Monitoring, Control and Surveillance MCS

26 perijinan, pembatasan alat tangkap, zonasi penangkapan Flewwelling 2003; FAO 1995; Flewwelling 1995; DKP 2001. Control atau pengendalian merupakan kegiatan pengawasan dengan fokus hubungan administratif antara manusia dengan sumberdaya alam dan lingkungan hidupnya. Dengan pengendalian akan dapat diidentifikasi, antara lain, apakah suatu kegiatan usaha menaati peraturan perundangan- undangan dan ketentuan-ketentuan perizinan yang berlaku atau tidak, dan apakah suatu kegiatan usaha legal atau ilegal. Kegiatan yang taat dan legal akan dilindungi, sedang yang tidak taat dan atau ilegal akan ditindak sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku Martono 1997; Purwaka 1995; Purwaka 1984. 3 Surveillance didefinisikan sebagai kegiatan operasional dalam rangka menjamin ditaatinya peraturan-peraturan yang telah ditetapkan dalam pengendalian Flewwelling 2003; DKP 2001; FAO 1995; Flewwelling 1995. Surveillance atau pengamatan lapangan merupakan kegiatan pengawasan dengan obyek hubungan geografis antara manusia dengan sumberdaya alam dan lingkungan hidupnya. Dengan pengamatan lapangan, yang dapat dilakukan melalui darat, laut dan udara, akan dapat diketahui, antara lain, setiap olah gerak suatu kegiatan usaha, pelanggaran batas-batas kegiatan usaha, lokasi pelanggaran, dan juga luas daerah yang tercemar atau rusak, sehingga tindakan pencegahan atau penanggulangannya akan sege ra dapat dilakukan. Pengamatan lapangan akan lebih efektif dan efisien bila dilaksanakan bersama-sama dengan pemantauan dan pengendalian Martono 1997; Purwaka 1995; Purwaka 1984 Mengacu pada pengertian di atas, MCS tidak saja berlaku untuk perikanan tangkap, tetapi dapat juga berlaku dalam kegiatan kelautan lainnya di Indonesia. Pelaksanaan MCS didukung oleh vessel monitoring system VMS dan sistem informasi terpadu computerized data base CDB melalui jasa satelit serta patroli pengawasan pada perairan rawan pencurian dan pelanggaran. Vessel monitoring system adalah suatu sistem pemantauan kapal yang bertujuan untuk mempermudah inspeksi kapal-kapal laut dengan cara mengidentifikasi kapal, memonitor posisi kapal, aktifitas kapal, jenis dan jumlah hasil tangkapan serta informasi lainnya. Hal 27 ini dapat dilakukan dengan diwajibkannya pemasangan transmitter untuk setiap kapal yang memiliki ijin penangkapan ikan DKP 2001. Monitoring dilakukan pula melalui jaringan komunikasi antara pusat pengendalian dan daerah yang didukung dengan sistem informasi. Implementasi sistem MCS mengacu kepada ketentuan code of conduct for responsible fisheries dari FAO yang sudah terbukti berhasil diterapkan di beberapa negara, khususnya dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan FAO 1995.

2.5 Analisis prospektif untuk penentuan faktor-faktor dominan faktor

kunci pada masa yang akan datang. Analisis prospektif adalah studi tentang kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di masa depan. Analisis prospektif dilakukan denga n menggunakan metoda wawancara untuk mengidentifikasi faktor- faktor kunci yang mempengaruhi kondisi di masa yang akan datang. Kegunaan analisis prospektif setidaknya terdapat dua hal yaitu 1 mempersiapkan tindakan-tindakan strategis yang perlu dilakukan pada masa yang akan datang terhadap suatu kasus tertentu; dan 2 melihat atau mengetahui apakah dibutuhkan suatu perubahan pada masa yang akan datang. Analisis prospektif memiliki tiga langkah utama yaitu 1 mengidentifikasi faktor- faktor penentu di masa depan; 2 menemukan elemen kunci di masa depan dan 3 mendefinisikan dan mendeskripsikan evolusi kemungkinan di masa depan Bourgeois 2004 Menurut Hardjomidjojo 2002, tahapan metodologi analisis prospektif adalah : 1 definisikan batasan sistem, 2 indentifikasi kriteria, 3 diskusi kriteria, 4 diskusi pengaruh mutual, 5 diskusi kriteria keadaan, 5 membangun skenario, dan 6 analisis implikasi tindakan.

