104
10. Jangan Tertipu oleh Kemewahan
Allah Maha Adil dalam membagi-bagikan harta kepada hamba-hamba-Nya, sesuai dengan hikmah-Nya. Sering kita jumpai
ada yang orang yang jauh dari agama akan tetapi Allah memberikan pada-Nya harta yang berlebihan. Hal tersebut sebagai istidraj, dan
cobaan bagi orang tersebut, sehingga seseorang yang qanaah dengan hartanya, ia tidak perlu tergiur dengan kemewahan yang
dimiliki oleh orang tersebut. Allah berfirman.
Dan janganlah Kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka,
sebagai bunga kehidupan dunia, untuk Kami uji mereka dengannya dan karunia Tuhan Kamu adalah lebih baik dan
lebih kekal QS. Atthaha [20]:131.
Kesadaran untuk tidak mudah terpukau terhadap kemewahan orang lain inilah yang tidak dimilki oleh Firdaus, ketika ia mendapat
tawaran dari pak Hermansyah untuk menikah dengan putrinya, Dina Octaviola, yang cantik. Firdaus terlalu terpukau dengan kecantikan
Dina, selain itu, ia menikahi Dina karena hartanya, yaitu pak Hermansyah telah menjanjikan apabila ia menikah dengan putrinya,
maka Firdaus akan diberi modal yang besar untuk membangun usaha. Ketika Firdaus hendak menikahi Dina, ia baru merasa ragu.
Tiba-tiba terlintas perkataan ibunya yang berpesan kepada Firdaus
105
agar tidak tergiur dengan kemewahan, seperti tampak pada kutipan berikut.
Ingatlah Nak Jangan mudah tergiur oleh kemewahan. Ingatlah kata-kata bijak dari leluhur kita bahwa kemewahan dan
kekayaan tidak menjamin kebahagiaan dunia, apalagi akhirat. Kemewahan dunia hanya sementara LMBM 2008:306.
Nasihat ibu Firdaus itu, tiba-tiba terbesit dalam benak Firdaus.
Ternyata benar nasihat ibu. Firdaus menyesal karena kemewahan yang ia dapatkan dari keluarga Dina, ternyata tidak membuatnya
bahagia, dan keluarganya tidak harmonis seperti apa yang ia bayangkan. Hal yang demikian ini, terdapat pada kutipan berikut.
Saat mereka menghadiri pernikahan kami, aku merasa keluarga istriku kurang menghormati mereka, sehingga mereka pulang
lebih cepat dari rencana semula. Setelah itu, nyaris setiap hari keluargaku diwarnai kericuhan. Terutama menyangkut urusan
biro perjalanan umrah yang aku dirikan dengan modal mertua LMBM 2008:308.
Aku makin tersudut sejak kedua mertuaku ikut campur dalam persoalan kami. Bahkan mereka kerap melecehkan aku
lantaran kemiskinanku. Apa yang harus kuperbuat? Haruskah aku menceraikan istriku, lalu aku kembali ke Mesir? LMBM
2008:309.
Jadi, kutipan novel tersebut mengindikasikan adanya transformasi nilai Islam tentang peringatan untuk tidak mudah tergiur
dengan kemewahan, karena harta
bukanlah ukuran suatu kebahagiaan. Jadi, QS. Atthahaa:131, sebagai hipogram untuk nilai
Islam ini.
106
11. Bersemangat Menunaikan Ibadah Haji