135
akhirat  kelak.  Jadi,  dunia  yang  hina  ini  dapat  menjadi  bernilai apabila dapat dimanfaatkan untuk kebaikan kehidupan di akhirat.
Konsep  zuhud    menurut  penuturan  Midah  terdapat  pada kutipan berikut.
Bagi  Midah,  tidak  ada  salahnya  membangun  rumah  yang layak, asalkan hati dan iman sudah tak tergoyahkan oleh nafsu
yang  membelenggunya.  Ayat-ayat  yang  dibacakan  oleh ayahnya itu tidak tidak menganjurkan manusia untuk mencaci-
maki  dunia,  tapi  justru  mengajarkan  bagaimana  caranya  agar manusia  mengubah  sifat  harta  yang  sementara,  semu  dan
menipu itu menjadi bermanfaat dan kekal di sisi-Nya, dan bisa menemani  manusia  hingga  Padang  Mahsyar  menuju  Surga
LMBM 2008:46.
Jadi,  dalam  novel  Langit  Mekah  Berkabut  Merah  terdapat adanya  penanaman  nilai  Islam  tentang  zuhud,  dengan  QS.
Atthaha:131  dan  Hadis  yang  diriwayatkan  oleh  Imam  Ahmad, Darimy,  Ibnu  Majah  dan  Ibnu  Hibban  tentang  zuhud  sebagai
hipogramnya.
24.     Konsisten Menjaga Salat Fardhu Lima Waktu
Seorang  yang  beriman  diwajibkan  untuk  mengerjakan  salat fardhu  lima  waktu,  yaitu  subuh,  dhuhur,  asar,  maghrib  dan  isya.
Allah menjadikan kewajiban salat lima waktu ini sebagai bagian dari rukun Islam dan pembeda antara orang mukmin dengan kaum kafir.
Hal  ini  menuntut  adanya  konsekuensi  bagi  seorang  beriman  untuk tidak  meninggalkan  shalatnya  dalam  kondisi  bagaimanapun  dan
bersegera ketika waktu shalat telah tiba.
136
Salat  lima  waktu  mampu  membawa  pelakunya  berbuat  adil dan mensucikan serta mendekatkan diri kepada Allah  azza wa jalla,
sebagai  upaya  untuk  mempersiapkan  diri  mengahadapi  hari  kiamat kelak. Salat juga dapat mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan
mungkar Uwaidah 1996:113.
 
 
 
 
Peliharalah  semua  shalatmu,  dan  peliharalah  shalat  wusthaa. Berdirilah  untuk  Allah  dalam  shalatmu  dengan  khusyuk  QS
Albaqarah [2]:238.
 
 
 
 
 
 
 
