Mengutamakan Kecintaan Kepada Allah di Atas Segalanya

175 ini merupakan dosa besar. Bagi pelakunya diancam oleh Allah dengan laknat di dunia dan di akhirat serta azab yang besar, sebagaimana firman-Nya berikut.               Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita yang baik- baik, yang lengah, lagi beriman, berbuat zina, mereka mendapat laknat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar QS an Nisaa [24]:23. Dengan demikan, dalam novel ini terdapat transformasi nilai- nilai Islam tentang larangan memfitnah wanita yang baik-baik berzina dengan QS. An Nisaa:23 sebagai hipogramnya.

43. Mengutamakan Kecintaan Kepada Allah di Atas Segalanya

Allah adalah puncak kecintaan yang tertinggi, yang tidak ada kebaikan, keberuntungan dan kesenangan bagi hamba kecuali dengan menjadikan-Nya sebagai satu-satunya yang dicintai, yang diingini dan puncak yang dicarinya Aljauziyah 1999:353. Salah satu bentuk dari mencintai Allah yaitu ridha terhadap qadha Allah dan ini merupakan muraqqabin yang tertinggi Qudamah 2006:451. Di antara tanda-tanda cinta kepada Allah yaitu kecintaan seorang hamba untuk berjumpa dengan Allah di surga Qudamah 2006:447. Di antara orang yang mabuk cinta adalah mereka tidak merasa keberatan melakukan apa yang diinginkan kekasihnya, hatinya 176 merasakan kenikmatan karena dapat melayaninya, sekali pun merasa berat menurut fisiknya Qudamah 2006:449. Seseorang yang sudah dapat menempatkan Allah sebagai zat yang paling dicintai, maka ia akan mendapatkan manisnya iman. Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wassalam berikut. ا مح ج ف م : ه ح ، ح ف عج ،اا ح اء ف ع ه ع . Ada tiga perkara yang jika ia terdapat pada diri seseorang, niscaya ia akan mendapat manisnya iman. Pertama, orang yang menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari selain- Nya. Kedua, ia tidak mencintai seseorang kecuali karena Allah. Ketiga, ia benci untuk kembali kepada kekufuran, setelah Allah menyelamatkannya darinya, sebagaimana ia benci untuk dilemparkan ke dalam neraka HR. Bukhari:55 dalam Aljauziyah:350. Mendapatkan manisnya iman karena menempatkan cinta yang tertinggi di hati hanya untuk Allah inilah, yang dimiliki oleh Midah. Bermacam ujian hidup yang sangat berat yang telah ia lalui dengan sabar membuatnya memiliki iman dan kecintaan yang sangat kuat kepada Allah. Ia telah rida dengan semua ujian hidup yang menimpanya, sebagaimana perkataannya pada kutipan berikut. “Aku rela menerima semua derita ini. Aku sudah menduga, nasibku memang akan berjalan seperti ini. Sebab, saat aku menjadi saksi di persidanganmu, aku adalah TKW illegal. Aku tidak menyesal karena aku melakukannya demi cinta. Aku 177 ingin menjadi pelayan cintaku. Kini, aku sudah menemukan keindahan itu dan menerima takdir- Nya.”LMBM 2008:326. Kutipan tersebut menunjukkan betapa besarnya iman dan kecintaan Midah kepada Allah. Ia sudah mengira bahwa bila ia menjadi saksi di persidangan Firdaus, maka akan berisiko ia tertangkap oleh majikannya. Akan tetapi, hal tersebut tidak membuatnya mengurungkan niat untuk mengungkapkan kebenaran di persidangan Firdaus. Hal tersebut, ia lakukan semata-mata demi memperoleh cinta Allah. Setelah apa yang dikhawatirkannya benar- benar terjadi, ia pun menerimanya dengan lapang hati rida karena sudah menjadi kehendak-Nya. Keridaan menerima takdir dan kesediaan Midah untuk menjadi pelayan Allah itu menunjukkan bahwa Midah telah berhasil mencapai muqarrabin yang paling tinggi yang merupakan buah cinta yang mendalam kepada Allah, dan hal tersebut membuatnya merasakan betapa indahnya cinta kepada Allah, dan betapa manisnya iman yang tertancap kuat di dalam hati, sehingga terlupalah semua kepedihan hidupnya. Hal yang menunjukkan tentang kedalaman cinta Midah kepada Allah lainnya, yaitu ditunjukkan oleh Midah melalui perkataannya kepada algojo yang akan mencambuknya, sebagai berikut. “Aku memilih berdiri untuk menerima cambukanmu. Cambuklah aku sesukamu Yang merasakan sakit hanya ragaku. Batinku tidak. Sesungguhnya batinku sudah sampai di keheningan yang panjang. Maafkan aku Aku tidak menganggap remeh cambukanmu.”LMBM 2008:328. 178 Ia melanjutkan perkataannya sebagai berikut. Dia adalah pelabuhan terakhir cinta dan deritaku. Di sanalah hidupku bersemayam dalam keindahan LMBM 2008:329. Pada kutipan tersebut tampak keberanian dan ketegaran yang sangat kuat dari seorang Midah. Delapan puluh kali cambukan yang siap mendera dirinya tidak membuatnya gentar. Baginya cambukan yang menghujam di tubuhnya, tidak lebih hanya sekedar menyakitkan tubuhnya, akan tetapi batinnya telah merasakan indahnya mencintai Allah. Begitulah keadaan seorang kekasih bila mencintai kekasihnya. Payahnya dan pedihnya upaya untuk mendapatkan keridaan sang kekasih akan selalu terasa ringan. Wajah Allah dan jannah-Nya adalah pelabuhan terakhir yang ia tuju dan itulah keindahan hidup hakiki yang ia dambakan. Dari kutipan-kutipan tersebut, maka dapat diketahui tentang betapa dalamnya kecintaan Midah kepada Allah sehingga ia telah berhasil memperoleh manisnya iman. Dan yang demikian itu merupakan bagian dari nilai-nilai Islam. Jadi, pada perwatakan tokoh Midah dalam novel Langit Mekah Berkabut Merah ini terdapat transformasi nilai Islam tentang menempatkan kecintaan kepada Allah melebihi apa pun, dengan HR. Bukhari:55 tersebut sebagai hipogramnya. 179

