Analisis matriks SWOT Desain sistem monitoring control and surveillance nasional dalam pembangunan kelautan Indonesia
135
INTERNAL
EKSTERNAL
Strength – S
S1. Pengalama n sishankamrata dapat dijadikan pengalaman berharga
S2. Inovasi teknologi dan pengembangan infrastruktur yang berjalan baik
S3. Tingginya kesadaran akan penegakan hukum di laut
S4. MCS berpotensi untuk diterapkan secara gabungan antara teknologi canggih dan tradisi
S5. Adanya kerjasama internasional dalam penerapan MCS
S6. Telah ada satu lembaga yang ditunjuk sebagai pelaksana MCS
S7.Memerangi IUU Fishing sebagai fokus kebijakan
S8. Kuatnya dasar hukum penerapan MCS S9. Potensi sumberdaya kelautan dan perik anan
yang besar
Weakness – W
W1. Sistem diklat MCS belum ada W2. Lemahnya koordinasi antar lembaga
W3.Jumlah POKWASMAS terbatas dan tidak ada Coast Guard
W4. Fokus MCS masih kapal besar dan asing W5. Iklim investasi yang belum kondusif
W6. Mahalnya biaya investasi dan operasional MCS W7. Masih lemahnya sistem pendataan dan
komputerisasi data W8. Masih lemahnya penyuluhan, advokasi, mediasi,
dan penyebaran informasi W9. Luasnya wilayah laut Indonesia dan banyaknya
pulau terpencil W10. Sarana dan prasarana MCS yang masih terbatas
W11. Lemahnya sistem pendanaan program tidak kontinyu dan jangka panjang
W12. Jumlah SDM MCS secara keseluruhan masih terbatas
W13. Lemahnya kapasitas kelembagaan dan ekonomi biaya tinggi
Opportunities – O
O1. Political will pemerintah pusat dan daerah yang semakin kuat
O2. Adanya dukungan internasional dalam penerapan MCS O3. Besarnya potensi sumberdaya kelautan dan perikanan
O4. Perkembangan IPTEK untuk mendukung MCS O5. Kuatnya tradisi kelautan dan perikanan
O6. Dukungan sektor terkait terutama TNI, POLRI dan Dephub
O7. Perjanjian internasional bidang kelautan dan perikanan O8. Tingginya respon masyarakat dalam penerapan MCS
O9. Potensi SDM yang besar dalam penerapan MCS
Strategi S – O
1. Mengembangkan kerjasama internasional
dalam penerapan MCS kelautan 2.
Mengembangkan sistem MCS kelautan dan perikanan secara terintegrasi
3. Tetap menjalankan MCS sektoral dengan
arahan kebijakan berupa keterpaduan yang sinergis dan saling tukar informasi
Strategi W – O
1. Meningkatkan kualitas SDM kelautan dan
perikanan dan membentuk Coast Guard Indonesia
2. Memperkuat sistem kelembagaan dalam
pelaksanaan MCS kelautan 3.
Meningkatkan kinerja operasional MCS sehingga mendapatkan sertifikat secara
internasional 4.
Mengembangkan kerjasama internasional untuk memperkuat pelaksanaan operasional sistem
MCS di bidang teknologi, SDM dan finansial
Threats – T
T1. Lembaga yang berkepentingan sangat banyak tapi miskin fungsi
T2. Ego sektor dan konflik kepentingan sulit diselesaikan T3. Kenaikan BBM, TDL dan Telkom
T4. Pemberantasan KKN yang tidak tuntas dengan cepat T5. Masih lemahnya respon pengawasan perbatasan laut
T6. Banyaknya pajak dan pungutan di bidang kelautan dan perikanan
T7. Sistem perizinan yang belum berjalan dengan baik T8. Inflasi tinggi dan lemahnya nilai tukar rupiah
T9. Masalah kewenangan antar lembaga dan antar pusat dan daerah
T10. Adanya oknum tak bertanggung jawab yang masih sulit diberantas
T11. Celah legislasi dapat dimanfaatkan pengusaha
Strategi S – T
1. Mengintegrasikan kelembagaan yang ada
2. Memp erkuat good governance dalam
penerapan MCS 3.
Membuat sebuah kebijakan integral yang komprehensif dalam penanganan MCS
Strategi W – T
Menjalankan MCS kelautan dengan kondisi yang ada pada saat ini.
Gambar 12. Perumusan strategi MCS dengan matriks SWOT
136 1
Strategi S – O Kolom strategi S – O adalah strategi yang menggunakan kekuatan untuk
mengambil keuntungan dari peluang yang ada. Beberapa strategi yang dapat digunakan berhubungan dengan strategi ini adalah :
1 Mengembangkan kerjasama internasional dalam penerapan MCS
kelautan dan perikanan. Pada saat ini pelaksanaan sistem MCS kelautan dan perikanan berada di
bawah koordinasi Departemen Kelautan dan Perikanan bekerja sama dengan banyak lembaga lainnya. Pengembangan sistem MCS dapat dilakukan dengan
adanya komitmen yang kuat dari pemerintah pusat dan daerah serta dukungan yang besar dari dunia internasional. Komitmen dari pemerintah dapat diterapkan
dalam bentuk pembaharuan kebijakan dan perundang-undangan di bidang kelautan, kemudahan pelaksanaan operasional yang menyangkut perizinan,
pengembangan SDM dan teknologi dan lain sebagainya serta dukungan finansial untuk pengembangan sarana dan prasarana. Dukungan dari pihak
internasional dapat berupa pengembangan sistem MCS berupa pelatihan SDM, sarana dan prasarana, teknologi dan finansial.
