170
besar lainnya; memperkosa nenek majikannya. Napi dari Pakistan itu sangat menyesali dosa yang telah dilakukannya. Ia berharap semoga
Allah  yang  memiliki  kasih  sayang  yang  sangat  besar  mengampuni dosa-dosanya  itu.  Hal  yang  demikian  ditunjukkan  pada  kutipan
berikut. “Ya.  Itu  sudah  sebulan  yang  lalu.  Aku  benar-benar  khilaf.
Semoga  Allah  memberi  ampunan  padaku.  Saat  itu  aku  dalam keadaan  setengah  mabuk.  Semoga  Allah  memberi  keringanan
dosaku, meski aku juga sadar bahwa aku telah merusak akalku dengan  cara  yang  dilarang  Allah;  mabuk-
mabukan.” LMBM 2008:266.
Dari kutipan tersebut, maka dapatlah disimpulkan bahwa pada
novel  Langit  Mekah  Berkabut  Merah  terdapat    nilai  Islam  tentang Arraja atau mengharapkan ampunan Allah, dengan QS. Azzumar:53
sebagai hipogramnya.
41.    Mengutamakan Kebaikan Agama dalam Memilih Calon Istri
Dalam memilih
pasangan istri
hendaknya lebih
mengutamakan  keunggulan  dalam  hal  agama  calon  pasangan.  Hal yang demikian, demi tercapainya ke-maslahat-an dalam membangun
rumah  tangga  yang  islami.  Apa  keuntungannya  memiliki  istri  yang cantik  dan  apa  pula  manfaatnya  mendapatkan  istri  yang  kaya,
apabila kecantikan dan kekayaannya tidak diiringi dengan kebaikan agama  dan  akhlaknya?  sehingga  kecantikan  dan  kekayaannya  tidak
mendatangkan  manfaat  bagi  keharmonisan  dalam  berumah  tangga.
171
Oleh  karena  itulah,  Rasulullah  shalallahu  alaihi  wassalam memerintahkan  umatnya  untuk  memilih  calon  istri  berdasarkan
kebaikan agamanya, pada sabdanya berikut.
ح ع ا
ح ف
ج .
Wanita  itu  dinikahi  karena  empat  hal,  karena  hartanya, kedudukannya, kecantikannya, dan agamanya. Oleh karena itu,
pilihlah wanita yang memiliki agama, niscaya kedua tanganmu akan beruntung HR. Bukhari dan Muslim.
Memilih calon  istri hanya dengan menilai dari sisi kecantikan dan  kekayaannya,  serta  keturunannya  saja,  tanpa  memperhatikan
agamanya,  hanyalah  akan  menimbulkan  penyesalan  dan  mungkin dapat  memicu  timbulnya  ketidakberhasilan  dalam  membangun
keharmonisan  berumah  tangga  dan  keluarga  sakinah.  Hal  yang demikian  inilah  yang  dialami  oleh  Firdaus.  Semenjak  awal  ia
mengenal  Dina,  ia  langsung  jatuh  cinta  kepadanya.  Lebih-lebih setelah  pak  Hermansyah,  pejabat  konglomerat  itu,  berencana
menjodohkannya  dengan  putrinya  tersebut.  Firdaus  bertambah bahagia.
Firdaus pun
menikah dengan
Dina, akan
tetapi kebahagiaannya  hanyalah  sesaat.  Keharmonisan  rumah  tangga
mereka  hanya  berjalan  beberapa  bulan  saja,  bahkan  semenjak  awal pernikahan  mereka  pun  sudah  tampak  benih-benih  masalah  yang
akan timbul dalam biduk rumah tangga mereka, yaitu sikap keluarga
172
si  istri,    yang  kurang  menghormati  keluarga  Firdaus.  Setelah  itu, masalah-masalah  bermunculan.  Masalah  pertama  yaitu  masalah
urusan  biro perjalanan umrah  yang didirikan dengan  modal  mertua. Perusahaan itu tidak berkembang sebagaimana mestinya, dan mertua
menganggap  hal tersebut hanyalah karena  faktor Firdaus  yang tidak pandai  mengelola  perusahaan.  Masalah  kedua  yaitu  Dina,  istri
Firdaus telah hamil tiga bulan, padahal usia pernikahan mereka baru berjalan  dua  bulan.  Masalah  ketiga,  yaitu  mertua  kerap  kali  ikut
campur  dalam  persoalan  rumah  tangga  Firdaus  dan  Dina,  serta melecehkan Firdaus karena berasal dari keluarga yang miskin.
Kemalangan  Firdaus  tersebut  adalah  disebabkan  karena kecerobohan  Firdaus  sendiri.  Firdaus  tidak  menilai  kelayakan  calon
istri  berdasarkan  agama,  akan  tetapi  ia  hanya  mengutamakan kecantikan,  kekayaan,  dan  keturunan  atau  kedudukan  si  istri.  Ia
mengira bahwa kecantikan, kekayaan, dan keturunan atau kedudukan Dina  sebagai  puteri  dari  keluarga  pejabat  dapat  menjamin
kebahagiaan. Hal  tersebut  terdapat  pada  kutipan  berikut  tentang  suara  hati
Firdaus tentang cintanya kepada Dina. Benarkah  aku  mencintaimu,  Dina?  Bukankah  sejak  pertama
kali  aku  mengenalmu,  dalam  hatiku  bilang  bahwa  cintaku padamu  dibebani  sebuah  harapan  agar  Kau  berkenan
memberikan  sesuatu  yang  tak  kumiliki.  Kau  tahu,  aku  hanya seorang  lelaki  yang  lahir  dari  keluarga  petani  yang  serba
kekurangan.  Tidak  seperti  dirimu  yang  serba  ada  dan  serba berkelimpahan LMBM 2008:308.
173
Dari  kisah  pernikahan  antara  Firdaus  dan  Dina,  maka  dapat diambil pelajaran, bahwa dalam memilih pasangan hendaknya bukan
kekayaan,  keturunan,  dan  kecantikan  calon  istri  saja  yang diperhatikan,  akan  tetapi  yang  lebih  penting  adalah  kebaikannya
dalam  beragama.  Hal  tersebut  sesuai  dengan  nilai  Islam  yang mengatur  umatnya  agar  memprioritaskan  kebaikan  agama  ketika
hendak  memilih  calon  istri,  sebagaimana  yang  terdapat  dalam  HR. Bukhari dan Muslim, tentang tolok ukur memilih calon istri.
Jadi,  berdasarkan  uraian  tersebut,  maka  dapat  diambil kesimpulan  bahwa  dalam  novel  Langit  Mekah  Berkabut  Merah
terdapat nilai Islam tentang perintah mengutamakan kebaikan agama dalam  hal  memilih  calon  istri  atau  suami,  dengan  HR.  Bukhari  dan
Muslim tersebut sebagai hipogramnya.
42. Tidak Boleh Menuduh Wanita Muslimah Baik-Baik Berzina