106
11. Bersemangat Menunaikan Ibadah Haji
Menurut bahasa, haji  berarti keinginan keras  menuju ke suatu tempat  yang  diagungkan.  Menurut  syariat,  haji  berarti  berangkat  ke
tanah  suci  untuk  melakukan  thawaf,  sai,  wukuf  di  Padang  Arafah, dan seluruh amalan manasik lainnya Uwaidah 2005:311.
Menunaikan  ibadah  haji  merupakan  salah  satu  dari  rukun Islam.  Tentang  kewajiban  ibadah  haji  ini  Allah  berfirman  sebagai
berikut.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Mengerjakan  haji adalah kewajiban  manusia terhadap  Allah, yaitu  bagi  orang  yang  sanggup  Mengadakan  perjalanan  ke
Baitullah.  Barangsiapa  mengingkari  kewajiban  haji,  maka sesungguhnya  Allah Maha Kaya tidak memerlukan sesuatu
dari semesta alam QS. Ali Imraan [3]:97.
 
 
 
 
 
 
 
Dan  berserulah  kepada  manusia  untuk  mengerjakan  haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki,
dan  mengendarai unta yang kurus,  yang datang dari segenap penjuru yang jauh QS. Alhajj [22]:27.
Meskipun  perjalanan  untuk  menunaikan  ibadah  haji  harus menempuh  perjalanan  yang  melelahkan,  akan  tetapi  banyak  kaum
muslimin yang sangat mendambakan dapat berkunjung ke Baitullah, untuk menunaikan ibadah haji, menyempurnakan rukun Islamnya.
107
Keinginan  besar  untuk  dapat  menunaikan  ibadah  haji,  juga tergambarkan  pada  novel  Langit  Mekah  Berkabut  Merah  ini.
Dikisahkan  dalam  novel  ini,  Firdaus  berkenalan  dengan  Gamal  dan keluarganya, warga negara Mesir. Perkenalan mereka diawali karena
sikap  baik  Firdaus  yang  menolong  seorang  perempuan  tua,  yang hampir  jatuh  karena  kelelahan,  akibat  terlalu  lama  mengantri  di
kantor  imigrasi,  mengurus  perizinan  untuk  pergi  ke  Arab  Saudi, untuk menunaikan ibadah haji.
Gamal mengatakan bahwa perempuan yang tadi ditolong oleh Firdaus  adalah  ibunya.  Lalu  ia  menceritakan  tentang  betapa  besar
keinginan  ibunya  tersebut  untuk  dapat  menunaikan  ibadah  haji, seperti pada kutipan berikut.
Gamal  bilang,  ibunya  memang  sakit-sakitan.  Itu  terjadi  sejak beliau  berusia  enam  puluhan,  tapi  niatnya  untuk  pergi  haji
tidak  dapat  dicegah.  Ia  terus  meminta  kepada  Gamal  untuk diberangkatkan ke tanah suci LMBM 2008:68.
Kutipan  di  atas  menunjukkan  betapa  besarnya  keinginan  ibu
Gamal.  Meskipun  usianya  sudah  tidak  lagi  muda  dan  sudah  mulai sakit-sakitan,  akan  tetapi  niatnya  untuk  menunaikan  ibadah  haji
begitu besar. Dengan  demikian,  dari  kutipan  tentang  ibu  Gamal  tersebut
dapat    dipahami  terdapat  adanya  transformasi  nilai  Islam  tentang semangat  dalam  menunaikan  ibadah  haji.  Dalam  hal  ini,  QS.  Ali
Imraan:97 dan Alhajj:27 sebagai hipogramnya.
108
12. Saling Menghormati dan Tidak Boleh Saling Mencaci