KeuanganAkuntansi Penelitian dan Pengembangan

119 dinilai oleh 53,3 persen responden. Sedangkan 46,7 responden menilai kurang baik. Penilaian kurang baik ini dikarenakan terdapat keluhan bahwa pelayanan karyawan lambat dan kurang tanggap terutama saat padat pengunjung. Terkait dengan pengelolaan pengunjung, sebanyak 73,7 persen menilai pengelolaan pengunjung di Fishing Valley kurang baik terutama saat padat pengunjung. Belum terdapat penjagaan oleh bagian keamanan saat aktifitas usaha berlangsung dan perhatian pengelola pada beberapa aspek menjadi kurang fokus saat padat pengunjung seperti pada aspek kebersihan, keamanan, pengaturan tempat saung lesehan dan pelayanan. Hal tersebut menjadikan pengelolaan pengunjung di Fishing Valley belum optimal. Penilaian terhadap kemudahan pembayaran dan pemesanan menunjukkan 90 persen responden menilai baik dikarenakan transaksi pembayaran dan pemesanan tempat, serta pendaftaran memancing dimudahkan oleh ketersediaan teknologi pelayanan di Fishing Valley. 7 Physical Evidence Penilaian terhadap bauran bukti fisik physical evidence dilakukan pada aspek kelengkapan dan kelayakan fasilitas penunjang seperti toilet, musholla dan areal parkir serta pada tata letak layout. Kelengkapan dan fasilitas penunjang di Fishing Valley dinilai baik oleh 83.3 persen responden dan 16,7 persen responden menilai kurang baik. Penilaian kurang baik ini dikarenakan masih terdapat toilet yang dalam kondisi rusak dan kondisi musholla yang kurang terawat. Penilaian terhadap tata letak fasilitas di lokasi usaha Fishing Valley menunjukkan penilaian baik oleh 70 persen responden.

