Mengucapkan Kalimat Istirjaak ketika Tertimpa Musibah

118 yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuatQS An Nuur [24]:30. Tokoh Midah dalam novel Langit Mekah Berkabut Merah merupakan sosok perempuan yang selalu menjaga rasa malu dan selalu ingat perintah Rabb-nya, termasuk dalam hal menjaga pandangannya. Hal ini dapat kita temukan pada kutipan berikut. Bogul menatapku dengan tatapan yang hambar, aku menunduk. Aku sadar, lelaki itu bukan muhrimku. Kalau aku tidak ingat bahwa membalas tatapannya adalah dosa, tentu dosa-dosaku sudah beranak pinak. Pertama, dosa membalas tatapan lelaki yang bukan muhrimku. Kedua, dosa karena aku tidak menyadari bahwa perbuatan itu adalah dosa LMBM 2008:164. Dari kutipan teks novel tersebut, dapat diketahui bahwa tokoh Midah selalu menjaga pandangannya agar tidak jatuh pada perkara yang diharamkan oleh Allah. Hal ini merupakan transformasi dari nilai Islam tantang perintah menjaga pandangan dari hal-hal yang diharamkan. Jadi, dalam hal ini QS. Ghafir:19, dan Annuur: 30 sebagai hipogramnya.

17. Mengucapkan Kalimat Istirjaak ketika Tertimpa Musibah

Mengucapkan kalimat istirjaak ketika datang musibah kepada orang lain yang tidak ada sangkut pautnya dengan diri sendiri atau musibah itu tidak berdampak kepada diri sendiri secara langsung adalah mudah, akan tetapi mengucapkannya ketika musibah itu 119 terasa sangat berat dan dampak dari musibah itu menimpa dirinya secara langsung, baik itu musibah kematian, musnahnya harta, hilangnya kesehatan, dan sebagainya adalah sesuatu yang sangat sulit untuk dilakukan, kecuali oleh orang-orang yang bersabar dan ikhlas menerima ketentuan-Nya. Umumnya mereka akan histeris, meratap, ada pula yang langsung pingsan. Allah berfirman tentang hal ini.                          Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah- buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: Inna lillaahi wa innaa ilaihi raajiuun sesungguhnya Kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah Kami kembali .” QS. Albaqarah [2]:155-156. Mengucapkan kalimat istirjaak saat tertimpa musibah terdapat pada novel ini, yaitu pada kutipan berikut. “ Jam tiga dini hari tadi, Dokter Tien telah menghembuskan napas terakhir.” “Innalillahiwainnailaihirajiun”, ucapku lirih LMBM 2008:270. Pada kutipan tersebut, Firdaus mengucapkan kalimat istirjaa karena ia tertimpa dua musibah. Pertama, musibah kematian Dokter Tien itu sendiri. Kedua, dengan kematian Dokter Tien itu artinya 120 semakin berat peluang Firdaus untuk keluar dari tuduhan sebagai pemerkosa Dokter Tien, karena Dokter Tien-lah yang diharapkan oleh Firdaus agar dapat memberikan persaksian bahwa dirinya bukanlah orang yang memperkosanya, dan seandainya Dokter Tien sembuh maka akan terungkap siapa pelaku dan bagaimana kejadian yang sebenarnya terjadi. Meskipun meninggalnya Dokter Tien adalah musibah yang berat bagi Firdaus, akan tetapi dengan kesabarannya, Firdaus mengucapkan istirjaa, innalillahi wa inna ilaihi raji’uun. Untuk kedua kalinya Firdaus tertimpa musibah besar, dan kembali ia mengucapkan kalimat istirjaak. Musibah yang dimaksud yaitu meninggalnya Midah di hadapannya sendiri. Musibah yang menimpanya untuk kedua kalinya ini, tampaknya lebih memukul hati Firdaus daripada musibah meninggalnya Dokter Tien. Hal ini karena besarnya penyesalan dan perasaan berdosa Firdaus kepada Midah. Firdaus telah mengkhianati Midah. Usai ia selamat dari tuduhan sebagai pemerkosa Dokter Tien --karena persaksian Midah--, ia justru pulang ke Indonesia lalu menikah dengan Dina. Padahal, ia lepas dari tuduhan sebagai pemerkosa Dokter Tien pun karena kesediaan Midah yang rela berkorban untuk menjadi saksi di pengadilannya, hingga akhirnya melalui surat kabar, majikan Midah mengetahui keberadaan Midah, lalu majikannya bersama polisi menjemput paksa Midah, bahkan menjebloskannya ke penjara 121 dengan tuduhan kabur dari rumah majikan dan menjadi pekerja seks komersial. Midah pun mendapat hukuman cambuk, dan ia meninggal di hadapannya, setelah sebelumnya koma di rumah sakit, dan di luar dugaan siuman, bahkan sempat berbincang-bincang dengannya. Akibat dari musibah kematian Midah itu, Firdaus depresi, akan tetapi ketika awal musibah itu datang Firdaus mampu mengucapkan kalimat istirjaak dan ini menunjukkan ketabahan hati Firdaus karena kesabaran yang sesungguhnya adalah di awal musibah itu datang. Ketabahan Firdaus dengan mengucapkan kalimat istirjaak di saat awal musibah meninggalnya Midah, terdapat pada kutipan berikut. Aku memeriksa detak jantungnya, tak ada denyut sama sekali. Marwan memeriksa urat nadinya. Akhirnya kami mengucapkan kalimat istirja‟, Innalillahi wainna ilaihi raji’un LMBM 2008:337. Pada penokohan Firdaus tersebut, dapat diketahui adanya nilai Islam tentang mengucapkan kalimat Istirjaak pada saat tertimpa musibah, dengan QS. Albaqarah:155-156 sebagai hipogramnya.