Dirikanlah  shalat  dari  sesudah  matahari  tergelincir  sampai gelap  malam  dan  dirikanlah  pula  shalat  subuh.  Sesungguhnya
shalat  subuh  itu  disaksikan  oleh  malaikat  QS.  Alisraa [17]:78.
Midah adalah sosok perempuan yang selalu mendirikan shalat. Ia  selalu  ingat  untuk  mengerjakan  shalat  dan  bersegera  dalam
mengerjakan  ibadah  yang  paling  utama  ini  dalam  kondisi bagaimanapun,  apabila  waktu  salat  telah  tiba.  Bahkan  ketika  ia
tinggal di  Mekah,  di rumah  majikannya,  ia tak henti-hentinya  ingin mendatangi  Masjidil  Haram,  akan  tetapi  majikannya  tidak  pernah
memberi  kesempatan  bagi  Midah  untuk  berkunjung  ke  Masjidil Haram. Tentang hal ini dapat kita temukan pada nukilan teks berikut
ini.
137
Tiga bulan  aku tinggal di  Hujjun, belum  juga ada kesempatan mengunjungi Baitullah, padahal jaraknya hanya lima kilometer
dari  Hujjun.  Aku  juga  sudah  berkali-kali  mengutarakan keinginan  itu  pada  majikanku,  bahwa  aku  ingin  sekali
bersimpuh  di  bawah  lindungan  Baitullah,  berdoa  dan bermunajat LMBM 2008:145.
Hal  yang  paling  menunjukkan  betapa  Midah  adalah  seorang perempuan yang setia dengan salatnya yaitu pada kutipan berikut.
Aku  ingat  belum  shalat  Isya,  tapi  di  masjid  ini  masih  banyak orang  yang  sedang  khusyuk  shalat,  berzikir,  dan  ada  pula
orang  yang  lalu  lalang,  dari  dan  ke  dalam  mesjid  LMBM 2008:149.
Kejadian  ini  terjadi,  pada  saat  Midah  kabur  bersama  Bogul,
setelah ia hampir saja diperkosa oleh Fatin, anak majikannya. Bogul yang  peduli  dengan  Midah  dan  tidak  tega  melihat  Midah  menjadi
bulan-bulanan  penyiksaan  majikannya,  mengajak  Midah  untuk kabur,  meminta  perlindungan  ke  KJRI.  Akan  tetapi,  Midah  sangat
rindu untuk berkunjung, berdoa dan beribadah di Masjidil Haram. Sebelum  terjadinya  peristiwa  percobaan  pemerkosaan  itu,
Midah sudah dalam kondisi tak berdaya. Seharian penuh  ia dipaksa untuk bekerja, padahal kondisi badannya sedang tidak sehat. Ia telah
meminta  izin  pada  Madam  Syaima  majikan  perempuannya  untuk istirahat  akan  tetapi  tidak  diizinkan,  dan  justru  disuruh  untuk
menguras tiga  bak  mandi. Seharian  itu pula  ia tidak  mendapat  jatah makan.  Bahkan  ia  sampai  tertatih-tatih  untuk  melangkah  ke
kamarnya,  hingga  terjatuh.  Midah  pun  telah  kehabisan  tenaga,  dan
138
tidak  bisa  apa-apa  ketika  Fatin  mencoba  memperkosanya. Beruntung, pada saat itu Bogul datang menolong Midah.
Midah  kabur  bersama  Bogul  untuk  meyelamatkan  diri.  Akan tetapi,  meski  dalam  kondisi  seperti  itu,  Midah  menginginkan  untuk
berkunjung  ke  Masjidil  Haram,  dan  ia  pun  teringat  bahwa  dirinya belum  sempat  shalat  Isya.  Teringat  belum  mengerjakan  shalat  Isya,
ia  pun  bersegera  untuk  mengerjakan  shalat.  Hal  ini  menunjukan betapa  hati  Midah  selalu  tidak  pernah  melalaikan  shalat  dalam
kondisi  sesusah  apa  pun.  Seandainya  Midah  seorang  yang  malas dalam  mengerjakan  shalat,  tentu  ia  akan  mengabaikannya  karena
kondisinya saat itu benar-benar sangat memilukan. Pada  kutipan  teks  berikut  ini,  juga  menunjukan  betapa  Midah
sangat perhatian terhadap shalatnya. Dari  balik  jendela  flat  terdengar  kumandang  azan  isya.  Aku
harus mengambil wudu dan shalat LMBM 2008:216.
Kejadian ini yaitu ketika Midah berada di penampungan milik Ubed.  Di  penampungan  yang  kebanyakan  dihuni  oleh  Para  TKW
dan  TKI  yang  bermasalah  dan  kabur  dari  rumah  majikan  ini,  ia mendapati  banyaknya kemaksiatan dan pergaulan  yang  sangat tidak
patut.  Akan  tetapi  Midah  tidak  terpengaruh  dengan  keadaan  buruk seperti itu. Ketika ia mendengar kumandang azan, ia bersegera untuk
mangambil  wudhu  dan  shalat.  Midah  tetap  konsisten  dengan shalatnya,  dan  tidak  ikut-ikutan  berbuat  mesum,  meski  datang  laki-
laki  yang  menggodanya.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa  shalat  yang
139
dikerjakan Midah telah berhasil membentengi dirinya dari perbuatan keji dan mungkar.
Dari  uraian  tersebut  menunjukkan  adanya  transformasi  nilai Islam,  yaitu  tentang  bersegera  mendirikan  shalat  pada  waktunya
dengan QS.
Albaqarah:238 dan
QS. Alisraa:78
sebagai hipogramnya.
25. Saling Menasihati dalam Kebaikan