6.3.3. KeuanganAkuntansi

Modal usaha bagi Wisata Mancing Fishing Valley terdiri dari modal finansial dan modal fisik. Wisata Mancing Fishing Valley memulai usahanya dengan menggunakan modal finansial berupa modal sendiri dan pinjaman dari bank dengan persentase masing-masing sebesar 50 persen. Modal finansial untuk operasi selanjutnya adalah bagian keuntungan yang diinvestasikan kembali ke perusahaan. Keuntungan yang dihasilkan selain digunakan untuk operasional 120 usaha selanjutnya juga digunakan untuk membayar beban hutang. Selain beban hutang, perusahaan juga wajib membayar pajak usaha kepada dinas dispenda Kabupaten Bogor sebesar 10 persen dari omzet perusahaan. Setiap perusahaan perlu melakukan pencatatan atau pembukuan keuangan untuk mengetahui posisi atau kondisi keuangan perusahaan. Sistem pembukuan yang dilakukan Fishing Valley masih menggunakan sistem yang sangat sederhana. Pencatatan keuangan belum menggunakan sistem akuntansi, pencatatan yang dilakukan hanya berdasarkan pemasukan dan pengeluaran saja. Selain itu, Fishing Valley belum memiliki bagian keuangan yang bertanggung jawab pada keuangan perusahaan yang mencakup keuangan pemancingan, restoran dan arena bermain. Saat ini, urusan keuangan masih dikelola oleh manajer operasional yang bertanggungjawab langsung kepada pemilik. 6.3.4. ProduksiOperasi 6.3.4.1. Pengelolaan Sistem Pemancingan Sistem pemancingan galatama berlangsung pada waktu yang telah ditentukan oleh panitia pemancingan dengan lama memancing tiga jam. Pada hari biasa, babak pertama dimulai pada pukul 14.30-17.30 WIB dan babak kedua dimulai pada pukul 17.30-20.30 WIB. Sedangkan pada hari Sabtu, Minggu dan Libur, babak pertama dimulai pada pukul 14.00-17.00 WIB dan babak kedua dimulai pada pukul 17.00-20.00 WIB. Selain hari Sabtu, Minggu dan libur, pemancingan galatama juga selalu ramai pengunjung pada hari Senin dan Kamis. Ramainya pengunjung pada hari Senin dan Kamis dikarenakan pada hari tersebut, panitia pemancingan menyediakan sistem paket galatama dimana hadiah untuk pemenang telah ditentukan oleh panitia tanpa mempertimbangkan jumlah peserta yang berpartisipasi. Sistem galatama paket ini dimulai pada babak kedua di hari Senin dan Kamis. Dalam sistem galatama paket menggunakan tiket Rp 100.000,00 untuk setiap babaknya. Pemenang dalam sistem pemancingan galatama paket ini dibagi dalam lima pemenang. Juara 1 dengan hadiah Rp 1.500.000,00, juara 2 dengan hadiah Rp 800.000,00, juara 3 dengan hadiah Rp 500.000,00 masing- masing termasuk dalam kategori induk terberat dan yang tercepat. Juara 4 121 termasuk dalam kategori induk merah dengan hadiah sebesar Rp 300.000,00. Sedangkan juara 5 termasuk dalam kategori prestasi total terbanyak kiloan dengan hadiah sebesar Rp 200.000,00. Dalam pemancingan galatama paket berlaku tiket dengan harga dua kali lipat yaitu seharga Rp 200.000,00. Hadiah yang diterima oleh pemenang juga akan menjadi dua kali lipat. Pada sistem galatama harian selain hari Senin dan Kamis besarnya hadiah ditentukan oleh jumlah peserta yang berpartisipasi. Semakin banyak peserta maka hadiah yang akan diterima oleh pemenang juga akan semakin besar. Harga tiket galatama harian juga sebesar Rp 100.000,00 untuk setiap babaknya. Persentase hadiah dari tiket galatama harian adalah 40 persen untuk panitia pemancingan dan 60 persen digunakan untuk hadiah pemenang. Selain itu juga panitia manyediakan tiket bonus seharga Rp 50.000,00 untuk setiap babak. Pemancing yang berminat untuk mendapat bonus hadiah, membayar tiket seharga Rp 150.000,00. Jika peserta tiket bonus tersebut menjadi pemenang, persentase yang berlaku adalah 10 persen untuk panitia dan 90 persen untuk pemenang. Selain itu, kategori pemenang ditentukan berdasarkan jumlah peserta yang berpartisipasi. Apabila peserta berjumlah 10-15 orang terdapat dua pemenang yaitu juara 1 untuk induk terberat dan juara 2 untuk prestasi total. Peserta yang berjumlah 16-25 orang terdapat 3 pemenang yaitu juara 1 dan 2 untuk induk terberat dan juara 3 untuk prestasi total. Untuk peserta yang berjumlah 26-45 orang terdapat 4 pemenang yaitu juara 1 dan 2 untuk induk terberat, juara 3 untuk induk merah dan juara 4 untuk prestasi total. Jika peserta berjumlah lebih dari 45 orang maka terdapat 5 pemenang yaitu juara 1,2 dan 3 untuk induk terberat, juara 4 untuk induk merah dan juara 5 untuk prestasi total. Apabila jumlah peserta sedikit kurang dari 10 peserta, dimulai atau tidaknya acara memancing tergantung kesepakatan peserta. Pihak Fishing Valley juga telah melakukan beberapa turnamen untuk pemancingan galatama. Selama Fishing Valley beroperasi, turnamen galatama baru diadakan sebanyak tiga kali yaitu setiap satu tahun sekali bertepatan dengan ulang tahun Fishing Valley pada 15 Agustus. Harga tiket yang berlaku pada pelaksanaan turnamen adalah Rp 1.000.000,00. Waktu memancing di sistem pemancingan kiloan dan borongan disesuaikan dengan waktu buka Fishing Valley 122 yaitu mulai pukul 10.00-21.00 WIB. Pemancing bebas untuk memancing kapan saja dalam waktu tersebut.

