35
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan interteks. Pendekatan Interteks ini dipakai, mengingat tujuan dari penelitan ini
adalah untuk menemukan relevansi nilai-nilai Islam dari teks novel Langit Mekah Berkabut Merah karya Geidurrahman Elmishry sebagai teks
transformasi, dengan Alquran dan Alhadis sebagai hipogramnya. Dengan demikian, akan memudahkan pemahaman terhadap nilai-nilai Islam yang
terdapat di dalam novel dan memudahkan untuk memahami novel yang dikaji.
Teori interteks pertama kali dipopulerkan oleh Julia Christeva, seorang psikolog, feminis, linguis, dan semiotikus dari Bulgaria. Menurutnya,
interteks diartikan sebagai jaringan hubungan antarteks dengan teks yang lain. Secara etimologis, teks textus, dari bahasa latin berarti tenunan, anyaman,
penggabungan, susunan, dan jalinan. Penelitian ini dilakukan dengan cara menemukan hubungan-hubungan bermakna di antara dua teks atau lebih.
Teks-teks yang dikerangkakan sebagai interteks tidak terbatas pada persamaan genre tetapi memberikan kemungkinan yang seluas-luasnya bagi
peneliti untuk menemukan hipogram. Hubungan yang dimaksud tidak sebatas pada persamaan saja, akan tetapi juga pertentangan Ratna 2007:172-173.
36
Interteks dapat pula dikaitkan antara sastra dengan peristiwa kultural, sejarah, antropologi, agama, dan peristiwa-peristiwa lainnya Ratna 2007:131.
Interteks hanya mencari model, prototype, yang digunakan sebagai sumber kreativitas. Riffatere menyebutkan bahwa sumber-sumber ini sebagai
hipogram, struktur prateks, generator teks puitika. Interteks memahami teks- teks yang semula tidak berhubungan, tetapi dapat dikaitkan secara signifikan
atas dasar kemampuan pembaca. Meskipun demikian, penulis pun pada dasarnya memiliki pemahaman tentang hipogram karena karya tidak lahir dari
kekosongan. Perbedaannya, apabila pembaca secara sadar memanfaatkannya sebagai sebuah teori dan sebagai sebuah kesadaran, sebaliknya penulis lebih
banyak melakukannya sebagai proses ketidaksadaran Ratna 2007:31. Pemahaman secara intertekstual bertujuan untuk menemukan secara
maksimal makna-makna yang terkandung dalam sebuah teks. Setiap teks harus dibaca atas dasar latar belakang teks-teks lain. Konsep terpenting dalam
interteks adalah pada hipogram. Fungsi hipogram merupakan petunjuk antarteks yang dimanfaatkan oleh pembaca, bukan penulis, sehingga
memungkinkan terjadinya perkembangan makna Ratna 2007:174. Menurut A. Teeuw 1982:70 seringkali seorang sastrawan tidak sadar terhadap
hipogram yang menjadi latar belakang tulisannya, dan intertekstualitas ini sama sekali tidak perlu berdasarkan niat eksplisit atau kesengajaan seorang
penyair. Interteks adalah ruang metodologis di mana pembaca mampu untuk
mengadakan asosiasi bebas terhadap pengalaman pembacaan terdahulu yang
37
memungkinkan untuk memberikan kekayaan bagi teks yang sedang dibaca Ratna 2007:175.
Aspek keindahan yang berhasil ditawarkan melalui interteks yaitu produktivitas makna yang dihasilkan pembaca pada saat menikmati suatu
objek. Proses estetis tidak dihasilkan melalui hubungan antara penulis dengan karya, melainkan antara karya sastra dengan pembaca. Jadi, hubungan
interteks ini penting untuk diteliti dalam studi sastra untuk memudahkan pemahaman makna teks sastra Riffatere dalam Pradopo 2007:178.
Asep Supriadi 2006:67, dalam tesisnya menyebutkan contoh adanya intertekstualitas dalam novel Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman
Elshirazy, sebagai berikut. Aku teringat ulama-ulama yang mengalami nasib tragis di tangan para
algojo negara ini. Apa pun jalannya, kematian itu satu, yaitu mati. Allah sudah menentukan ajal seseorang. Tak akan dimajukan dan
dimundurkan. Maka tak ada gunanya bersikap lemah dan takut menghadapi kematian. Dan aku tidak mau mati dalam keadaan
mengakui perbuatan yang memang tak pernah aku lakukan AAC, 2005:308.
Dalam penggalan novel tersebut, tokoh utama dalam novel Ayat-Ayat
Cinta, yaitu Fahri, memiliki sikap dan keyakinan yang kuat bahwa kematian itu akan menjemput manusia atas kehendak Allah yang merupakan
pentransformasian dari QS. Al Ankabut: 57
38
Artinya: setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan.
3.2 Sasaran Penelitian