33 3
Kebijaksanaan pembangunan terkait dengan bidang kelautan nasional. 4
Kebijakan pembangunan bidang kelautan dan perikanan dan instansi terkait lainnya yang relevan.
5 Data-data statistik potensi sumberdaya perikanan dan kelautan, produksi,
perdagangan, kapal, perikanan tangkap dan data statistik lain terkait dengannya, termasuk jumlah pelanggaran dan praktek-praktek ilegal.
6 Data dan informasi mengenai berbagai hukum, peraturan, perundangan dan
perjanjian-perjanjian terkait dengan kelautan dan perikanan baik nasional maupun internasional.
7 Peta nasional yang memuat wilayah-wilayah perbatasan laut, zona-zona
tertentu dan wilayah laut yang dilindungi serta alur laut kepulauan Indonesia ALKI.
8 Data dan informasi lainnya yang relevan
3.2 Waktu Penelitian dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 8 bulan mulai dari bulan Februari 2006 sampai dengan bulan September 2006.
Penelitian difokuskan pada lokasi di Jakarta dan untuk pengamatan langsung terhadap salah satu zona perikanan tangkap dilaksanakan di Kepulauan Riau yang
ditentukan berdasarkan hasil wawancara dan rekomendasi dari para experts yang diwawancarai, terutama experts dari Departemen Kelautan dan Perikanan.
3.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode permodelan analisis sistem, dengan lima tahapan analisis yaitu tahapan identifikasi, tahapan analisis, tahapan rekayasa atau
rancang bangun model, tahapan verifikasi dan tahapan perumusan usulan kebijakan operasional. Tahapan identifikasi dilakukan dengan pendekatan studi literatur dan
pengumpulan data dan informasi dari sumber-sumber yang relevan. Tahapan analisis dilakukan dengan pendekatan analisis tabulasi silang dan deskriptif serta naratif untuk
menyusun alternatif-alternatif model abstraksi berdasarkan contoh-contoh model yang sudah ada dengan membandingkan sistem MCS yang sudah ada dan
kemungkinan penyempurnaannya.
34 Pada tahapan ketiga dilakukan penetapan rancang bangun model berdasarkan
hasil analisis sebelumnya dengan mempertimbangkan tingkat kesesuaian model berdasarkan hasil analisis kebutuhan atau identifikasi dari wawancara dengan para
pemangku kepentingan atau stakeholders yang relevan. Tahap ketiga akan menghasilkan rancang bangun atau desain model secara deskriptif.
Tahapan keempat dari penelitian adalah melakukan verifikasi model dengan kasus perikanan tangkap. Pada tahapan ini dilakukan pengujian apakah kerangka
konseptual desain model sesuai dengan kondisi nyata di lapangan. Pengujian model disamping menggunakan input- input data sektor perikanan, dilakukan verifikasi
melalui pendekatan analisis expert judgment. Analisis expert judgment ini untuk mengumpulkan pendapat dan justifikasi dari calon-calon pengguna model expert dari
stakeholders terutama instansi terkait misalnya Departemen Kelautan dan Perikanan,
Asosiasi Pengusaha Perikanan, Bakorkamla, dan lain- lain. Tahapan ke lima adalah menetapkan kerangka konseptual model MCS
nasional dalam pembangunan kelautan Indonesia dan rumusan usulan kebijakan operasionalnya. Rumusan kebijakan operasional yang disusun akan menyangkut
aspek-aspek kebutuhan perangkat hukum, perangkat kelembagaan dan kebijakan operasional yang diperlukan dalam rangka pengembangan dan pelaksanaan sistem
MCS kelautan nasional terpadu dalam rangka pembangunan kelautan Indonesia. Berkaitan dengan analisis terhadap identifikasi kebutuhan sistem dan
verifikasi model, disamping mengandalkan analisis expert judgment juga akan dilakukan analisis prospektif. Analisis prospektif adalah studi tentang kemungkinan-
kemungkinan yang akan terjadi di masa depan. Analisis prospektif dilakukan dengan menggunakan metoda wawancara untuk mengidentifikasi faktor-faktor kunci MCS
nasional kelautan yang mempengaruhi kondisi pembangunan kelautan dalam masa yang akan datang. Setidaknya terdapat dua hal kegunaan analisis prospektif, yaitu 1
mempersiapkan tindakan-tindakan strategis yang perlu dilakukan pada masa yang akan datang terhadap suatu kasus tertentu; dan 2 melihat atau mengetahui apakah
dibutuhkan suatu perubahan pada masa yang akan datang.