4.2 Kelayakan Nilai-Nilai Islam dalam Novel Langit Mekah Berkabut

Merah Karya Geidurrahman Elmishry sebagai Bahan Ajar Sastra di MA atau Sederajat Nilai-nilai Islam dalam novel Langit Mekah Berkabut Merah tersebut layak untuk dijadikan sebagai bahan ajar sastra di MA atau sederajat karena memenuhi kriteria kelayakan bahan ajar sastra, sebagai berikut.

1. Dapat Membantu Siswa dalam Upaya Mendewasakan Diri,

Memperpeka Perasaan, dan Menumbuhkan Simpati Ada banyak nilai-nilai Islam yang terdapat dalam novel Langit Mekah Berkabut Merah yang dapat mendewasakan diri, memperpeka perasaan, dan menumbuhkan simpati berkaitan dengan masalah-masalah kemanusiaan. Nilai yang dimaksud misalnya:

a. Bersabar

Bersabar dalam novel ini diambil dari pensikapan Midah terhadap kesulitan dan segala permasalahan yang ia hadapi. Dengan mengapresiasi novel ini, kemudian mengambil nilai kesabaran dari perwatakan Midah, maka siswa akan memperoleh pelajaran tentang bagaimana harus bersikap dewasa dalam menyikapi permasalahan. Sering kita mendengar adanya siswa usia remaja yang mengalami depresi karena merasa tidak mampu menyelesaikan problem hidupnya.

Dokumen yang terkait

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL PADANG BULAN KARYA ANDREA HIRATA DAN KELAYAKANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

3 47 21

NILAI PENDIDIKAN DAN NILAI RELIGIUS PADA NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA KARYA TERE LIYE SERTA KELAYAKANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMP

8 55 67

NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL MERAHNYA MERAH KARYA Nilai Pendidikan Dalam Novel Merahnya Merah Karya Iwan Simatupang: Pendekatan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di Sma.

0 7 19

NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL MERAHNYA MERAH KARYA IWAN SIMATUPANG: PENDEKATAN SOSIOLOGI SASTRA DAN Nilai Pendidikan Dalam Novel Merahnya Merah Karya Iwan Simatupang: Pendekatan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di Sma.

0 5 12

NILAI-NILAI EDUKATIF DALAM NOVEL KARYA ZHAENAL FANANI Nilai-Nilai Edukatif Dalam Novel Anak-Anak Langit Karya Zhaenal Fanani: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 2 11

PENDAHULUAN Nilai-Nilai Edukatif Dalam Novel Anak-Anak Langit Karya Zhaenal Fanani: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

1 3 7

NILAI-NILAI EDUKATIF DALAM NOVEL KARYA ZHAENAL FANANI: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Nilai-Nilai Edukatif Dalam Novel Anak-Anak Langit Karya Zhaenal Fanani: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 2 14

KONFLIK BATIN TOKOH MIDAH DAN FIRDAUS DALAM NOVEL LANGIT MEKAH BERKABUT MERAH Konflik Batin Tokoh Midah Dan Firdaus Dalam Novel Langit Mekah Berkabut Merah Karya Aguk Irawan: Tinjauan Psikologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SM

0 0 12

PENDAHULUAN Konflik Batin Tokoh Midah Dan Firdaus Dalam Novel Langit Mekah Berkabut Merah Karya Aguk Irawan: Tinjauan Psikologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 2 44

KONFLIK BATIN TOKOH MIDAH DAN FIRDAUS DALAM NOVEL LANGIT MEKAH BERKABUT MERAH Konflik Batin Tokoh Midah Dan Firdaus Dalam Novel Langit Mekah Berkabut Merah Karya Aguk Irawan: Tinjauan Psikologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SM

0 2 15