58
miskin bisa menapakkan kaki di Masjidil Haram. Tempat suci dan dambaan umat Islam di seluruh dunia LMBM 2008:148.
Jadi,  dalam  novel  Langit  Mekah  Berkabut  Merah  terdapat transformasi  nilai  Islam  tentang  keyakinan  bahwa  Allah  Maha
Penyayang  kepada  hamba-Nya,  dengan  QS.Yaasiin:58,  QS. Asyuaraa:191, dan QS. Alahzaab:43, sebagai hipogramnya.
11. Meyakini Adanya Malaikat
Malaikat  adalah  salah  satu  jenis  makhluk  Allah  yang diciptakan  khusus  untuk  taat  dan  beribadah  kepada-Nya  serta
mengerjakan  tugas-tugas-Nya  Tim  Ahli  Ilmu  Tauhid  1998:51. Iman  kepada  malaikat  merupakan  rukun  iman  yang  kedua.
Maksudnya  yaitu  meyakini  secara  pasti  bahwa  Allah  subhanallahu wataala  mempunyai  para  malaikat  yang  diciptakan  dari  nur,  tidak
pernah  mendurhakai  setiap  apa  pun  yang  Allah  titahkan  kepada mereka Tim Ahli Ilmu Tauhid 1998:53. Tentang para Malaikat ini,
Allah berfirman sebagai berikut.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Dan kepunyaan-Nya-lah segala yang di langit dan di bumi, dan malaikat-malaikat  yang  di  sisi-Nya,  mereka  tiada  mempunyai
rasa  angkuh  untuk  menyembah-Nya  dan  tiada  pula  merasa letih.  Mereka  selalu  bertasbih  malam  dan  siang  tiada  henti-
hentinya QS Alanbiya [21]:19-20.
59
 
 
 
 
 
Padahal sesungguhnya bagi Kamu ada malaikat-malaikat yang mengawasi  pekerjaanmu,  yang  mulia  di  sisi  Allah  dan
mencatat  pekerjaan-pekerjaanmu  itu.  Mereka  mengetahui  apa yang kamu kerjakan QS. Alinfithaar [82]:10-12.
Setiap  insan  selalu  diawasi  malaikat-malaikat  yang  mencatat apa  yang  dikatakannya  dan  apa  yang  dilakukannya.  Mereka  tidak
akan mencatat apa yang tidak dilakukan dan tidak akan melewatkan apa  yang  telah  dilakukan  manusia.  Mereka  menyaksikan  apa  yang
dilakukan  manusia  dan  mendengar  perkataan  manusia,  bahkan lintasan  hati  juga  Allah  perlihatkan  kepada  mereka,  lalu  mereka
mencatatnya  Alutsaimin 2008:188. Jadi, keimanan kepada para malaikat akan membuahkan sikap
berhati-hati dalam tindakan karena yang demikian ini akan membuat seseorang  meyakini  bahwa  segala  perbuatannya  akan  dicatat  oleh
malaikat,  sebagai  amal  yang  baik  atau  jelek.  Selain  itu,  orang  yang beriman  kepada  para  malaikat  akan  merasa  yakin  bahwa  kelak,
ketika  hari  kematian  ia  akan  bertemu  dengan  malaikat.  Apabila  ia termasuk orang yang jelek, maka ia akan mendapati malaikat sebagai
makhluk  yang  menyeramkan  dan  siap  untuk  menyiksanya  dengan siksa  yang  pedih,  sedangkan  apabila  ia  termasuk  orang  yang  baik,
60
maka ia akan mendapati malaikat dalam wujud yang sangat baik dan menyenangkan.
Hal yang seperti itu pulalah yang diyakini oleh Firdaus. Ketika ia tidak dapat menepati janjinya kepada Midah. Sebelumnya ia telah
berjanji,  bahwa  sehabis  isya,  ia  akan  menemui  Midah  untuk mencarikan  majikan  baru  dan  mengupayakan  perlindungan  hukum
dari KJRI bagi Midah. Akan tetapi, terpaksa ia mengingkari janjinya karena  ia  harus  menjalankan  tugasnya  sebagai  Temus  untuk
berkumpul  di  Masyaaril  Haram,    Mudzalifah,  Mina  dan  Arafah karena esoknya, 8 zulhijjah, jamaah haji akan menuju ke sana.
Firdaus  mengungkapkan  penyesalannya  dengan  menulis  surat kepada Midah sebagai berikut.
Aku  berharap,  saat  Kamu  membaca  surat  ini,  Kamu menganggap  bahwa  aku  telah  datang  memenuhi  janjiku,
bertemu  denganmu  di  malam  ini.  Hingga  kelak  di  hari  akhir, malaikat  gagal  menghardikku  karena  aku  tidak  memenuhi
janji... LMBM 2008:222-223.
Dalam  kutipan  teks  surat  Firdaus  yang  ditulis  untuk  Midah tersebut,  Firdaus  mengungkapkan  penyesalannya  karena  ia  tidak
dapat  memenuhi  janjinya.  Dan  ia  berharap  agar  Midah  bisa memakluminya,  sehingga  kelak  di  hari  kiamat  ia  tidak  mendapat
hardikan dari malaikat karena mengingkari janji. Dari sini, dapat kita ketahui bahwa Firdaus mengimani malaikat, dan hari kiamat, bahwa
segala perbuatan manusia, pasti akan dicatat oleh malaikat dan akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat kelak.
61
Jadi,  dalam  hal  ini  dapat  diketahui  adanya  transformasi  nilai Islam tentang beriman kepada malaikat, dengan  QS. Alanbiya:19-20
dan juga QS. Alinfithaar:10-12, sebagai hipogramnya.
12. Meyakini Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam sebagai