2 Mengembangkan sistem MCS kelautan dan perikanan secara terintegrasi. Sistem MCS terintegrasi dapat dikembangkan dengan menetapkan
pelaksanaan MCS di bawah satu lembaga yang memiliki wewenang untuk melakukan koordinasi dengan instansi lainnya yang berhubungan. Dengan
adanya dukungan yang kuat dari pihak TNI AL yang memiliki pengalaman dan kemampuan kapasitas di laut, maka MCS berpotensi untuk dikembangkan
secara terintegrasi. Hal ini dapat diperkuat dengan tingginya kesadaran akan pengawasan dan penegakan hukum di laut dan kuatnya tradisi masyarakat di
bidang kelautan dan perikanan. 3
Tetap menjalankan MCS sektoral dengan arahan kebijakan berupa keterpaduan yang sinergis dan saling tukar informasi
137 Penerapan MCS yang selama ini dilakukan oleh masing- masing sektor
dapat dikembangkan menjadi sebuah sistem keterpaduan dengan membuat suatu kebijakan yang sinergis. Dalam pelaksanaannya masing- masing sektor dapat
saling berbagi informasi terutama yang berhubunga n pengawasan di laut. 2 Strategi W – O
Strategi W – O adalah strategi untuk mengatasi kelemahan yang dimiliki dengan memanfaatkan berbagai peluang yang ada. Beberapa strategi
yang dapat dilakukan adalah: 1 Meningkatkan kualitas SDM kelautan dan perikanan dan membentuk
Coast Guard Indonesia.
Indonesia mempunyai potensi sumberdaya manusia yang sangat besar meskipun secara keseluruhan jumlah SDM kelautan masih sangat terbatas
dengan kualitas yang relatif rendah. Kondisi ini dapat ditingkatkan dengan adanya kebijakan dari pemerintah untuk pengembangan SDM kelautan dan
dukungan dari pihak internasional dengan membentuk sistem pelatihan MCS kelautan dan pengembangan teknologi, serta pembinaan dalam membentuk
Coast Guard Indonesia.
2 Memperkuat sistem kelembagaan dalam pelaksanaan MCS kelautan
Meskipun Departemen Kelautan dan Perikanan telah dibentuk dan mempunyai kewenangan dalam pelaksanaan MCS di Indonesia, namun masih
banyak lembaga-lembaga lainnya yang memiliki wewenang yang tumpang tindih dan kurang berfungsi dengan sinkronisasi yang baik. Akibatnya sulit
melakukan koordinasi dalam pelaksanaan di lapangan. Dengan adanya komitmen yang kuat dari pemerintah dan masing- masing lembaga di bidang
kelautan, serta perkembangan ilmu dan teknologi di bidang kelautan maka kelembagaan sistem MCS yang solid dapat diwujudkan.
3 Meningkatkan kinerja operasional MCS sehingga mendapatkan
pengakuan secara internasional Kinerja operasional MCS Indonesia masih setara dengan negara
berkembang lainnya karena masih lemahnya kemampuan MCS, baik dalam
138 kualitas sumberdaya manusia, kapasitas kelembagaan, kapasitas di laut,
teknologi dan lain sebagainya. Dengan adanya political will dari pemerintah pusat dan dukungan dari pihak internasional serta dari berbagai sektor terkait
dan peran serta masyarakat, diharapkan kinerja MCS Indonesia dapat setara dengan negara maju dan mendapat pengakuan secara internasional.
4 Mengembangkan kerjasama internasional untuk memperkuat pelaksanaan operasional sistem MCS di bidang teknologi, SDM dan finansial.
Berbagai kelemahan dalam penerapan MCS secara operasional di Indonesia seperti mahalnya biaya investasi dan operasional MCS, lemahnya
sistem pendataan dan komputerisasi data, penyuluhan dan penyebaran informasi, serta terbatasnya sarana dan prasarana MCS dapat diatasi dengan
memanfaatkan berbagai peluang yang ada, diantaranya berupa kerjasama internasional.
3 Strategi S – T Strategi S – T merupakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk
menghindari ancaman-ancaman yang ada. Beberapa strategi yang dapat dilakukan adalah:
1 Mengintegrasikan kelembagaan yang ada Banyaknya lembaga yang berkepentingan dalam penerapan MCS tapi belum
menjalankan sesuai dengan fungsinya, dapat menjadi ancaman bagi pelaksanaan MCS. Tapi dengan adanya landasan yang kuat untuk pelaksanaan MCS dan
tingginya kesadaran hukum di laut serta telah adanya satu lembaga yang ditunjuk sebagai pelaksana MCS maka berbagai kelembagaan yang ada dapat
diintegrasikan dalam pelaksanaan MCS. 2 Memperkuat good governance dalam penerapan MCS
Dengan memperkuat good governance maka berbagai ancaman seperti konflik antar lembaga, lemahnya peraturan dan berbagai masalah ekonomi dapat
diminimalisir untuk penerapan MCS. 3 Membuat sebuah kebijakan integral yang komprehensif dalam penanganan
MCS
139 Untuk mengatasi berbagai ancaman pelaksanaan MCS baik dari sektor
kelembagaan, keuangan, pelanggaran perundang-undangan dan lain sebagainya perlu dibuat suatu strategi berupa kebijakan yang integral yang mencakup
keseluruhan aspek pelaksanaan MCS. Dengan adanya kebijakan yang komprehensif, diharapkan pelaksanaan MCS dapat lebih ditingkatkan menjadi
lebih baik.