6.3.4.2. Teknis Pengelolaan Kolam

Kolam pemancingan galatama menggunakan sistem sirkulasi berupa kincir air sebanyak 8 buah. Sumber air yang digunakan Fishing Valley untuk memenuhi kebutuhan air di kolam pemancingan, penampungan dan pembesaran ikan berasal dari mata air yang terletak di dekat lokasi usaha. Air dari mata air tersebut dialirkan melalui saluran air dan ditampung dalam penampungan air berupa kolam besar. Sampai saat ini Fishing Valley belum pernah mengalami masalah kesulitan air. Pada awal Fishing Valley beroperasi, kolam pemancingan galatama diisi dengan ikan mas sebanyak 18 ton dengan ikan yang berukuran 2-11 kg. Proses pengisian ikan ke kolam galatama hanya dilakukan jika terdapat ikan yang mati. Salah satu daya tarik pemancingan galatama bagi pemancing adalah ketersediaan ikan yang cukup banyak dengan ukuran yang relatif besar sehingga meningkatkan peluang untuk mendapatkan lebih banyak ikan. Kepuasan utama pemancing adalah ketika mendapatkan ikan yang banyak dan berukuran besar. Terdapat keluhan dari konsumen bahwa jumlah ikan di kolam galatama Fishing Valley saat ini menjadi lebih sedikit. Pengelola perlu memperhatikan jumlah dan ukuran ikan yang berada dalam kolam saat ini dan mempertimbangkan pengelolan kolam galatama pada pesaing utama yaitu Telaga Mulya yang mengisi ikan untuk kolam galatamanya mencapai 25 ton ikan dalam luas kolam yang sama dengan Fishing Valley. Hal ini akan memungkinkan para pemancing dapat beralih untuk mencari kepuasaan yang lebih pada pemancingan pesaing. Untuk kolam pemancingan kiloan diisi oleh berbagai jenis ikan yaitu ikan mas, nila, lele, bawal, dan patin. Ikan-ikan di kolam kiloan berukuran kurang dari 1 kg. Pemberian makan pada ikan-ikan di kolam kiloan dilakukan setiap pagi hari. Pengisian ikan dilakukan dua atau tiga hari sekali. Hal ini dilakukan karena jumlah ikan di kolam kiloan selalu berkurang setelah pemancing mendapatkan ikan dan membawanya pulang. Sedangkan untuk kolam borongan, pengisian ikan dilakukan jika ada pesanan dari rombongan tertentu. Jika tidak ada pesanan rombongan, kolam dibiarkan kosong. 123 Proses pembersihan kolam dilakukan dengan membuang sampah-sampah yang tergenang di permukaan air dan melakukan pergantian air. Pergantian air di kolam pemancingan galatama dilakukan dua atau 3 hari sekali. Pergantian air tersebut hanya dilakukan dengan membuang sebagian air lalu diisi kembali dengan air yang baru. Di dalam kolam galatama terdapat 4 saluran pembuangan air. Proses pembersihan tersebut belum efektif karena lumpur-lumpur yang mengendap tidak dapat terbuang. Selama 4 tahun beroperasi, perusahaan belum pernah menguras kolam pemancingan dengan mengosongkan kolam dan mengganti seluruh air di kolam dengan air yang baru. Hal ini membuat kondisi air kolam sangat keruh dan berwarna hijau. Air kolam yang terlalu keruh banyak lumpur kurang menguntungkan pemancing karena banyak terdapat makanan- makanan alami yang dibutuhkan ikan sehingga ikan-ikan akan kurang tertarik oleh umpan dari pemancing. Hal ini dapat membuat pemancing yang telah menjadi pelanggan Fishing Valley dapat beralih ke pemancingan lain dikarenakan kondisi ikan yang kurang tertarik pada umpan pemancing. Kolam penampungan dan pembesaran ikan digunakan untuk menampung ikan-ikan dari pemasok untuk memenuhi kebutuhan kolam pemancingan dan restoran. Kedatangan ikan dari pemasok disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Selain untuk memenuhi kebutuhan kolam pemancingan, kolam penampungan dan pembesaran ikan juga dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan ikan di restoran. Kebutuhan ikan di restoran juga diambil dari kolam- kolam penampungan ikan.

