49
6. Meyakini Kewajiban Menunaikan Ibadah Haji
Haji merupakan salah satu dari rukun Islam. Secara bahasa, haji berarti keinginan keras menuju suatu tempat yang sangat
diagungkan. Menurut syariat, haji berarti berangkat ke tanah suci untuk melakukan thawaf, sa‟i, wukuf di padang Arafah dan seluruh
amalan manasik lainnya. Haji diwajibkan bagi setiap muslim yang berakal, balig, merdeka dan mampu menempuh serta membiayai
perjalanan Uwaidah 2005:311. Allah memerintahkan ibadah haji bagi yang mampu dalam firman-Nya.
Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke
Baitullah. Barangsiapa mengingkari kewajiban haji, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya tidak memerlukan sesuatu
dari semesta alam QS. Ali Imran [3]:97.
Dalam novel ini, Firdaus yang bertugas di Arab Saudi sebagai Temus, mendampingi dan memandu pak Hermansyah dan
keluarganya. Pada pertemuan dengan pak Hermansyah inilah, Firdaus menyampaikan ceramahnya tentang hukum menunaikan
ibadah Haji, sebagaimana pada kutipan berikut. “Haji itu fardhu ain bagi orang-orang yang mampu. Hanya
sekali seumur hidup. Siapa yang mengingkari kewajiban itu berarti ia telah kafir. Banyak dalil yang menunjukan wajibnya
haji” LMBM 2008:111.
50
Dengan demikian, dalam novel Langit Mekah Berkabut Merah terdapat transformasi nilai Islam tentang keyakinan wajibnya
menunaikan ibadah Haji bagi yang mampu, dengan QS. Ali Imran:97 sebagai hipogramnya.
7. Meyakini bahwa Allah Maha Mengetahui
Alaliim
Alaliim artinya Dia mengetahui apa yang telah terjadi, yang sedang terjadi, yang akan terjadi, dan kalau terjadi bagaimana
kejadiannya. Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu baik yang zhahir maupun yang batin, yang kecil maupun yang besar Arridhwani
2008:196. Orang yang mengesakan Alaliim adalah yang mendahulukan
petunjuk Allah atas pendapat dan hawa nafsunya, mendahulukan hukum-Nya atas hukum selain-Nya, karena orang yang berakal tentu
tahu bahwa undang-undang buatan manusia yang disusun oleh para perumus di majlis perundang-undangan, betapapun sempurnanya,
tetap tidak akan mencapai kesempurnaan seperti halnya syariat-Nya Arridhwani 2008:197.
Pengaruh pen-tauhid-an dalam asma dan sifat Al Aliim adalah orang yang berilmu akan
tawadhu’ kepada Rabb-nya, merasa kecil dengan kadar ilmu yang dimilikinya dibandingkan dengan ilmu
Allah. Ia menyadari bagaimanapun tingginya ilmu yang dimilikinya, tetap saja di atas setiap yang berilmu ada yang Maha Mengetahui
51
sehingga ia selalu merendahkan diri dan merasa membutuhkan-Nya Arridhwani 2008:199.
Maka Allah akan memelihara Kamu dari mereka, dan Dia-lah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui QS. Albaqarah
[2]:137.
Sesungguhnya bagi Allah tidak ada satu pun yang tersembunyi di bumi dan tidak pula di langit QS. Ali Imran [3]:5.
Apakah Kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?;
Bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab Lauh Mahfuzh. Sesungguhnya yang demikian itu amat
mudah bagi Allah QS. Al Hajj [22]:70.
Dalam persidangan Firdaus, Midah yang pada waktu itu diminta sebagai saksi, bersumpah atas nama Allah, Yang Maha
Mengetahui bahwa persaksiannya adalah benar, dan apabila ia berdusta, ia siap menerima hukuman dari Allah. Sumpah Midah
dengan menyebut Allah Yang Maha Mengetahui dan jaminan dari Midah bahwa bila ia berdusta, ia siap mendapat hukuman dari Allah
menunjukkan dalamnya keyakinan dan pengagungan Midah, bahwa Allah Maha Mengetahui. Dan apabila ia sangat meyakini akan hal
itu, maka mustahil ia berani berdusta.
52
Sumpah Midah dalam persidangan Firdaus tersebut terdapat pada kutipan berikut.
Demi Allah Yang Maha Mengetahui , apa yang aku sampaikan ini benar. Jika sampai perkataanku ini palsu, aku siap menerima
hukuman dari Allah, baik di dunia maupun di akhirat LMBM 2008:282
Jadi, berdasarkan kutipan tersebut, dapatlah disimpulkan bahwa dalam novel Langit Mekah Berkabut Merah terdapat
transformasi nilai Islam tentang keyakinan bahwa Allah Maha Mengetahui.
8. Meyakini Bahaya Fitnah Dunia dan Kabar Kebinasaan Kaum