Persaingan di antara Perusahaan yang Ada

83

6.2.5. Lingkungan Industri

Analisis lingkungan industri dilakukan berdasarkan kerangka analisis lima kekuatan persaingan yang dikemukakan oleh Michael Porter. Lima kekuatan persaingan Porter terdiri atas persaingan di antara perusahaan yang ada, ancaman masuknya pendatang baru, ancaman produkjasa subtitusi, kekuatan tawar- menawar pemasok dan kekuatan tawar-menawar pembeli.

6.2.5.1. Persaingan di antara Perusahaan yang Ada

Wisata Mancing Fishing Valley sebagai usaha pemancingan menghadapi pesaing yang cukup banyak dalam industri agrowisata pemancingan di Kabupaten Bogor dan sekitarnya. Menurut hasil wawancara dengan manajer operasional Fishing Valley dan pihak Disbudpar Kabupaten Bogor, Wisata Mancing Fishing Valley sebagai wisata mancing terbesar di Kabupaten Bogor menghadapi persaingan yang cukup tinggi dengan usaha pemancingan Telaga FajarMulya. Hal itu disebabkan karena lokasi usaha pemancingan tersebut cukup berdekatan yaitu sekitar 7 km yang keduanya berlokasi di wilayah Cibinong. Telaga Mulya dan Fishing Valley juga menawarkan sistem pemancingan yang sama yaitu sistem pemancingan galatama yang cukup banyak diminati oleh kalangan pemancing. 1 Pesaing Utama Telaga FajarMulya Pemancingan Telaga Mulya merupakan usaha pemancingan di wilayah Desa Harapan Jaya, Cibinong Kabupaten Bogor yang telah beroperasi sejak tahun 1995 atau sekitar 14 tahun. Kalangan pemancing lebih mengenal Telaga Mulya dengan nama Telaga Fajar karena pada awalnya usaha ini bernama Telaga Fajar. Saat ini pemancingan Telaga Fajar telah mengalami pergantian nama menjadi Telaga Mulya karena terjadi pergantian pemilik. Saat penelitian dilakukan, pemancingan Telaga Mulya sedang dalam proses renovasi dan aktifitas usaha telah diberhentikan selama 2 bulan. Pembukaan kembali usaha Telaga Mulya dilakukan pada 2 Mei 2009 dan aktifitas usaha pemancingan dimulai kembali. Pemancingan Telaga Mulya dari awal usaha hingga saat ini dikelola oleh Bapak Toha sebagai orang kepercayaan pemilik. Bapak Toha telah mempunyai banyak pengalaman mengenai usaha pemancingan karena beliau telah bergelut di usaha pemancingan selama 27 tahun dan juga merupakan 84 hobiis memancing. Menurut informasi dari Bapak Toha, pemancingan Telaga Fajar merupakan usaha pemancingan pertama di wilayah Jabodetabek yang menawarkan sistem pemancingan galatama. Pemancingan Telaga Mulya memiliki lahan seluas 1,8 ha. Fasilitas pemancingan yang ditawarkan terdiri dari sistem pemancingan galatama biasa, galatama eksekutif dan pemancingan harian. Kolam pemancingan di Telaga Mulya hanya menyediakan satu jenis ikan yaitu ikan mas untuk semua sistem pemancingan. a Pemancingan Galatama Sistem pemancingan galatama di Telaga Mulya dilakukan pada kolam seluas 5000 m yang terdiri dari 64 lapak. Menurut rencana pengelola, saat aktifitas usaha dimulai kembali, ikan yang akan dimasukkan ke dalam kolam pemancingan galatama sebanyak 20-25 ton untuk luas kolam 5000 m. Ikan yang terdapat pada kolam pemancingan galatama Telaga Mulya berukuran 2-7 kg. Pemancingan galatama di Telaga Mulya dilakukan setiap hari yang dimulai pada pukul 15.00-21.00 WIB. Pelaksanaan galatama dibagi dalam dua babak dengan lama memancing 3 jam setiap babaknya. Harga tiket yang berlaku adalah Rp 100.000,00 setiap babak. Persentase hadiah ditentukan sebesar 35 persen untuk panitia