2.5.1 Melakukan identifikasi faktor-faktor penentu

Berdasarkan pada tujuan studi yang ingin dicapai yang telah dijelaskan secara rinci sebelumnya, responden diminta untuk memikirkan faktorkriteria variabel yang mempengaruhi pada pencapaian tujuan studi Bourgeois 2004

2.5.2 Menemukan elemen kunci di masa yang akan datang. 1 Analisis pengaruh antar faktor

. Dari hasil identifikasi kriteria pada tahap 1, diperoleh beberapa faktor yang akan dilihat hubungannya secara timbal balik mutual. 28 2 Langkah kerja . Tabel matriks analisis pengaruh antar faktor disiapkan untuk diisi dengan skor dari pengaruh relatif antar faktor. Lakukan contoh pengisian Tabel dengan mengambil satu faktor terpilih yang mudah dan lihat pengaruhnya terhadap faktor lainnya. Matriks Individu dikumpulkan untuk diolah menjadi Matriks Gabungan. Dalam melihat hubungan antar faktor dilakukan penilaian dengan skoring. Skor penilaian. 0 = tidak berpengaruh; 1 = berpengaruh kecil; 2 = berpengaruh besar dan 3 = berpengaruh kuat. Penilaian dilakukan dengan proses : 1 Dilihat dahulu apakah faktor tersebut tidak ada pengaruhnya terhadap faktor lain, jika ya beri nilai 0; 2 Jika tidak, selanjutnya dilihat apakah pengaruhnya sangat kuat, jika ya beri nilai 3; dan 3 Jika tidak, baru dilihat apakah berpengaruh kecil = 1, atau berpengaruh sedang = 2 Bourgeois 2004

2.5.3 Mendefinisikan dan mendeskripsikan evolusi kemungkinan di masa yang akan datang

1 Pedoman analisis matriks gabungan: 1 Apabila pengaruh antar satu faktor dengan satu faktor lainnya selanjutnya kita sebut sebuah sel, mempunyai nilai 0 dengan jumlah 12N, maka nilai sel tersebut adalah 0; 2 Jika nilai 1, 2, dan 3 bersama-sama berjumlah 12N, maka nilai sel tersebut ditentukan berdasarkan yang paling banyak dipilih antara nilai 1, 2, dan 3; dan 3 Jika jumlah aktor N adalah genap, dan didapat dalam satu sel jumlah nilai 0 sama banyak dengan jumlah nilai 1, 2, dan 3, maka perlu dilakukan diskusi atau klarifikasi lebih lanjut dengan para aktor untuk menentukan nilai sel tersebut. 2 Analisis . 1 Nilai- nilai sel yang telah disepakati oleh para aktor dimasukkan dalam program seleksi faktor yang telah tersedia; 2 Perlihatkan dan jelaskan pada para aktor dengan in fokus hasil analisis tersebut berupa “pengaruh langsung, tidak langsung dan total antar faktor”, dalam bentuk: i Pengaruh langsung global; ii Ketergantungan global; iii Kekuatan global; iv Kekuatan global tertimbang, dan v Gambar hubungan antar faktor berdasarkan total pengaruh dan ketergantungannya; 3 Seleksi 5 sampai 7 faktor untuk diskusi tahap selanjutnya membangun skenario berdasarkan keadaan state kriteria tahap 3, seleksi dilakukan berdasarkan kekuatan global tertimbang dan posisi faktor dalam Gambar hubungan antar faktor, yaitu pada kuadran kiri atas; 4 Selanjutnya nilai- nilai sel yang telah disepakati oleh para aktor dimasukan dalam program seleksi faktor yang telah