133
dengan QS. Alashr:1-3 dan Sabda Rasulullah shalallahu alaihi wassalam dalam riwayat Tirmidzi:2304 sebagai hipogramnya.
23. Zuhud
Zuhud merupakan ungkapan tentang mengalihkan keinginan dari sesuatu kepada sesuatu yang lebih baik lagi. Zuhud bukan
sekedar meninggalkan harta dan menghinakannya, akan tetapi zuhud adalah meninggalkan keduniaan karena tahu kehinaannya jika
dibandingkan dengan ketinggian nilai akhirat Qudamah 2006:415. Allah berfirman tentang hal ini, sebagai berikut.
Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka,
sebagai bunga kehidupan dunia, untuk Kami uji mereka dengannya, dan karunia Rabb Kamu adalah lebih baik dan
lebih kekal QS. Aththaha [20]:131.
، ع ه ش ،
ح ص ، ع ف عج ، ع ض ع ف
ح ص ،
ا عج ، ع ض ع ظ ح ، ه ع ج، خا
غ ، ف غ
Siapa yang
hasratnya adalah
dunia, maka
Allah menceraiberaikan urusannya, membuatnya takut terhadap harta
kekayaannya, menjadikan kefakiran tampak di depan matanya, dan sebagian dari keduniaan tidak datang kepadanya
melainkan yang sudah ditetapkan baginya. Siapa yang
134
hasratnya adalah akhirat, maka Allah menghimpun hasratnya, menjaga harta, menjadikan kekayaan di dalam hatinya dan
dunia datang kepadanya dalam keadaan yang hina HR Ahmad, Darimy, Ibnu Hibban dan Ibnu Majah.
Kutipan dari QS. Thaha:131 dan Hadis tersebut menunjukkan perintah agar manusia zuhud dalam menyikapi keindahan dunia
dengan konsep zuhud sebagaimana yang telah dijelaskan pada dalil- dalil tersebut.
Dalam novel ini, Midah menjelaskan konsep zuhud yang sebenarnya. Berbeda dengan konsep zuhud ayahnya, Ustaz Irfan.
Konsep zuhud menurut ustadz Irfan adalah dengan meninggalkan duniawi karena dunia sama sekali tidak bernilai bila dibandingkan
dengan akhirat, bahkan dunia lebih hina dari bangkai kambing yang sudah membusuk. Oleh karena itulah, ia tidak mau memperbaiki
rumahnya yang sudah tidak layak huni, dengan alasan takut kepada kemanisan dunia, sedangkan menurut Midah zuhud bukan berarti
meninggalkan duniawi. Menurutnya, asalkan hati selamat dari penyakit syahwat, dan tidak mencintai dunia secara berlebihan, serta
harta tersebut tidak merusak iman di dalam hati, maka tidaklah masalah.
Ada pun dalil-dalil yang menunjukkan hinanya dunia bukan berarti membuat seseorang menjauhi dunia, akan tetapi maksudnya
adalah bagaimana dunia yang tidak bernilai tersebut menjadi berkah yaitu bermanfaat dan dapat menjadi sarana keselamatan seseorang di
135
akhirat kelak. Jadi, dunia yang hina ini dapat menjadi bernilai apabila dapat dimanfaatkan untuk kebaikan kehidupan di akhirat.
Konsep zuhud menurut penuturan Midah terdapat pada kutipan berikut.
Bagi Midah, tidak ada salahnya membangun rumah yang layak, asalkan hati dan iman sudah tak tergoyahkan oleh nafsu
yang membelenggunya. Ayat-ayat yang dibacakan oleh ayahnya itu tidak tidak menganjurkan manusia untuk mencaci-
maki dunia, tapi justru mengajarkan bagaimana caranya agar manusia mengubah sifat harta yang sementara, semu dan
menipu itu menjadi bermanfaat dan kekal di sisi-Nya, dan bisa menemani manusia hingga Padang Mahsyar menuju Surga
LMBM 2008:46.
Jadi, dalam novel Langit Mekah Berkabut Merah terdapat adanya penanaman nilai Islam tentang zuhud, dengan QS.
Atthaha:131 dan Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Darimy, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban tentang zuhud sebagai
hipogramnya.
24. Konsisten Menjaga Salat Fardhu Lima Waktu