151
31. Mengajarkan Ilmu Islam
Mengajarkan ilmu adalah amalan yang sangat mulia. Setiap orang yang berilmu hendaknya menyampaikan ilmunya kepada
orang yang belum berilmu. Sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu alaihi wassalam sebagai berikut.
ً َي ْ َا َ ِنَع ْ ُ ِلَب
Sampaikanlah dariku, meski pun hanya satu ayat HR. Bukhari:3274 dalam Alhaddadi:23.
ُ َمَلَع َ َن ْرُقْا َ َلَعَ ْنَم ْ ُاُرْيَ
Sebaik-baik diantara Kalian adalah orang yang mempelajari Alquran dan yang mengajarkannya HR. Albukhari dalam
Suud:101.
Ustaz Irfan adalah sosok seorang yang sangat bersemangat dalam mengajarkan ilmunya kepada para santrinya. Gambaran
tentang semangat ustaz Irfan dalam mengajarkan ilmu terdapat pada kutipan berikut.
Kalau tidak sakit atau ada halangan yang mendesak, Irfan tidak pernah absen membaktikan ilmunya pada anak-anak desa
Tegalwangi. Begitulah Irfan, ayah Midah yang sudah meninggal dunia tiga tahun lalu LMBM 2008:41.
Semangat Ustaz Irfan dalam mengajar santrinya menunjukkan betapa Ustaz Irfan sangat mencintai pekerjaannya tersebut, dan
menunjukkan betapa baiknya pemahaman Ustaz Irfan, bahwa ilmu harus
disampaikan dan
sebaik-baik orang
adalah yang
menyampaikan ilmu.
152
Jadi, pada kutipan tersebut menunjukkan adanya transformasi nilai Islam tentang kewajiban dan keutamaan mengajarkan ilmu
Islam, dengan kedua Hadis Riwayat Bukhari tersebut sebagai hipogramnya.
32. Istri Harus Taat Terhadap Perintah Suami
Taat kepada suami adalah suatu kewajiban bagi istri. Ketaatan tersebut dalam segala hal, kecuali bila suami memerintahkan kepada
kemaksiatan. Kewajiban taatnya istri kepada suami ini sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wassalam sebagai
berikut.
ح ح
أ مح ج ا
ع ج
Seorang istri tidak akan mendapatkan manisnya keimanan hingga dia menunaikan hak suaminya, walaupun suaminya
meminta dirinya sedang dia di atas punggung unta HR. Alhakim dalam Suud:189.
Ketaatan kepada suami inilah yang coba dilakukan oleh emak Midah. Ia teringat akan pesan suaminya, Ustaz Firdaus, bahwa
sesusah apa pun hidup, jangan sampai anak-anaknya menjadi TKW, seperti umumnya orang-orang di kampungnya.
Emak Midah telah berusaha untuk memenuhi kebutuhan anak- anaknya selepas kematian Ustaz Irfan, suaminya. Akan tetapi,
kemiskinan yang melilit keluarga, membuat emak terpaksa
153
menerima rayuan Mang Usep, calo TKW. Padahal, sebelumnya emak dan Midah tidak pernah mempedulikan rayuan mang Usep.
Keputusan emak untuk menjadikan Midah sebagai TKW sebenarnya adalah keputusan yang sangat berat. Ia teringat akan
pesan suaminya, yang melarang anak-anaknya untuk menjadi TKW, meski sesulit apa pun hidup yang harus dijalani.
Rasa berat hati emak dan kesedihannya karena mengingkari amanat suaminya adalah tumbuh dari penghormatan dan kesadaran
akan kewajiban taat seorang istri kepada suaminya. Akan tetapi, sangat disayangkan karena kekurangsabarannya dalam menjalani
sulitnya kehidupan, memaksa dia mengingkari amanat suaminya. Hal tersebut terdapat pada kutipan berikut.
Yuyun sepertinya tidak punya pilihan lain, selain menjadikan Midah sebagai calon TKW. Meskipun mendiang suaminya
dulu pernah bilang,”Seberat apapun hidup yang dijalani, jangan sampai anak-
anak menjadi TKW.” Yuyun merasa bersalah, tapi apa mau dikata, ia benar-benar tidak punya
pilihan. “Maafkan aku Kang, andai Kau masih hidup, tentu ini tidak
akan terjadi,” ungkap Yuyun dalam hati LMBM 2008:55. Larangan Ustaz Irfan yang dilanggar itu, akhirnya berbuah
petaka. Benarlah pesan Ustadz Irfan, bahwa sesulit apa pun hidup, anak-anak jangan sampai menjadi TKW. Midah pun hidup tertindas
ketika menjadi TKW di Arab Saudi, bahkan ia kembali ke Indonesia dalam keadaan sudah tidak bernyawa lagi.
Dari uraian tersebut, maka dapat dikatakan bahwa dalam novel Langit Mekah Berkabut Merah terdapat pesan nilai Islam tentang
154
kewajiban taat seorang istri kepada suaminya, dengan sabda Rasulullah shalallahu alaihi wassalam pada riwayat Alhakim,
sebagai hipogramnya.
33. Memakai Pakaian Syari