Faktor sumberdaya manusia Faktor kapital dan teknologi

7 masyarakat nelayan ini, yang sangat didambakan mereka untuk kelangsungan hidupnya. Pada bidang budaya, sebenarnya secara klasik bangsa Indonesia telah memiliki nilai kapital sosial atau kearifan lokal untuk pelaksanaan MCS. Sejak jaman dahulu, budaya pengawasan masalah kelautan telah dikenal masyarakat Indonesia. Sebagai salah satu contoh misalnya sasi di Maluku. Keberadaan suatu sistem MCS nasional kelautan yang mewadahi seluruh unsur atau komponen masyarakat, secara historis telah dirasakan kebutuhannya bagi masyarakat dan pengembangannya tidak akan menjadi masalah serta kendala. Dalam bidang hukum, disamping hukum-hukum adat yang tidak tertulis, secara nasional dan internasional hukum dan perundang-undangan yang ada selama ini diberlakukan di Indonesia. Dalam rangka pelaksanaannya sangat dibutuhkan unsur pengawasan dan penegakan hukum agar dapat diperoleh suatu kepastian hukum di Indonesia. Sementara itu pada bidang kelembagaan penegakan hukum tidak dapat ditangani oleh satu instansi saja, karena undang- undang memberikan mandat kepada beberapa instansi pemerintah untuk melaksanakan unsur pengawasan dalam penegakan hukum. Dalam pelaksanaan MCS nasional dalam bidang pembangunan kelautan di Indonesia, instansi- instansi terkait ini seringkali berjalan sendiri-sendiri dan menjalankan surveillance dalam bidangnya masing- masing, masih terasa kurangnya keterpaduan antar instansi Purwaka 2005. Tumpang tindihnya kegiatan instansi- instansi terkait ini, yang masing- masing memiliki landasan hukum sendiri dapat dilihat dari Gambar 1 di bawah ini. 8 Gambar 1 Kewenangan berbagai institusiinstansi di laut Mabes TNI AL 2005. Berdasarkan keempat aspek seperti di atas, maka muncul beberapa fokus permasalahan yang sangat penting berkaitan dengan desain sistem MCS nasional dala m pembangunan kelautan Indonesia. Dalam rangka pembangunan kelautan Indonesia, fokus permasalahan yang dianggap penting tersebut adalah: 1 Selama ini MCS nasional dalam pembangunan kelautan Indonesia telah mulai dirintis untuk dikembangkan, sekalipun masih bersifat sektoral dan parsial. Oleh karena itu muncul suatu pertanyaan bagaimana sistem MCS yang telah ada selama ini dan kendala- kendala apa yang dihadapi dalam pelaksanaannya di lapangan. 2 Bagaimana mensinergikan unsur-unsur MCS nasional kelautan yang selama ini masih bersifat sektoral dan parsial menjadi suatu desain sistem MCS nasional dalam pembangunan kelautan Indonesia yang terpadu ; dan 3 Perangkat hukum, perangkat kelembagaan dan kebijakan operasional apa saja yang diperlukan dalam rangka mengembangkan sistem MCS nasional dalam pembangunan kelautan Indonesia yang sesuai dengan kondisi saat ini dan antisipasinya pada masa mendatang? Instansi Undang - Undang TNI AL POLRI PPNS BEA CUKAI PPNS HUBLA PPNS DKP PPNS IMIGRASI PPNS LH PPNS PKA HUTAN PPNS DIKNAS TZMKO 1939 PASAL 14 PEROMPAKAN DLL 5 1983 ZEEI 31 2004 PERIKANAN 5 1992 BENDA CAGAR BUDAYA 9 1992 IMIGRASI 21 1992 PELAYARAN 5 1990 KSDA 10 1995 KEPABEANAN 6 1996 PERAIRAN 23 1997 LINGKUNGAN HIDUP 41 1999 KEHUTANAN Undang - Undang TNI AL POLRI PPNS BEA CUKAI PPNS HUBLA PPNS DKP PPNS IMIGRASI PPNS LH PPNS PKA HUTAN PPNS DIKNAS TZMKO 1939 PASAL 14 PEROMPAKAN DLL 5 1983 ZEEI PERIKANAN 5 1992 BENDA CAGAR BUDAYA 9 1992 IMIGRASI 21 1992 PELAYARAN 5 1990 KSDA 10 1995 KEPABEANAN 6 1996 PERAIRAN 23 1997 LINGKUNGAN HIDUP 41 1999 KEHUTANAN