pemancingan dan 65 persen untuk pemenang. Kategori pemenang dilakukan berdasarkan kriteria berat induk, berat induk merah dan berat total perolehan yang disesuaikan dengan jumlah peserta. Selain galatama harian, panitia pemancingan juga menyediakan sistem pemancingan galatama paket yang diadakan satu minggu sekali. Harga yang berlaku untuk galatama paket adalah Rp 200.000,00-Rp 300.000,00 dengan hadiah yang tidak tergantung pada jumlah peserta tetapi telah ditentukan oleh panitia. Selain pelaksanaan galatama paket, pengelola juga sering mengadakan perlombaanturnamen dengan harga tiket jutaan rupiah. Pelaksanaan turnamen ini dilakukan secara insidental biasanya tiga bulan sekali. 85 b Pemancingan Eksekutif Selain pemancingan galatama, Telaga Mulya juga menyediakan fasilitas kolam pemancingan eksekutif yang dikhususkan untuk kalangan eksekutif. Sistem pemancingan ini juga dikemas dalam sistem pemancingan galatama. Perbedaan antara pemancingan galatama dengan pemancingan eksekutif adalah harga tiket yang berlaku dan waktu pelaksanaan. Harga tiket untuk pemancingan eksekutif berkisar antara Rp 1-5 juta yang tergantung pada kesepakatan para peserta. Waktu pelaksanaan juga tergantung dari kesepakatan para peserta dengan pengelola. Luas kolam untuk pemancingan eksekutif adalah 1500 m yang dibagi dalam 20 lapak. Ukuran ikan yang dimasukkan ke dalam kolam berkisar antara 5-12 kg. c Pemancingan Harian Telaga Mulya juga menyediakan fasilitas kolam pemancingan harian pada kolam seluas 1500 m yang memiliki kedalaman kolam 90 cm. Sistem pemancingan ini dilakukan dengan memasukkan sejumlah ikan yang diminta oleh pemancing saat pemancingan akan dimulai dan pemancing membawa pulang ikan yang diperoleh. Lama waktu memancing bebas sesuai dengan keinginan pemancing yang disesuaikan dengan jadwal buka dan tutup Telaga Mulya. Harga ikan ditetapkan berdasarkan harga pasar. Harga yang berlaku saat penelitian dilakukan dalah Rp 22.000,00 per kg. Peminat untuk kolam pemancingan harian di Telaga Mulya masih sangat kurang. Pemancingan ini biasanya dipilih oleh para pemancing untuk mengisi waktu luang sambil menunggu waktu pemancingan galatama dimulai. Ikan-ikan untuk keperluan pemancingan di Telaga Mulya didatangkan dari pemasok di wilayah Leuwiliang dan Subang. Sumber air yang digunakan merupakan air yang cukup baik untuk kondisi ikan mas dan ketersediaan air yang selalu terjaga. Lokasi Telaga Mulya memberikan keuntungan dari sumber air yang diperoleh karena merupakan pertemuan antara dua setu yaitu setu cikaret dan setu Pemda. Proses pembersihan kolam galatama dengan cara membuang sebagian air dan mengganti dengan air yang baru 86 dilakukan setiap malam hari setelah pelaksanaan pemancingan galatama. Untuk proses pengurasan dan pembuangan lumpur dilakukan secara rutin minimal tiga bulan sekali. Hal ini dilakukan untuk menjaga kondisi ikan agar tetap tertarik untuk makan umpan-umpan dari pemancing. Promosi yang telah dilakukan Telaga Mulya cukup sederhana. Pada awal usaha, promosi dilakukan melalui iklan di koran, penyebaran brosur dan pemasangan baliho di pintu gerbang lokasi usaha. Saat ini, promosi tidak lagi gencar dilakukan. Promosi saat ini hanya dilakukan melalui penyebaran brosur untuk informasi pelaksanaan perlombaan dan pemasaran langsung melalui teleponhandphone. Perusahaan lebih menekankan pada pelayanan dan hubungan baik dengan para pelanggan dan relasi di antara kalangan pemancing. