operasional sekaligus pengelola Fishing Valley, jumlah pengunjung saat ini belum dapat mencapai target
perusahaan sebesar 3000 pengunjung setiap bulannya baru memenuhi sekitar 53,33 persen dari target perusahaan. Sebagian besar pemancing berminat dan
tertarik pada kolam pemancingan galatama karena ada tantangan yang lebih besar pada sistem galatama yaitu ukuran ikan yang relatif besar dan terdapat hadiah
yang diberikan. Sedangkan peminat pada kolam mancing kiloan sedikit pada hari- hari biasa. Kolam kiloan biasanya ramai hanya pada hari Sabtu, Minggu dan libur
oleh konsumen keluarga. Sedangkan jumlah pengunjung untuk kolam mancing borongan untuk acara pribadi dan kelompok tidak dapat diprediksi. Jumlah
pengunjung ke Fishing Valley yang belum mencapai target perusahaan juga
8 terlihat dari kunjungan konsumen yang masih rendah terhadap fasilitas dan
pelayanan lain yang ditawarkan oleh pihak Fishing Valley seperti kunjungan pada restoran dan arena bermain yang masih sepi pengunjung pada hari-hari biasa.
Pengembangan produk merupakan hal yang penting yang mempengaruhi keberhasilan suatu produk untuk bersaing. Pengembangan fasilitas dan atraksi
wisata yang dilakukan pihak Fishing Valley belum diiringi dengan peningkatan kualitas pelayanan. Pelayanan jasa yang diberikan oleh pihak manajemen dan
karyawan belum dilakukan secara maksimal. Keluhan-keluhan konsumen yang diterima oleh pihak Fishing Valley menjadi permasalahan yang sering dihadapi
perusahaan. Keluhan-keluhan tersebut diantaranya mengenai pelayanan karyawan yang dinilai lambat dan kurang tanggap.
Dari sisi produk dan jasa yang ditawarkan, konsep Fishing Valley sebagai agrowisata pemancingan merupakan usaha yang mudah diikuti oleh perusahaan
lain. Oleh karena itu diperlukan upaya pengembangan dan pemasaran yang lebih intensif diiringi dengan peningkatan kualitas pelayanan agar dapat bersaing dan
mampu mencapai target perusahaan dalam jumlah kedatangan pengunjung dan keuntungan yang diperoleh. Kendala eksternal yang dihadapi datang dari kondisi
persaingan dalam industri agrowisata khususnya usaha pemancingan yang semakin ketat.
Fishing Valley belum memiliki tenaga pemasar yang fokus dalam menjalankan fungsinya yang terkait dengan pemasaran produk perusahaan. Saat
ini fungsi pemasaran masih dilakukan oleh manajer operasional Fishing Valley. Hal ini akan menyebabkan ketimpangan tugas dimana peran tenaga pemasar yang
terkait dalam merancang dan melakukan strategi pemasaran bagi perusahaan tidak dapat dilakukan secara fokus dan optimal.
Untuk mengatasi kendala-kendala perusahaan yang terkait dengan pemasaran tersebut diperlukan sinergi antar komponen-komponen lingkungan
pemasaran perusahaan yang mencakup aspek internal dan eksternal perusahaan. Setiap komponen dari aspek internal dan eksternal akan mempengaruhi
kemampuan perusahaan dalam memasarkan produknya baik secara langsung maupun tidak langsung. Suatu strategi pemasaran akan berdampak jangka panjang
bagi kelangsungan hidup perusahaan. Bagi Wisata Mancing Fishing Valley
9 diperlukan strategi pemasaran yang tepat dan terintegrasi yang mencakup aspek
produk, harga, tempat, promosi, orang, proses, dan bukti fisik sehingga dapat berimplikasi pada terciptanya keunggulan bersaing yang mampu menghasilkan
keuntungan yang tinggi secara berkelanjutan sustainable dan berdampak pula pada keberhasilan pengembangan usaha.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1 Faktor-faktor apa saja yang menentukan strategi pemasaran Wisata Mancing
Fishing Valley baik dari kondisi lingkungan eksternal maupun internal? 2
Bagaimana perumusan alternatif strategi pemasaran bagi Wisata Mancing Fishing Valley yang sesuai dengan kondisi lingkungan eksternal dan internal
perusahaan saat ini? 3
Bagaimana prioritas strategi pemasaran yang tepat untuk diterapkan pada Wisata Mancing Fishing Valley?
1.3. Tujuan Penelitian