65 usaha perikanan asing. Area pantai dikontrol dan diregulasi oleh pemerintah. Tugas
pengawasan ini cukup sulit karena terdapat hampir 9 juta nelayan, sekitar 2,4 juta yang bekerja full time di sekitar wilayah laut India. India belum mempunyai
mekanisme undang-undang untuk mengontrol kapal perikanan India di luar laut territorial.
Penerapan MCS India difokuskan terhadap kekerasan yang terjadi di dalam wilayah ZEE dan penyelesaian konflik dengan negara lain. Oleh karena itu sangat
dibutuhkan adanya koordinasi antar pemerintah dan antar lembaga, mekanisme kontrol dan perencanaan yang lebih pro aktif. Selain itu juga dibutuhkan suatu
pelatihan MCS bagi pegawai pemerintah untuk meningkatkan kesadaran mereka terhadap pentingnya manajemen perikanan yang bertanggung jawab dan
berkelanjutan. Selain itu juga perlu dilakukan perubahan terhadap izin penangkapan ikan sehingga tidak melakukan usaha penangkapan ikan secara berlebihan, karena
dari hasil riset terindikasi bahwa area pantai saat ini telah overfished. Dalam mekanisme antar lembaga pertimbangan ilmiah tidak selalu menjadi bagian dalam
pengambilan keputusan, sehingga hal ini menjadi salah satu kelemahan dalam pengembangan manajemen sumberdaya kelautan yang berkelanjutan Flewwelling
2001.
4.2.6 Bangladesh dan Myanmar
Bangladesh dan Myanmar memiliki manajemen perikanan proaktif yang relatif kecil, tetapi keduanya mempunyai mekanisme pengawasan yang ketat di
pelabuhan terhadap kapal yang masuk dan meninggalkan pelabuhan mereka. Kemampuan kelautan keduanya sangat terbatas sehingga pelatihan MCS sangat
diperlukan. Kekurangan infrastruktur dari manajemen perikanan dan kurangnya sumberdaya manusia yang terlatih juga merupakan faktor pembatas. Perhatian
departemen secara internal terhadap hal ini cukup tinggi, tetapi sektor ini bukan merupakan prioritas utama pemerintah.
Bangladesh mempunyai data dan informasi dari proyek Bay of Bengal yang dapat digunakan dalam menangani perikanan pesisir mereka. Myanmar memerlukan
bantuan dalam perencanaan, infrastruktur, pembaharuan undang-undang yang berhubungan dengan perjanjian dan aktivitas internasional, penerapanan manajemen
66 perikanan yang berkelanjutan, dan peningkatan prioritas pemerintah dan kesadaran
masyarakat terhadap sektor perikanan dan kelautan Flewwelling 2001.
4.2.7 Kamboja
Kamboja masih dalam tahap perbaikan setelah adanya konflik internal di negaranya. Dalam bidang perikanan, pengelolaannya hampir secara total ditujukan
terhadap perikanan darat di Sungai Mekong dan wilayah Tonle Sap. Terdapat kontrol yang sangat ketat terhadap skema manajemen perikanan daratnya, tapi hanya
memberikan keuntungan bagi beberapa industri tertentu sedangkan nelayan lainnya secara umum hanya mendapatkan keunt ungan yang kecil. Hal ini terjadi karena
pelelangan jatah perikanan dan sistem lisensi yang sangat mahal. Kamboja mempunyai pantai yang sangat terbatas dan mengabaikan
perhatiannya terhadap pengelolaan perikanan lepas pantai dan kemampuan MCS. Perencanaan manajemen proaktif untuk memaksimalkan keuntungan terhadap
nelayan, peningkatan manajemen dan pelatihan MCS, peningkatan kesadaran nelayan dan masyarakat, edukasi, dan perbaikan infrastruktur diperlukan untuk membantu
pemulihan Kamboja setelah beberapa tahun berada dalam konflik internal Flewwelling 2001.
4.2.8 Srilangka
Srilangka mempunyai keterbatasan dalam memberikan perhatian yang sungguh-sungguh terhadap wilayah pantainya karena masih berada di bawah konflik
internal dengan Tamil, sehingga pemerintah mempunyai kesulitan mengontrol armadanya dalam wilayah lautnya. Adanya reorganisasi baru dari Departemen
Perikanan akan memperkuat organisasi. Menurut Flewwelling 2001, di Srilangka terdapat suatu pendekatan inovatif
melalui suatu komite the Special Area Management SAMs dalam membangun mekanisme antar lembaga, yang memusatkan perhatiannya terhadap pantai dan
laguna secara umum dan dapat dijadikan contoh bagi negara lainnya. Komite ini melakukan pendekatan yang sangat holistik berdasarkan pada kebutuhan semua
sektor, termasuk pengembangan prioritas terhadap perikanan. Srilangka juga membuat peraturan undang- undang baru yang memungkinkan untuk dikaji ulang dan
direvisi. Otoritas terhadap kerjasama usaha the Board of Investment BOI