6.3.4.3. Pengelolaan Ikan

Ikan yang didatangkan dari pemasok, terlebih dahulu dilakukan karantina selama 2-3 hari di kolam-kolam penampungan ikan. Selama karantina, ikan-ikan tersebut tidak di beri makanan. Hal ini dilakukan agar ikan-ikan tersebut tidak mengalami stress akibat perbedaan suhu dan kadar PH air di kolam pemancingan Fishing Valley. Sistem sirkulasi air di kolam penampungan dan pembesaran ikan menggunakan sistem kolam air deras yang mengalir terus menerus. Ikan-ikan di Fishing Valley tidak terhindar dari adanya gangguan penyakit. Penyakit yang biasanya menyerang ikan adalah kutu air dan penyakit akibat virus KHV. Penyakit kutu air pada ikan dengan gejala terdapat bercak-bercak merah 124 dan sisiknya terkelupas masih dapat ditangani oleh pengelola ikan di Fishing Valley. Pengobatannya dilakukan dengan pemberian garam, obat luka pk dan air hangat. Sedangkan jika ikan terkena virus hanya dapat dilakukan pencegahan. Gejala yang terlihat adalah insang yang berwarna putih. Pencegahan dilakukan dengan memisahkan ikan yang telah terkena virus. Sedangkan untuk ikan yang belum terkena virus, pencegahan dilakukan dengan mencampur ikan mas dengan ikan-ikan yang lain seperti nila, mujair, bawal saat berada di kolam pembesaran ikan. Untuk menjaga kestabilan PH air di kolam pemancingan galatama dilakukan penambahan garam untuk menaikkan PH disaat PH air rendah. PH air untuk ikan mas yang baik berkisar antara 6-6,2. Garam yang diberikan adalah garam tanpa yodium dengan dosis 1 ton garam untuk 5000 m. Pemberian garam dilakukan secara insidental dengan melihat kadar PH air di kolam. Secara umum, pengelolaan ikan di Fishing Valley cukup baik dan menjadi kekuatan bagi perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan memiliki karyawan yang cukup berpengalaman dalam pengelolaan ikan air tawar.

6.3.4.4. Pengelolaan Restoran dan Arena Bermain

Restoran Fishing Valley beroperasi sesuai dengan waktu buka usaha. Apabila restoran mengalami banyak pesanan dan mengalami kekurangan persediaan ikan, maka dilakukan pembelian ikan dari pasar. Kebutuhan makanan jenis sayuran, buah, lauk pauk, bumbu untuk menu-menu restoran dibeli di Pasar Anyar dengan waktu belanja pada malam hari dan dilakukan setiap hari untuk menjaga kesegaran produk. Untuk kebutuhan makanan yang bersifat tahan simpan, dilakukan pembelian dalam jumlah banyak kemudian dilakukan penyimpanan di gudang khusus. Arena bermain hanya dibuka pada hari Sabtu, Minggu dan libur atau pada saat ada acara rombongan. Pada hari-hari biasa arena bermain tidak beroperasi dikarenakan pada hari-hari biasa Fishing Valley cenderung sepi pengunjung dan peminat pada arena bermain pada hari tersebut masih kurang. Arena bermain ini telah dilengkapi dengan pemandu-pemandu ahli untuk setiap permainan. 125

6.3.5. Penelitian dan Pengembangan

Wisata Mancing Fishing Valley melakukan kegiatan penelitian pengembangan salah satunya melalui konsumen. Dengan kotak saran yang tersedia di restoran Fishing Valley, pihak pengelola dapat mengetahui saran, pendapat dan keinginan konsumen untuk pengembangan usaha ke depan. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pendapat konsumen, pihak Fishing Valley berencana untuk mengembangkan fasilitas tambahan berupa penambahan saung- saung diatas kolam kiloan dan pembangunan kolam renang. Sebagai usaha yang bergerak di bidang jasa perikanan, Fishing Valley harus memahami tentang seluk beluk ikan air tawar baik kondisi maupun kualitasnya. Fishing Valley mempunyai karyawan yang berpengalaman dan mengerti tentang seluk beluk ikan air tawar. Beliau merupakan mantan karyawan honor dari Balai Pengembangan Benih Ikan di Cipanas. Hal ini sangat membantu proses produksi jasa pemancingan di Fishing Valley terutama terkait dengan teknis pengelolaan ikan. Penelitian dan pengembangan juga dilakukan oleh perusahaan melalui kesediaan perusahaan untuk dijadikan tempat penelitian oleh beberapa mahasiswa dari perguruan tinggi. Terdapat banyak aspek yang perlu diteliti dari aktifitas usaha Wisata Mancing Fishing Valley sebagai agrowisata yang bergerak di bidang jasa perikanan. Hal ini menyebabkan banyak mahasiswa yang tertarik untuk melakukan penelitian di Fishing Valley yang secara tidak langsung dapat memberikan masukan dan saran untuk pengembangan dan kemajuan usaha di masa mendatang.

6.3.6. Sistem Informasi Manajemen