Manfaat Penelitian Faktor kelembagaan

10 Asasi Manusia, Menteri Keuangan, Menteri Perhubungan, Menteri Kelautan dan Perikanan, Jaksa Agung Republik Indonesia, Panglima Tentara Nasional Indonesia, Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Badan Intelijen Nasional dan Kepala Staf Angkatan Tentara Nasional Indonesia dalam rangka menentukan kebijakan dan langkah operasional di bidang kelautan. Secara khusus penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi : 1 Departemen Kelautan dan Perikanan dalam rangka menyusun suatu kerangka kebijakan pembangunan ekonomi perikanan dan kelautan; 2 Nelayan dan pengusaha perikanan dalam menentukan posisi dan peranannya dalam pembangunan ekonomi dan usaha mereka, keamanan dan kenyamanan berusaha, kepastian hukum usaha dan kontribusinya dalam pembangunan bidang kelautan dan perikanan; 3 Bagi para pemangku kepentingan stakeholders lainnya, penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam rangka memberikan informasi yang berguna bagi mereka dalam kiprahnya sebagai bagian dari pelaku pembangunan kelautan dan perikanan.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dibatasi pada aspek penyusunan desain sistem MCS nasional dalam pembangunan kelautan Indonesia secara teoritis dan konseptual. Hal ini berarti bahwa penelitian berupaya membangun kerangka konseptual “desain sistem MCS kelautan nasional”, bukan desain teknis operasional sistem. Dalam arti lain, penelitian ini diletakkan pada fokus untuk menghasilkan kerangka konseptual kebijakan MCS kelautan nasional. Mengingat sangat luasnya cakupan aspek kelautan nasional, maka penelitian ini difokuskan pada upaya untuk pengkajian desain sistem MCS dalam sektor perikanan laut. Hal ini memberikan gambaran bahwa sekalipun penelitian ini mencoba meletakkan perlunya MCS kelautan nasional secara terpadu, akan tetapi mengingat prioritas pembangunan bidang kelautan adalah pada pengamanan pada sektor sumberdaya perikanan maka penelitian akan difokuskan pada kajian dalam sektor perikanan tangkap, dengan tanpa meninggalkan keterkaitannya dengan sektor lainnya. 11

1.7 Kerangka Penelitian.

Laut Indonesia yang demikian luasnya membutuhkan suatu sistem yang terpadu dalam pengelolaan sumber daya alam hayati dan sumber daya alam non hayati yang terkandung di dalamnya. Dalam rangka mengoptimalkan pengelolaannya diperlukan suatu sistem pengawasan agar sumber daya ini dapat terjaga keberlangsungannya. Dalam kaitan itu, pemerintah telah mencoba mengembangkan sistem MCS nasional terutama dalam bidang perikanan tangkap, namun fakta menunjukkan bahwa sistem tersebut belum berjalan secara sempurna. Pembangunan kelautan Indonesia menghadapi permasalahan yang sangat kompleks. Kompleksitas masalah pembangunan kelautan Indonesia dapat digambarkan seperti Gambar 2. Berdasarkan Gambar 2 dapat dilihat bahwa kebijakan pembangunan kelautan Indonesia dapat digambarkan menyentuh dua kelompok aspek penting yaitu : 1 Manajemen kelautan dan perikanan dan 2 Aspek hukum dan hankam yang didalamnya menyangkut peraturan perundangan, penegakan hukum dan pengadilan bagi pelanggar kehakiman, disamping aspek pertahanan dan keamanan nasional bangsa. Pada aspek manajemen perikanan dan kelautan hal- hal yang penting untuk dikelola adalah stok sumberdaya dan habitat dari sumberdaya, sehingga di dalamnya menyangkut aspek pengelolaan sumberdaya perikanan, migas, mineral, tambang, plasma nutfah, taman laut, dan benda cagar budaya, sedangkan aspek hukum dan hankam menyangkut aspek peraturan, perundangan, pengawasan, pemantauan, pengamanan, penegakan hukum kehakiman dan pertahanan keamanan baik wilayah maupun sumberdaya. Gambar 2 juga menunjukkan bahwa masalah kelautan nasional memiliki konpleksitas yang tinggi dan membutuhkan solusi untuk memecahkan konflik kepentingan kebutuhan antar komponen pelaku. Strategi MCS merupakan alternatif pemecahan yang dinilai dari permasalahan yang sedemikian kompleks dan dinamik tersebut. Desain sistem MCS merupakan desain sistem yang kompleks, dinamik dan probabilistik. Dalam penelitian dilakukan analisis untuk mendesain sistem MCS yang dimaksudkan bahwa proses dari sistem belum diketahui, sedangkan masukan dan keluaran sistem diketahui.