173
Dari kisah pernikahan antara Firdaus dan Dina, maka dapat diambil pelajaran, bahwa dalam memilih pasangan hendaknya bukan
kekayaan, keturunan, dan kecantikan calon istri saja yang diperhatikan, akan tetapi yang lebih penting adalah kebaikannya
dalam beragama. Hal tersebut sesuai dengan nilai Islam yang mengatur umatnya agar memprioritaskan kebaikan agama ketika
hendak memilih calon istri, sebagaimana yang terdapat dalam HR. Bukhari dan Muslim, tentang tolok ukur memilih calon istri.
Jadi, berdasarkan uraian tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa dalam novel Langit Mekah Berkabut Merah
terdapat nilai Islam tentang perintah mengutamakan kebaikan agama dalam hal memilih calon istri atau suami, dengan HR. Bukhari dan
Muslim tersebut sebagai hipogramnya.
42. Tidak Boleh Menuduh Wanita Muslimah Baik-Baik Berzina
Seseorang hendaknya selalu menjaga lisannya. Tidak berkata kecuali dengan perkataan yang baik. Lisan seorang muslim
hendaknya tidak banyak mengeluarkan tuduhan-tuduhan yang dapat menzalimi orang-orang yang tidak bersalah. Salah satu dosa yang
sangat besar yaitu menuduh wanita muslimah yang baik-baik melakukan perzinaan.
Menuduh wanita yang baik-baik berzina, itulah yang dilakukan oleh majikan Midah. Majikan itu, tidak cukup puas setelah
174
sebelumnya menganiaya Midah dan mencoba memperkosanya. Usai Midah menyampaikan persaksiannya di persidangan Firdaus,
majikannya itu mengetahui keberadaan Midah. Ia mendapat informasi tentang keberadaan Midah melalui surat kabar yang
memberitakan kasus persidangan Firdaus. Majikannya datang dengan dikawal polisi lalu menjemput paksa Midah dan
memasukannya ke penjara dengan tuduhan kabur dari rumah majikan dan menjadi pekerja seks komersial.
Tuduhan tersebut jelas sangat menyakitkan hati Midah. Padahal Midah adalah seorang muslimah yang baik-baik, yang tidak
pernah menginginkan perzinaan. Hal tersebut terdapat pada kutipan berikut.
“Malam itu majikanku datang bersama dua orang Polisi. Mereka membawaku ke penjara. Aku dituduh…ah, tuduhan
yang…” Midah menjelaskan sambil terisak-isak. “Aku sudah tahu.”
“Aku tidak percaya kalau Kamu melakukannya. Aku tidak percaya”
Midah tak sanggup berkata-kata lagi. Pipinya mulai basah LMBM 2008:323.
Pada kutipan tersebut menunjukkan betapa pilunya hati Midah
karena tuduhan tersebut. Begitu pula dengan Firdaus, ia tidak percaya dengan fitnah itu karena Firdaus yakin bahwa Midah adalah
wanita yang baik-baik. Dari pengkisahan ini, kita dapat memahami betapa zalimnya
orang yang menuduh wanita yang baik-baik berzina. Padahal, ia sama sekali tidak pernah menginginkan perzinaan. Kezaliman seperti
175
ini merupakan dosa besar. Bagi pelakunya diancam oleh Allah dengan laknat di dunia dan di akhirat serta azab yang besar,
sebagaimana firman-Nya berikut.
Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita yang baik- baik, yang lengah, lagi beriman, berbuat zina, mereka
mendapat laknat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar QS an Nisaa [24]:23.
Dengan demikan, dalam novel ini terdapat transformasi nilai-
nilai Islam tentang larangan memfitnah wanita yang baik-baik berzina dengan QS. An Nisaa:23 sebagai hipogramnya.
43. Mengutamakan Kecintaan Kepada Allah di Atas Segalanya