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola, segmentasi konsumen Telaga Mulya cenderung untuk kalangan menengah ke atas. Mengingat usaha ini telah berlangsung selama 14 tahun dan dikelola oleh pengelola yang juga hobi memancing, Telaga Mulya telah mempunyai pelanggan- pelanggan setia dan telah memiliki jaringan relasi yang kuat di antara pemancing. Pangsa pasar konsumen tidak terbatas pada wilayah Jabodetabek saja, tetapi juga telah menjangkau pemancing wilayah Bandung dan Surabaya. Relasi-relasi di kalangan pemancing ini terutama dimanfaatkan untuk pelaksanaan turnamen dengan harga tiket yang cukup besar. Saat ini, pihak Telaga Mulya sedang melakukan pengembangan usaha untuk membangun restoran, arena bermain anak dan membangun wismapenginapan yang disediakan untuk para pemancing yang datang dari luar kota. Pengembangan fasilitas ini direncanakan dapat terealisasi pada tahun ini. Wisata Mancing Fishing Valley menghadapi persaingan yang tinggi dengan Telaga Mulya yang telah lama berkembang. Keberadaan lokasi yang berdekatan, konsep usaha yang hampir sama, terdapat sistem pemancingan yang hampir sama yaitu pemancingan galatama sebagai andalan usaha, dan segmentasi konsumen yang sama menjadikan kondisi persaingan usaha pemancingan ini menjadi lebih kompetitif. Keberadaan Telaga Mulya yang 87 cukup terkenal di kalangan pemancing, relasi yang kuat diantara pemancing yang di miliki Telaga Mulya, pengelola Telaga Mulya yang cukup berpengalaman, dan pelaksanaan pengembangan fasilitas di Telaga Mulya memberikan ancaman yang besar bagi kelangsungan usaha Fishing Valley yang tergolong baru. 2 Pesaing Lainnya Fishing Valley sebagai wisata mancing yang membidik pangsa pasar wilayah Jabodetabek, juga menghadapi persaingan dengan usaha-usaha pemancingan yang berkembang di wilayah Jabodetabek. Menurut hasil wawancara dengan pengelola Telaga Mulya dan beberapa pemancing di Fishing Valley diperoleh informasi bahwa terdapat beberapa usaha pemancingan di wilayah Jabodetabek yang umumnya terkenal di kalangan pemancing menengah ke atas yaitu seperti Telaga Cibubur, Telaga Arwana Cibubur, Telaga Mina TMII, Pantai Indah Kapuk dan Pemancingan Metropolitan Cengkareng. Usaha pemancingan tersebut telah terkenal di kalangan pemancing Jabodetabek dan menjadi salah satu alternatif tempat pemancingan yang dapat dipilih oleh para pemancing khususnya bagi pemancingan galatama. Hal ini menjadi ancaman yang besar bagi Fishing Valley, karena konsumen Fishing Valley kapan saja dapat beralih ke pemancingan lain khususnya bagi konsumen wilayah Jakarta dan sekitarnya. Selain itu, Fishing Valley sebagai obyek wisata keluarga yang fasilitas wisata utamanya berupa kolam pemancingan juga menghadapi persaingan dengan agrowisata dan wisata alam di Kabupaten Bogor yang juga mengembangkan fasilitas kolam pemancingan sebagai fasilitas tambahan di dalam lokasi wisata seperti pada Taman Wisata Matahari dan Kebun Wisata Pasir Mukti. Tren dunia usaha wisata seperti ini memungkinkan untuk agrowisata maupun wisata alam lain untuk mengembangkan fasilitas kolam pemancingan sebagai fasilitas pelengkap. Hal ini tentunya meningkatkan persaingan yang dihadapi Fishing Valley yang menyajikan fasilitas kolam pemancingan sebagai fasilitas utama. 88

6.2.5.2. Ancaman Masuknya Pendatang Baru