18. Optimis dan Jangan Lemah dalam Menyelesaikan Masalah

Dokumen yang terkait

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL PADANG BULAN KARYA ANDREA HIRATA DAN KELAYAKANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

3 47 21

NILAI PENDIDIKAN DAN NILAI RELIGIUS PADA NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA KARYA TERE LIYE SERTA KELAYAKANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMP

8 55 67

NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL MERAHNYA MERAH KARYA Nilai Pendidikan Dalam Novel Merahnya Merah Karya Iwan Simatupang: Pendekatan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di Sma.

0 7 19

NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL MERAHNYA MERAH KARYA IWAN SIMATUPANG: PENDEKATAN SOSIOLOGI SASTRA DAN Nilai Pendidikan Dalam Novel Merahnya Merah Karya Iwan Simatupang: Pendekatan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di Sma.

0 5 12

NILAI-NILAI EDUKATIF DALAM NOVEL KARYA ZHAENAL FANANI Nilai-Nilai Edukatif Dalam Novel Anak-Anak Langit Karya Zhaenal Fanani: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 2 11

PENDAHULUAN Nilai-Nilai Edukatif Dalam Novel Anak-Anak Langit Karya Zhaenal Fanani: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

1 3 7

NILAI-NILAI EDUKATIF DALAM NOVEL KARYA ZHAENAL FANANI: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Nilai-Nilai Edukatif Dalam Novel Anak-Anak Langit Karya Zhaenal Fanani: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 2 14

KONFLIK BATIN TOKOH MIDAH DAN FIRDAUS DALAM NOVEL LANGIT MEKAH BERKABUT MERAH Konflik Batin Tokoh Midah Dan Firdaus Dalam Novel Langit Mekah Berkabut Merah Karya Aguk Irawan: Tinjauan Psikologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SM

0 0 12

PENDAHULUAN Konflik Batin Tokoh Midah Dan Firdaus Dalam Novel Langit Mekah Berkabut Merah Karya Aguk Irawan: Tinjauan Psikologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 2 44

KONFLIK BATIN TOKOH MIDAH DAN FIRDAUS DALAM NOVEL LANGIT MEKAH BERKABUT MERAH Konflik Batin Tokoh Midah Dan Firdaus Dalam Novel Langit Mekah Berkabut Merah Karya Aguk Irawan: Tinjauan Psikologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SM

0 2 15