Kamboja Srilangka Desain sistem monitoring control and surveillance nasional dalam pembangunan kelautan Indonesia

67 memungkinkan kapal internasional melakukan pendaratan ikan- ikan di pelabuhan Srilangka sehingga dapat memberikan sedikit keuntungan untuk Srilangka. Selain itu juga dikembangkan usaha untuk mengimplementasikan VMS terhadap kapal BOI, dan semua kapal yang melakukan pelayaran di laut dalam dan menerapkan mekanisme kontrol bendera negara. Hal lainnya yang mendapat perhatian dalam pengelolaan perikanan adalah faktor keamanan terhadap kapal-kapal besar yang berlayar di laut dalam. Kerjasama regional untuk pengelolaan perikanan dan MCS juga mendapat perhatian Srilangka karena keberadaan armada kapal mereka yang melakukan interaksi dengan armada perikanan negara lain.

4.2.9 Vietnam

Vietnam merupakan negara dengan sektor perikanan yang besar yang pengaruhnya semakin meningkat. Usaha yang sunguh-sungguh dibuat untuk meningkatkan kemampuan armada perikanannya, tetapi kemampuan manajemen pemerintah dan mekanisme kontrol tidak terlihat pengembangannya pada laju yang sama. Manajemen perikanan Vietnam dan kemampuan MCS difokuskan pada area pantaipesisir dengan monitor terhadap laut dalam yang jauh dari pantai, terutama terhadap perbatasan wilayah tetapi belum untuk tujuan manajemen berkelanjutan. Oleh karena itu Vietnam harus memberikan perhatian yang cukup besar terhadap pelatihan teknik MCS dan manajemen berkelanjutan dengan adanya dukungan perundang-undangan Flewwelling 2001.

4.2.10 Namibia

Menurut Steele 2000, Namibia merupakan salah satu negara penghasil ikan yang produktivitasnya cukup besar di dunia. Hal ini merupakan hasil dari sistem Benguela yang mutakhir yang dimiliki oleh Departemen Sumberdaya Kelautan dan Perikanan the Ministry of Fisheries and Marine Resources MFMR. Misi departemen ini adalah untuk memperkuat posisi Namibia sebagai negara yang maju di bidang produksi perikanan dan mempunyai tujuan memberikan kontribusi dalam peningkatan ekonomi negara, bidang sosial dan konservasi. 68 Tujuan utama dari MFMR adalah : 1 Mengembangkan dan mengoptimalkan regulasi perundang-undangan sumberdaya kelautan untuk konservasi ekosistem kelautan yang berkelanjutan. 2 Membuat lingkungan yang kondusif bagi industri perikanan sehingga dapat meningkatkan pendapatan dari sumberdaya kelautan secara lebih optimal. 3 Mengembangkan kepentingan Namibia di sektor perikanan internasional. 4 Memberikan pelayanan secara responsif dan profesional. 5 Melakukan pelayanan secara efektif dan efisien di sektor keuangan. 6 Secara kontinyu melakukan investasi dalam pengembangan sumberdaya manusia. Departemen ini memiliki tiga direktorat yaitu direktorat manajemen sumberdaya yang berhubungan dengan aktivitas penelitian, direktorat operasional yang berhubungan dengan administrasi dan operasional dan direktorat kebijakan, perencanaan dan ekonomi. MFMR dibentuk sejak tahun 1990, dan saat ini dipertimbangkan sebagai suatu model manajemen perikanan yang mendukung sektor industri perikanan sehingga dapat memberikan kontribusi yang cukup besar dalam peningkatan perekonomian negara. Di MFMR, Direktorat Operasional bertanggung jawab untuk pelaksanaan MCS monitoring, control dan surveillance. Dalam implementasinya, untuk mengontrol setiap kegiatan yang berada dalam wilayah zona ekonomi eksklusif ZEE, di Namibia terdapat suatu program yang terintegrasi untuk inspeksi dan patroli di laut, di pelabuhan dan di udara secara berkelanjutan ya ng memenuhi hukum perikanan Namibia. Sejak kemerdekaannya, Namibia telah menetapkan tiga strategi utama dalam kebijakan bidang perikanan, yaitu: 1 Stock rebuilding pembangunan kembali cadangan sumberdaya, yakni membangun kembali cadangan sumberdaya yang telah terkuras oleh usaha penangkapan ikan yang berlebihan sebelum masa kemerdekaan;