78
harta dan kelaparan, ketika ia tidak memperoleh haknya dari majikannya dan hanya diberi makan satu kali dalam sehari oleh
majikannya, bahkan sebelumnya, ia dan keluarganya hidup dalam kemiskinan, dan hanya makan nasi aking sekali dalam sehari. Ia
bersabar ketika menghadapi kekurangan jiwa, yaitu dengan meninggalnya ayah tercinta, Ustaz Irfan. Akhir dari kesabarannya
dalam menjalani sulitnya kehidupan, yaitu Midah meninggalkan dunia ini dalam keadaan yang baik, yaitu bersabar untuk memaafkan
pengkhianatan dan kesalahan Firdaus padanya. Dengan demikian QS. Albaqarah:155 ini, sebagai hipogram
dalam transformasi nilai Islam tentang bersabar menghadapi ujian hidup.
2. Bersemangat dalam Menuntut Ilmu yang Bermanfaat.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang dibangun di atas dalil dan dibawa oleh
Rasulullah shalallahu alaihi wassalam, Akan tetapi, terkadang ada ilmu yang tidak berasal dari Rasulullah shalallahu alaihi wassalam
dalam urusan duniawi, seperti ilmu kedokteran, ilmu hitung, ilmu pertanian, dan ilmu perdagangan dalam Jawas 2007:24.
Menuntut ilmu yang bermanfaat merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Dengan menuntut ilmu maka setiap aktivitas
kehidupan manusia akan lebih bernilai di hadapan Allah dan
79
manusia. Allah memberikan keutamaan dan kemuliaan yang sangat besar bagi mereka yang bersemangat dalam menunut ilmu.
Kewajiban menuntut ilmu ini mencakup seluruh individu muslim, baik dia sebagai orang tua, anak, karyawan, dosen, doktor, professor,
dan sebagainya. Menuntut ilmu merupakan jalan menuju Surga. Allah
menjanjikan pahala yang sangat besar bagi mereka yang menempuh suatu perjalanan untuk menuntut ilmu, sebagaimana yang
disabdakan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wassalam sebagai berikut.
ه ، ع ف
ـ ف ع ج ، ج أ ط
اأ، ه
ه ح ، ح
غ ، ع
ع ف ه ، عم
.
Barangsiapa yang meniti suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan untuknya jalan menuju surga.
Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah masjid untuk membaca Kitabullah dan mempelajarinya di
antara mereka, melainkan ketenteraman akan turun kepada mereka, rahmat meliputi mereka, malaikat mengelilingi
mereka, dan Allah menyanjung mereka di tengah para malaikat yang berada di sisi-Nya HR.Muslim:2699 dalam Jawas
2007:9-10.
Sikap semangat dalam menuntut ilmu dalam novel ini, tergambarkan pada semangat Firdaus dalam menuntut ilmu.
Semenjak masa kecil, Firdaus sudah bersemangat mengaji dengan
80
Ustaz Irfan, guru ngajinya, di Desa Tegalwangi, Indramayu. Meski jarak antara tempat mengajinya dengan rumahnya lumayan jauh
untuk ukuran anak-anak seusianya, yaitu sekitar lima km, dan hanya naik sepeda ontel, akan tetapi ia tetap bersemangat dan menikmati
aktivitasnya tersebut, bahkan ketika dewasa, ia tetap belajar ilmu agama hingga menjadi mahasiswa Alazhar, Mesir.
Gambaran tentang semangat Firdaus dalam menuntut ilmu, terdapat pada nukilan berikut ini.
Sebentar lagi akan kembali ke Mesir, meneruskan kuliah. Aku belum
menemukan jawaban.
Tapi, pikiranku
sudah menerawang ke desa Tegalwangi, desa yang dikenal sebagai
desa santri itu. Aku ingat, dulu ketika masih kecil, aku belajar mengaji di desa itu. Tak hanya aku, tapi banyak kawanku
dengan sepeda ontel datang ke salah satu rumah di desa itu LMBM 2008:177.
Setiap sore biasanya banyak anak-anak, pemuda-pemudi desa yang mengapit kitab suci pergi ke masjid atau mushallla
LMBM 2008:37 Dengan demikian, pada nukilan teks tersebut menunjukkan
adanya transformasi nilai Islam, tentang bersemangat dalam menuntut ilmu, sebagai implementasi dari pengamalan sabda
Rasulullah shalallahu alaihi wassalam dalam Hadis Riwayat Muslim. Dalam hal ini, Hadis Riwayat Muslim tersebut sebagai
hipogramnya.
81
3. Larangan Korupsi, Kecurangan dan Suap Menyuap